SHOPPING CART

close

Cinta Sejati Hanya Bisa Dibuktikan dengan Pernikahan

Baru-baru ini kami menerima pesan whatsapp yang sangat menarik. Setidaknya hal ini berkaitan dengan tema Hukum Keluarga.

Bukan diskusi ilmiah. Sekedar tanya-jawab yang sambung-menyambung. Mengalir saja, dan saya posting di sini. Siapa tahu ada yang punya masalah semisal.

***

Pendahuluan

+ Assalamualaikum Pak, ini Ananda, maaf sebelumnya saya menghubungi lewat chat, sebenernya saya sebelumnya memang ada rencana buat ke rumah, buat ngobrol sama Bapak tapi sepertinya saya belum bisa kesana dulu, Bapak gimana kabarnya?

– Wa alaikumus salam wa rahmatullah wa barakatuh. Alhamdulillah sehat, semoga Ananda juga sehat selalu bersama keluarga, amin. Iya silakan. Ada perlu dgn saya?

+ Aamiinn. Cuma mau ngobrol saja sebenernya Pak, sekalian curhat dikit gitu hehe, sebelumnya saya mau minta maaf dulu kalo sering ngerepotin.

– Iya ndak papa. Silakan…

Baca Juga:

Hukum Memanggil Istri dengan Sebutan Adik, Ummi atau Mama

***

Hubungan Yang Sehat dengan Lawan Jenis

+ Mau tanya ke Bapak, kalo menurut Bapak, hubungan yang sehat itu kayak gimana Pak?

– Hubungan dgn lawan jenis?

+ iya Pak

– Kalau yang paling sehat ya nikah dulu, Nak. Tapi bukan itu kan?

+ hehe iya Pak

– Intinya. Laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang benar-benar berbeda. Baik secara fisik. Cara berpikir. Cara merasakan. Beda. Oleh karena itu yang paling penting bisa saling menerima dan memaafkan.

***

Perlu Waktu

+ cara untuk mencapai itu bagaimana Pak?

– Susah Nak. Perlu waktu dan latihan bertahun-tahun. Ya sekitar 10 tahun. Biasanya setelah punya beberapa anak.

+ berarti perlu mengenal pasangan banget ya Pak?

– Kalau mengenal banget perlu waktu lebih lama lagi. Sekitar 20 tahun setelah menikah.

+ kalau kita proses mengenalnya baru banget, tapi udah ngejalanin hubungan itu gimana Pak?

– Ndak masalah. Yang penting kita sudah siap untuk menerima segala kekurangannya. Karena setiap orang pasti ada kelemahan dan kekurangan.

+ Bapak tau istilah love bombing ndak Pak? takutnya jatuhnya kayak gitu Pak.

– Iya memang pacaran itu biasanya terjebak pada love bombing. Kadang masing-masing pihak juga berusaha menampilkan sisi terbaiknya. Dan menyembunyikan sisi buruknya. Nah nanti baru ketahuan aslinya setelah menikah. Satu rumah satu kamar. Sudah ndak bisa lagi pura-pura kan.

Baca Juga:

Mengenal Shighat Taklik Talak: Perlindungan untuk Istri

***

Ketika Hubungan Menjadi Tidak Sehat

+ iya sih Pak. Tapi Pak, apakah masalah dalam hubungan itu harus diselesaikan dengan nyari pengganti yang baru Pak? apa memang tidak bisa diperbaiki?

– Ya itu terserah masing-masing pribadi. Semuanya pasti ada pertimbangannya. Tapi memang perempuan biasanya agak susah untuk diajak balik ketika sudah putus. Mungkin perlu waktu. Misalnya untuk melupakan sakit hatinya. Allahu a’lam.

+ memang terkadang menerima pilihannya itu jalan keluar terbaik ya Pak hehe. Terkadang kita harus mengesampingkan bahagia nya kita demi bahagianya orang lain, nggak melulu harus ngikutin kemauan kita karena orang lain juga punya kemauan nya mereka sendiri ya Pak

– Iya. Kadang nanti kebalik. Yang laki-laki sudah tidak minat. Yang perempuan malah baru mau balik.

