SHOPPING CART

close

Hadits-hadits tentang Zhihar dan Terjemahnya

Berikut ini merupakan himpunan hadits tentang zhihar.

Yang kami ambil kitab matan Nailul Authar.

Yaitu Kitab Muntaqal Akhbar.

1. Hadits Salamah bin Shakhar ra.

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ صَخْرٍ قَالَ : كُنْتُ امْرَأً قَدْ أُوتِيتُ مِنْ جِمَاعِ النِّسَاءِ مَا لَمْ يُؤْتَ غَيْرِي، فَلَمَّا دَخَلَ رَمَضَانُ ظَاهَرْتُ مِنْ امْرَأَتِي حَتَّى يَنْسَلِخَ رَمَضَانُ فَرَقًا مِنْ أَنْ أُصِيبَ فِي لَيْلَتِي شَيْئًا، فَأَتَتَايَعَ فِي ذَلِكَ إلَى أَنْ يُدْرِكَنِي النَّهَارُ وَأَنَا لَا أَقْدِرُ أَنْ أَنْزِعَ، فَبَيْنَا هِيَ تَخْدُمُنِي مِنْ اللَّيْلِ، إذْ تَكَشَّفَ إلَيَّ مِنْهَا شَيْءٌ، فَوَثَبْتُ عَلَيْهَا، فَلَمَّا أَصْبَحْتُ غَدَوْت عَلَى قَوْمِي، فَأَخْبَرْتُهُمْ خَبَرِي، وَقُلْت لَهُمْ : انْطَلِقُوا مَعِي إلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأُخْبِرَهُ بِأَمْرِي. فَقَالُوا : وَاَللَّهِ، لَا نَفْعَلُ، نَتَخَوَّفُ أَنْ يَنْزِلَ فِينَا قُرْآنٌ، أَوْ يَقُولَ فِينَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَقَالَةً يَبْقَى عَلَيْنَا عَارُهَا، وَلَكِنْ اذْهَبْ أَنْتَ وَاصْنَعْ مَا بَدَا لَكَ.

فَخَرَجْتُ حَتَّى أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَخْبَرْتُهُ خَبَرِي، فَقَالَ لِي : أَنْتَ بِذَاكَ ؟ فَقُلْت : أَنَا بِذَاكَ. فَقَالَ : أَنْتَ بِذَاكَ ؟ قُلْت : أَنَا بِذَاكَ. فَقَالَ : أَنْتَ بِذَاكَ ؟ قُلْت : نَعَمْ، هَا أَنَا ذَا، فَامْضِ فِي حُكْمِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَأَنَا صَابِرٌ لَهُ. قَالَ : أَعْتِقْ رَقَبَةً. فَضَرَبْتُ صَفْحَةَ رَقَبَتِي بِيَدِي، وَقُلْت : لَا، وَاَلَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، مَا أَصْبَحْتُ أَمْلِكُ غَيْرَهَا. قَالَ : فَصُمْ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ. قَالَ : قُلْت : يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَهَلْ أَصَابَنِي مَا أَصَابَنِي إلَّا فِي الصَّوْمِ ؟ قَالَ : فَتَصَدَّقْ. قَالَ : قُلْت : وَاَلَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ، لَقَدْ بِتْنَا لَيْلَتَنَا وَحْشًا مَا لَنَا عَشَاءٌ. قَالَ : اذْهَبْ إلَى صَاحِبِ صَدَقَةِ بَنِي زُرَيْقٍ، فَقُلْ لَهُ فَلْيَدْفَعْهَا إلَيْكَ فَأَطْعِمْ عَنْكَ مِنْهَا وَسْقًا مِنْ تَمْرٍ سِتِّينَ مِسْكِينًا، ثُمَّ اسْتَعِنْ بِسَائِرِهِ عَلَيْكَ وَعَلَى عِيَالِكَ.

