SHOPPING CART

close

Contoh Sifat Shidiq dalam Kehidupan Sehari-hari

Sebagai salah satu sifat utama nabi, shidiq merupakan sifat yang tetap relevan di setiap waktu dan tempat. Di mana pun dan kapan pun, sifat shidiq merupakan sifat yang selalu dicintai oleh semua orang. Hingga dalam komunitas para pendusta pun, sifat shidiq tetaplah berharga, setidaknya mereka bersifat shidiq untuk kalangan mereka sendiri.

1. Shidiq dalam Belajar-Mengajar

Tidak sedikit para pelajar maupun mahasiswa melakukan berbagai kecurangan demi memperoleh nilai yang baik. Tanpa rasa malu mereka melakukan berbagai perbuatan tercela, seperti: mencontek, copy-paste pekerjaan teman, bahkan melakukan plagiat atas hasil karya orang lain.

Ketika mencontek dalam ujian, mereka tidak malu kepada teman sesama siswa atau mahasiswa. Mereka tidak merasa malu membohongi bapak/ibu guru dan dosen. Mereka membuat kesan, bahwa mereka telah memahami pelajaran, padahal belum paham.

Tindak kejahatan seperti itu akan semakin parah, apabila guru dan dosen tidak tegas memberikan hukuman bagi kejahatan tersebut. Dan akan semakin parah, apabila guru dan dosen menganggap kejahatan itu sebagai perbuatan yang wajar-wajar saja.

Demikian pula, ketika memperoleh tugas dari bapak/ibu guru maupun dosen, mereka juga tidak merasa malu meng-copy-paste hasil pekerjaan temannya. Jadilah tidak ada yang mereka kerjakan selain mengedit ukuran dan jenis huruf untuk mengelabui bapak/ibu guru dan dosen.

Mereka berusaha membuat kesan bahwa mereka tidak mengcopy-paste hasil pekerjaan teman. Mereka ingin membuat kesan, bahwa seakan-akan mereka pun telah bersusah payah menyusun pekerjaan tersebut, padahal tidak. Bukannya bersusah payah mengerjakan tugas, tapi mereka hanya bersusah payah berusaha mengecoh bapak/ibu guru dan dosen.

Sudah sepantasnya berbagai perbuatan yang tidak shidiq itu memperoleh hukuman yang tegas dari bapak/ibu guru ataupun dosen. Tidak mustahil, mereka akan melanjutkan kebiasaan buruk itu setelah lulus sekolah atau kuliah di tempat mereka bekerja di kemudian hari. Tentu lebih mudah memperbaiki sifat mereka di saat mereka masih menjadi siswa atau mahasiswa, dibandingkan ketika mereka nanti telah menjadi pegawai atau pejabat.

Baca Juga:

Shidiq: Pengertian dan Urgensinya dalam al-Qur’an-Hadits

***

2. Shidiq dalam Bekerja

Sebagaimana sifat shidiq amat diperlukan dalam proses belajar-mengajar, sifat shidiq juga diperlukan dalam bekerja. Baik bekerja sebagai pegawai maupun ketika berwirausaha. Baik bekerja sebagai pegawai negeri maupun pegawai swasta.

Menggambarkan pentingnya sifat shidiq dalam bekerja ini, Nabi Muhammad Saw. bersabda:

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا.

Penjual dan pembeli masih dalam masa khiyar (memilih melanjutkan atau menghentikan transaksi), selama mereka belum berpisah. Selama keduanya bersikap shidiq dan berterus-terang, transaksi keduanya akan diberkahi. Bila keduanya bersikap kadzib dan suka menyembunyikan, maka berkah transaksi pun akan dihapus. (HR. Muslim)

Dengan demikian, sifat shidiq merupakan syarat mutlak bagi turunnya berkah atas hasil pekerjaan. Tanpa sifat shidiq, berkah dari pekerjaan tidak akan pernah turun. Boleh jadi pekerjaan nampak menguntungkan, tapi akhirnya akan merugikan. Boleh jadi materi bertambah, tapi keluarga berantakan. Dan boleh jadi jabatan semakin tinggi, tapi terali besi telah siap menanti.