***

Mengendalikan Harapan

+ nah itu yang saya takutin Pak. Karena dulu Fulanah juga kayak gitu Pak. Sebenernya berharap itu boleh apa enggak Pak?

– Iya, Ananda masih sangat muda. Meskipun sekarang sudah mulai beranjak dewasa. Di masa mendekati tua ini, saya sendiri belajar. Dan membuktikan. Bahwa semakin berharap itu ternyata semakin sakit. Jadi memang lebih aman kita tidak usah berharap sama sekali. Itu lebih ringan.

+ susah Pak tapi kalau mau bertahan tanpa berharap sama sekali. yang bisa saya lakuin sekarang cuma berdoa Pak. saya berdoa, kalaupun memang belum saatnya, setidaknya biarkan saya bisa bertahan sampai ‘saat itu’ datang, saya mau memperbaiki diri dulu sebelum meminta untuk kembali lagi.

Karena saya merasa saya sudah menemukan orang yang tepat, mungkin akan sulit untuk merubah perasaan itu, bahkan saya rasa tidak mungkin bagi saya bi, jadi saya hanya bisa melakukan yang bisa saya lakukan untuk sekarang, introspeksi diri dan memperbaiki apa yang sekiranya dapat diperbaiki, tidak lupa juga meminta ke Allah, saya rasa itu jalan terbaik yang bisa saya lalui untuk sekarang.

– Iya. Ananda masih muda. Berbagai kesempatan baik masih terbuka luas. Ke depan akan semakin banyak pilihan dan kemungkinan. Perempuan itu tambah umur, tambah tinggi pendidikan, tambah bagus status sosialnya. Dia itu makin sedikit pilihan jodohnya. Laki-laki kebalikannya. Makin tua, makin terpelajar, makin terhormat. Malah tambah banyak pilihan.

Baca Juga:

Salahkah Minta Cerai karena Suami Suka Judi dan Hutang?

***

Makin Dikerjar Makin Menjauh

+ mungkin memang akan ada banyak pilihan yang datang ke saya, tapi untuk sekarang saya memilih untuk seperti ini Pak, kalau dari hati saya memang inginnya seperti ini ya mau gimana gitu Pak hehe. iyaa Pak, maka dari itu saya mau memperbaiki diri dulu sebelum meminta kembali, agar nanti ketika sudah saat nya meminta, setidaknya diri saya sudah layak untuk menjadi pilihan nya Pak hehe.

Bapak kalau punya suatu keinginan dari diri sendiri itu kira2 apakah Bapak akan ngikutin keinginan itu atau seperti apa Pak?

Ini pertanyaan sederhana tapi jawabannya bisa kompleks. Mungkin bisa lebih dipersempit. Arahnya ke mana ini. Atau kasusnya gimana. Apa masih berkaitan dengan hubungan lawan jenis.

+ kalau berkaitan dengan hubungan lawan jenis bagaimana Pak?

– Dulu waktu masih muda tentu saja juga suka mengejar. Tapi ternyata itu salah. Ketika perempuan sudah tegas menolak, kita harus menghentikan pengejaran. Buang-buang tenaga, waktu dan pikiran. Memang tidak mudah. Sakit sudah pasti. Namun itulah pil pahit yang harus kita nikmati. Apalagi kalau sudah pernah jalan bareng. Lalu putus. Untuk nyambung lagi ternyata lebih sulit. Semakin kita memaksa semakin dia keras menolak. Sedih tambah parah. Kecewa luar biasa. Namun tidak ada pilihan lain. Kita terima kenyataan itu sebagai pelajaran yang sangat berharga. Supaya kita lebih berhati-hati dalam membuat setiap keputusan.