قَالَ : فَرَجَعْتُ إلَى قَوْمِي، فَقُلْت : وَجَدْتُ عِنْدَكُمْ الضِّيقَ وَسُوءَ الرَّأْيِ، وَوَجَدْتُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّعَةَ وَالْبَرَكَةَ، وَقَدْ أَمَرَ لِي بِصَدَقَتِكُمْ فَادْفَعُوهَا إلَيَّ. قَالَ : فَدَفَعُوهَا إلَيْهِ. رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُو دَاوُد وَالتِّرْمِذِيُّ، وَقَالَ : حَدِيثٌ حَسَنٌ.

Awal mula kisah ini

Dari Salamah bin Shakhr, dia berkata, “Aku adalah seorang laki-laki yang diberi keinginan untuk bercampur dengan perempuan melebihi orang pada umumnya.

Ketika datang bulan Ramadhan, aku menzhihar istriku hingga kemudian Ramadhan pun berlalu sekian waktu tanpa aku berkeinginan apa-apa pada setiap malam.

Aku bisa mempertahankan keadaan itu hingga siang harinya. Namun ketika istriku melayaniku pada suatu malam, tiba-tiba saja nampaklah sebagian tubuhnya, aku pun memeluknya (dst.).

Ketika pagi tiba, aku menemui kaumku, lalu aku memberitahu mereka tentang hal itu.

Aku katakan pada mereka, “Pergilah bersamaku menemui Rasulullah Saw. untuk menanyakan masalahku itu.”

Namun mereka menjawab, “Demi Allah, kami amat khawatir akan turun sebuah ayat, atau Rasulullah Saw. akan bersabda dengan sesuatu yang akan membuat kami malu. Pergilah sendiri dan berbuatlah sesuai dengan pertimbanganmu.”

Pergi menemui Rasulullah Saw.

Maka aku pun pergi menemui Nabi Saw. dan memberitahu beliau tentang masalahku itu.

Beliau bersabda, “Apakah benar engkau telah melakukan itu?”

Aku menjawab, “Benar, aku telah melakukannya.”

Beliau bersabda, “Apakah benar engkau telah melakukannya?”

Aku menjawab, “Ya. Inilah saya. Maka putuskanlah sesuai dengan hukum Allah ‘Azza wa Jalla. Saya akan menerimanya dengan sabar.”

Beliau bersabda, “Bebaskanlah seorang budak.”

Maka aku pun memukul leherku dengan tanganku, lalu aku berkata, “Tidak. Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak memiliki siapa-siapa selain istriku itu.”

Beliau bersabda, “Bila demikian, berpuasalah selama dua bulan berturut-turut.”

Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, bukankah yang menimpaku ini juga karena puasa?”

Beliau bersabda, “Bila demikian, bersedekahlah.”

Aku menjawab, “Demi Dzat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, sungguh semalam kami tidur dengan perut lapar, karena kami tidak punya apa-apa untuk makan malam.”

Beliau bersabda, “Pergilah ke orang dermawan Bani Zuraiq, lalu katakan padanya untuk memberikannya padamu. Lalu dengan satu wisq kurma diantaranya berilah makan enam puluh orang miskin, dan sisanya adalah untukmu dan keluargamu.”

Lalu aku pun menemui kaumku lagi dan berkata, “Aku mendapati pada diri kalian kesempitan dan pikiran yang buruk. Dan aku mendapati pada diri Rasulullah Saw. keluasan dan keberkahan. Sungguh beliau telah memerintahkan padaku untuk mengumpulkan sedekah kalian. Maka berikanlah sedekah kalian padaku.” Maka mereka pun memberikan sedekah padaku.”

(HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi berkata, “Hadits hasan.”)

***

2. Hadits Salamah bin Shakhar ra. yang kedua

وَعَنْ سَلَمَةَ بْنِ صَخْرٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمُظَاهِرِ يُوَاقِعُ قَبْلَ أَنْ يُكَفِّرَ، قَالَ : كَفَّارَةٌ وَاحِدَةٌ. رَوَاهُ ابْنُ مَاجَهْ وَالتِّرْمِذِيُّ.