Na’ûdzu billâh min dzâlik

Semoga Allah menghindarkan diri kita dan anak-cucu kita dari sifat kadzib…

Baca Juga:

Teladan Sifat Shidiq dalam Perilaku Para Nabi

***

3. Shidiq dalam Berumah Tangga

Dalam kehidupan rumah tangga, shidiq merupakan sifat yang mutlak diperlukan, baik sebagai suami maupun isteri. Dengan sifat shidiq ini suami-isteri akan meyakini ketulusan pasangannya untuk memberikan kebahagiaan yang berlaku secara timbal-balik. Suami percaya isterinya merupakan seorang isteri yang setia, dan isteri pun percaya suaminya merupakan suami yang setia.

Dengan demikian, suami-isteri pun bisa berperan sesuai dengan fungsinya masing-masing secara optimal. Hasilnya, masing-masing pun akan menikmati hasil kerja pasangannya secara maksimal. Dan jadilah rumah tangga sebagai surga dunia.

Sebaliknya, rumah tangga yang selalu diliputi oleh sifat kadzib akan jauh dari kebahagiaan dan ketenangan. Yang ada hanyalah perasaan saling curiga dan sikap berburuk sangka (su’udhan). Suami meragukan kesetiaan isteri, dan isteri pun meragukan kesetiaan suami. Suami gagal memberikan yang terbaik untuk isteri, dan isteri pun gagal memberikan yang terbaik untuk suami. Jadilah rumah tangga terasa bagai neraka.

Baca Juga:

Inilah Beberapa Contoh Buah dari Sifat Shidiq

***

4. Shidiq dalam Berdakwah

Tidak bisa dibayangkan, bahwa dakwah akan sukses dengan sifat kadzib. Ustadz menipu jamaah. Kyai menipu santri. Ulama menipu masyarakat. Memang mereka bukan nabi. Tapi sungguh tindakan mereka akan menjadi tolok ukur bagi orang lain dalam memandang ajaran agama. Memang mereka bukan rasul. Tapi masyarakat telah menjadikan mereka sebagai pewaris tugas para nabi.

Dalam sebuah majelis, Imam Malik ditanya oleh jamaahnya tentang tujuh perkara. Beliau hanya mampu menjawab satu pertanyaan, sementara yang enam pertanyaan beliau jawab dengan jawaban, “Aku tidak tahu.” Beliau berterus terang.

Mungkin saja beliau merasa malu. Mungkin pula beliau merasa khawatir orang lain akan meragukan keilmuannya. Namun beliau lebih malu kepada Allah Yang Maha Mengetahui. Beliau jelas lebih khawatir Allah akan mencabut berkah ilmunya. Dan ternyata, keterusterangan beliau itu berbuah kepercayaan masyarakat yang semakin mantap akan keilmuan dan ketakwaan beliau.

Sesungguhnya seorang dai tidak sedang berbisnis dengan siapapun, selain dengan Allah saja. Seorang dai tidak sedang bertransaksi dengan jamaah. Ia tidak sedang berusaha mengambil simpati orang lain. Ia hanya sedang bertransaksi untuk ridha dan simpati dari Allah Swt.. Dengan demikian, ia tidak mengkhawatirkan apapun selain kepercayaan Allah pada dirinya.

Pada saat itulah, seorang dai bisa menjaga sifat shidiq yang sudah sepantasnya menjadi sifat utama bagi setiap pewaris risalah kenabian.

_____________

Sumber dan Bacaan: 

– Buku Dahsyatnya 4 Sifat NabiAhda Bina A. Lc. 

– Buku ar-Rusul war-Risalat‘, Syeikh Umar Sulaiman al-Asyqat.

– Artikel Shifat al-Anbiya’ war RusulSyeikh Batul ad-Daghim. mawdoo3.com

Tags:

One thought on “Contoh Sifat Shidiq dalam Kehidupan Sehari-hari

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.