Baca Juga:

Suami-Istri Bercerai Siapa Menanggung Nafkah Anak

***

Kehilangan Cinta

Perubahan itu terasa sangat drastis. Perjalanan yang semula penuh bunga, tiba-tiba saja jadi gersang. Kita seperti pindah, atau lebih tepatnya terlempar ke alam lain. Namun di saat seperti itulah kedewasaan meningkat dengan pesat. Hanya orang dewasa yang mampu menghadapi dan menerima apa yang dia tidak suka.

Nah, ternyata. Setelah beberapa waktu kita sudah mulai mampu menerima kenyataan pahit itu. Eh, dia yang datang memohon sambung lagi. Nah di situlah nanti kedewasaan kita diuji lagi. Mampukah kita memaafkannya. Sangat berat. Nah, setelah sekian waktu itu. Ternyata kriteria kita tentang perempuan idaman itu sudah berkembang. Alias berubah. Jadi, ndak usah terburu-buru. Kesempatan dan berbagai kemungkinan masih bisa terjadi. Yang kadang atau bahkan seringkali berbeda dengan yang kita pikirkan sekarang.

***

Cinta Ibadah dan Cinta Hawa Nafsu

+ Bapak kok bisa paham yang saya maksud😭 semua kata2 nya Bapak relate banget Pak😭 Ini yang saya rasain sih Pak, ketika sudah melakukan berbagai hal, terus sekarang baru kepikiran kenapa saya seperti itu, kenapa melakukan hal itu, baru sadar sama setiap kesalahan yang saya lakuin gitu. Tapi kok bisa ya Pak, kayak, dari semua kebaikan yang udah dilewati, yang udah dilakuin, kenapa yang diingat malah 1 kesalahan sehingga kebaikan2 nya kayak jadi ga berarti gitu Pak.

Bapak pernah ngalamin kayak gini ndak Pak? kalau pernah gimana cara nanggepin nya Pak? atau kalau ndak pernah kira2 apa yang akan Bapak lakuin untuk nanggepin itu Pak? iyaa Pak, Ananda ndak buru2, katanya mama saya juga gitu Pak, kasih waktu dulu, intropeksi diri kira2 apa yang salah, gimana memperbaiki nya

– Orang menolak itu bisa macam-macam. Banyak kemungkinan. 1. Kriteria calon pasangan berubah 2. Kriteria tetap, tapi calon pasangan yang berubah. Dulu memenuhi kriteria, sekarang tidak. 3. Sudah dapat calon pasangan lain yang lebih mendekati kriteria 4. Lagi pingin sendiri aja. Mungkin lagi jenuh dan suntuk. 5. Dan lain-lain.

Orang jatuh cinta macam-macam alasannya. Dan orang benci juga macam-macam alasannya. Ada yang cinta karena ibadah, ada yang karena hawa nafsu. Kalau nikah, bisa murni ibadah, bisa murni hawa nafsu. Atau campuran ibadah dan hawa nafsu. Orang benci juga bisa ibadah, bisa juga hawa nafsu, atau gabungan ibadah dan hawa nafsu. Nah kalau pacaran gimana. Ini yang agak rumit. Karena pacaran itu kan hubungan yang sebenarnya tidak jelas.

***

Hanya Penderitaan Yang Membuatmu Dewasa

+ ini yang saya rasain sih Pak, ketika sudah melakukan berbagai hal, terus sekarang baru kepikiran kenapa saya seperti itu, kenapa melakukan hal itu, baru sadar sama setiap kesalahan yang saya lakuin gitu

– Iya ini perlu proses. Tidak ada orang yang langsung dewasa. Harus bersakit-sakit dahulu. Berdarah-darah. Bersimbah air mata. Jadi dewasa kemudian.

+ tapi kok bisa ya Pak, kayak, dari semua kebaikan yang udah dilewati, yang udah dilakuin, kenapa yang diingat malah 1 kesalahan sehingga kebaikan2 nya kayak jadi ga berarti gitu Pak

– Iya inilah manusia. Panas setahun, musnah karena hujan satu jam. Nila setitik rusak susu sebelanga. Itulah hawa nafsu. Belum dewasa.

