SHOPPING CART

close

Inilah Beberapa Kesalahan dalam Berbuka Puasa

Berbuka merupakan salah satu ajaran Islam. Terdapat beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam berbuka ini.

1. Menunggu Waktu Berbuka dengan Perbuatan Mubah Yang Melalaikan

Di bulan Ramadhan, baik malam maupun siang, semua stasiun televisi menyajikan berbagai acara spesial. Mulai dari acara sinetron, kuliner, hingga film atau sinetron religi. Maksud penata acara insya Allah mulia, yaitu selalu memberikan yang terbaik bagi para pemirsanya. Tapi karena begitu menariknya acara-acara itu, tidak jarang membuat kita lalai untuk melaksanakan amal-amal sunnah yang semestinya menjadi prioritas.

Tidak sedikit di antara umat Islam yang menghabiskan waktunya hampir di setiap sore dengan duduk-duduk manis di depan televisi. Menikmati acara demi acara dengan tekun. Bosan satu acara, pindah ke acara yang lain. Bosan dengan televisi, pindah ke radio atau kaset cd. Yang semua itu bersifat hiburan semata. Seakan-akan puasa telah menjadi beban yang membuatnya stres berat.

Bulan Ramadhan adalah bulan dilipatgandakannya pahala atas setiap kebajikan yang kita lakukan. Bila waktu kita habis oleh amal mubah, berarti kita telah kehilangan kesempatan yang amat baik ini.

Bulan Ramadhan itu sama dengan bulan yang terbaik bagi para pedagang untuk menjual barang dagangannya dengan harga yang paling tinggi. Siapa saja yang ingin memperoleh pahala yang sebanyak-banyaknya, maka Ramadhan adalah bulan yang terbaik untuk mengerjakan kebajikan sebanyak-banyaknya. Dan kita umat Islam memiliki pilihan amal kebajikan yang bermacam-macam, baik ibadah mahdhah maupun ibadah ghairu mahdhah.

Ibadah mahdhah yaitu ibadah yang tata caranya sudah ditentukan oleh agama, seperti: shalat, puasa, dan haji. Ibadah mahdhah juga disebut ibadah khusus, ibadah murni, atau ibadah ritual.

Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tata caranya diserahkan kepada umat Islam, seperti: mencari ilmu, membantu orang lain, dan berbakti kepada orang tua. Ibadah ghairu mahdhah juga disebut ibadah umum, atau ibadah sosial.

Baca Juga:

Apakah Menangis Bisa Membatalkan Ibadah Puasa?

***

2. Telat Berbuka dengan Sengaja

Dengan logika bahwa puasa itu sama dengan shalat karena sama-sama ibadah, semakin lama shalat semakin khusyuk, maka semakin lama berpuasa juga semakin baik.

Oleh karena itu boleh jadi ada orang Islam yang secara sengaja mengakhirkan waktu berbuka. Ia telat berbuka secara sengaja. Sudah tiba waktu berbuka, tapi tidak segera berbuka.

Sebenarnya hal ini bertentangan dengan tuntunan yang telah diberikan Nabi Muhammad Saw..

Rasulullah Saw. memberikan penjelasan, bahwa karena demikian pentingnya menyegerakan berbuka puasa ini, orang yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling segera berbuka, apabila waktu berbuka telah tiba. Beliau bersabda (hadits qudsi):

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِنَّ أَحَبَّ عِبَادِى إِلَىَّ أَعْجَلُهُمْ فِطْراً 

Allah Azza wa Jalla berfirman: “Hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah orang yang paling awal berbukanya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Hikmah diperintahkannya segera berbuka ini adalah mendidik kita untuk melakukan suatu tugas secara tepat waktu. Dengan demikian, apabila telah tiba waktu berbuka, hendaknya kita segera berbuka puasa. Tidak lagi menunda-nunda waktu berbuka, bila telah tiba waktunya.

Untuk lebih memahami masalah ini lebih detail, silakan menyimak artikel berikut:

Apa Hukum Menunda-nunda Waktu Berbuka Puasa?

***

3. Takjil Harus Berupa Makanan Istimewa

Banyak orang yang merasakan puasa sebagai beban, karena ketika puasa tidak boleh makan dan minum. Hal itu membuatnya seharian hanya memikirkan berbagai macam makanan dan minuman, yang pada hari biasa bisa dia nikmati kapan pun dia inginkan.

Semoga kita tidak termasuk yang demikian, meskipun kadang-kadang itulah yang kita rasakan.

Bagaimana Rasulullah memberikan teladan mengenai hidangan takjil, bisa kita simak bersama hadits berikut ini:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw. biasa berbuka dengan ruthabah (kurma matang yang masih basah) sebelum shalat maghrib. Bila tidak ada ruthabah, maka beliau berbuka dengan tamar (kurma kering). Dan bila tidak ada tamar, beliau berbuka dengan beberapa teguk air putih. (HR. Abu Dawud)

Ternyata hidangan takjil yang paling nyunnah dan paling baik adalah makanan yang amat sederhana, yaitu kurma basah. Bila tidak ada kurma basah, maka dengan kurma kering. Bila tidak ada kurma kering, maka cukup dengan air putih saja.

Selengkapnya pembaca dapat menyimak artikel berikut ini:

Hidangan Takjil Yang Sesuai Sunnah dan Paling Sehat

***

4. Berbuka Terlalu Kenyang

Banyak di antara kita yang menjadikan puasa semata-mata sebagai penghalang dari makan dan minum. Sehingga ketika datang waktu berbuka, kita melakukan balas dendam dengan makan dan minum sepuas-puasnya.

Memang berpuasa dalam arti sesungguhnya tidaklah ringan. Dalam keadaan puasa itu, kita sesungguhnya bukan sekedar melatih ketahanan atau kekuatan untuk tidak makan dan minum. Ada yang lebih utama dari itu, yaitu membuat diri kita lebih mampu menguasai diri sendiri untuk selalu melakukan yang terbaik.

Orang yang makan dan minum terlalu kenyang tentu bukan pilihan yang terbaik. Di mana dalam al-Qur’an pun kita memang diperintahkan untuk makan dan minum, tapi tidak boleh berlebihan.

Ketika sedang tidak berpuasa saja, kita dilarang makan dan minum secara berlebihan. Tentu seharusnya kita menjadi lebih bisa menahan diri untuk tidak makan dan minum secara berlebihan setelah berpuasa seharian.

Oleh karena itu, kita mendapati teladan dari Rasulullah Saw. tentang bagaimana beliau berbuka puasa. Seperti dijelaskan sebelumnya, Rasulullah Saw. biasa berbuka dengan makanan atau minuman sekedarnya saja.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ 

Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw. biasa berbuka dengan ruthabah (kurma matang yang masih basah) sebelum shalat maghrib. Bila tidak ada ruthabah, maka beliau berbuka dengan tamar (kurma kering). Dan bila tidak ada roti, beliau berbuka dengan beberapa teguk air putih. (HR. Abu Dawud)

________________

Sumber:

Buku Kesalahan-kesalahan Yang Sering Terjadi dalam Puasa dan Zakat, Ahda Bina A., Lc.

Tags:

2 thoughts on “Inilah Beberapa Kesalahan dalam Berbuka Puasa

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.