+ Bapak pernah ngalamin kayak gini ndak Pak? kalau pernah gimana cara nanggepin nya Pak? atau kalau ndak pernah kira2 apa yang akan Bapak lakuin untun nanggepin itu Pak?

– Iya pernah. Pasti sakit. Bisa menjadi penyesalan seumur hidup. Namun itulah makna qadha qadar Allah. Inilah untungnya jadi orang yang beriman. Semua pasti baik. Penyesalan memberikan pelajaran yang sangat berharga. Ananda kan belum niat menikah dalam waktu dekat ini. Fulanah juga belum. Jadi hubungan yang dijalin selama belum siap menikah itu sebenarnya coba-coba aja. Belum benar-benar serius. Nanti kalau sudah benar-benar siap menikah. Baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Itulah saatnya bicara secara serius. Iya kan.

+ iya Pak Insya Allah bisa Ananda jadikan pelajaran juga. iyaa Pak, paham. iyaa Pak, jadi ndak perlu memaksakan yang belum seharusnya yaa Pak. Nanti kalau memang sudah tiba waktunya pasti yang nggak dipaksa itu yang akan terjadi.

– Iya Nak. Sampean tunggu setengah tahun aja. Nanti hati sampean pasti berubah. Perasaan yang menggebu itu. Love bombing. Pasti surut.

Baca Juga:

Macam-macam Masa Iddah: Penjelasan dan Contoh Kasus

***

Cinta Sejati Hanya Dibuktikan dengan Pernikahan

+ Iyaa Pak bismillah. tapi Pak, apabila nggak berubah bagaimana? apakah memang keyakinan saya lebih besar sehingga perasaan saya tidak berubah? apakah memang itu tandanya harus saya perjuangkan?

– Waktu kuliah kan banyak perempuan cantik. Juga sepertinya banyak yang salehah. Ditunggu saja. Sabar. Kalau tidak berubah. Malah makin menjadi. Tambah parah. Ya datang saja ke rumah. Lamar si Fulanah. Langsung mau nikah. Misalnya dia sudah punya pacar yang lain. Suruh putus. Karena sampean mau serius. Nikah. Pasti dia mau. Kalau dia tidak mau. Yah nanti saya bantu cari yang lebih baik. Banyak itu Nak. Stok melimpah…

+ Iya Pak, saya juga merasa di dunia kuliah ini lebih banyak pilihan, tapi entah mengapa sudah beberapa bulan ini berjalan saya tetap tidak tertarik untuk mendekati salah satunya Pak. Bapak sendiri akan mengikuti pilihannya Fulanah ya Pak?

– Ya biasanya sebagai orangtua, kita hanya memberikan arahan. Tapi keputusan tetap di tangan yang bersangkutan. Toh dia sendiri yang nanti akan menjalani dan menanggung resiko. Iya kan.

+ Iyaa Pak bener

– Nikah itu ibadah. Tidak harus dengan seseorang tertentu. Yang penting dia perempuan baik2. Dari keluarga baik2. Kalau kita mengharuskan dengan seseorang tertentu. Nah itu masuk hawa nafsu. Hawa nafsu bikin buta mata. Buta hati. Tidak bisa berpikir dengan jernih. Nanti juga akan menyesal sendiri. Maaf ya Nak. Jadi ceramah ini.

+ ndak apa2 Pak, malah saya bersyukur bisa ngobrol sama Bapak ini, dapet pelajaran banyak saya Pak🙏🏻

Dan seterusnya. Dan seterusnya.

Baca Juga:

Istri Sudah Bekerja Sejak Belum Menikah Haruskah Izin Suami

***

Penutup

Ya, inilah kenyataan hidup Sodara-sodara. Kita tidak bisa langsung memberikan penilaian dan vonis. Apalagi kita berhadapan dengan anak-anak muda.

Ah, Anda ini. Seperti tidak pernah muda saja.

Nikmatnya-Pacaran-Setelah-Pernikahan
Buku Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan
Tags:

0 thoughts on “Cinta Sejati Hanya Bisa Dibuktikan dengan Pernikahan

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.