Dan dari Salamah bin Shakhr, dari Nabi Saw. tentang seorang laki-laki yang telah melakukan dhihar (kepada istrinya), lalu laki-laki itu mencampuri (istrinya) sebelum membayar kafarah. Beliau bersabda, “Satu kafarah.”

(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Baca juga:

ZHIHAR: Pengertian, Hukum, Kafarah Dan Hikmahnya

***

3. Hadits Salamah bin Shakhar ra. yang ketiga

عَنْ سَلَمَةَ بْنِ صَخْرٍ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهُ مِكْتَلًا فِيهِ خَمْسَةَ عَشَرَ صَاعًا، فَقَالَ : أَطْعِمْهُ سِتِّينَ مِسْكِينًا، وَذَلِكَ لِكُلِّ مِسْكِينٍ مُدٌّ. رَوَاهُ الدَّارَقُطْنِيّ وَلِلتِّرْمِذِيِّ مَعْنَاهُ.

Dan dari Abu Salamah, dari Salamah bin Shakhr, bahwa Nabi Saw. memberinya satu keranjang (kurma) yang berisi lima belas sha’. Lalu beliau bersabda, “Berilah makan enam puluh orang miskin, setiap orang satu mudd.”

(HR. Ad-Daruquthni, demikian Tirmidzi dengan makna yang sama.)

***

4. Hadits Ibnu ‘Abbas ra.

وَعَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ ظَاهَرَ مِنْ امْرَأَتِهِ فَوَقَعَ عَلَيْهَا، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، إنِّي ظَاهَرْتُ مِنْ امْرَأَتِي، فَوَقَعْتُ عَلَيْهَا قَبْلَ أَنْ أُكَفِّرَ. فَقَالَ : مَا حَمَلَكَ عَلَى ذَلِكَ، يَرْحَمُكَ اللَّهُ ؟ قَالَ : رَأَيْت خَلْخَالَهَا فِي ضَوْءِ الْقَمَرِ. قَالَ : فَلَا تَقْرَبْهَا حَتَّى تَفْعَلَ مَا أَمَرَكَ اللَّهُ. رَوَاهُ الْخَمْسَةُ إلَّا أَحْمَدَ، وَصَحَّحَهُ التِّرْمِذِيُّ.

وَهُوَ حُجَّةٌ فِي تَحْرِيمِ الْوَطْءِ قَبْلَ التَّكْفِيرِ بِالْإِطْعَامِ وَغَيْرِهِ.

وَرَوَاهُ أَيْضًا النَّسَائِيّ عَنْ عِكْرِمَةَ مُرْسَلًا وَقَالَ فِيهِ : فَاعْتَزِلْهَا حَتَّى تَقْضِيَ مَا عَلَيْكَ.

وَهُوَ حُجَّةٌ فِي ثُبُوتِ كَفَّارَةِ الظِّهَارِ فِي الذِّمَّةِ.

Dan dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, bahwa seorang laki-laki yang telah menzhihar istrinya dan mencampurinya, menemui Nabi Saw. Dia berkata, “Wahai Rasulullah, Aku telah menzhihar istriku, lalu aku mencampurinya sebelum aku membayar kafarah.”

Beliau bersabda, “Apa yang telah membuatmu melakukan itu? Semoga Allah merahmatimu.”

Laki-laki itu menjawab, “Aku melihat gelang kakinya di bawah sinar rembulan.”

Beliau bersabda, “Janganlah engkau mendekatinya, sampai engkau melakukan apa yang diperintahkan Allah padamu (yaitu membayar kafarah).”

(HR. Lima, kecuali Ahmad, dan Tirmidzi menshahihkannya.)

Hadits ini menjadi dalil bagi diharamkannya persetubuhan sebelum pembayaran kafarah, baik dengan makanan atau yang lain.

Dan juga diriwayatkan oleh Nasa’i dari ‘Ikrimah secara mursal, dimana beliau bersabda, “Jauhilah dia, sampai engkau membayar kewajibanmu.”

Hadits ini menjadi dalil bagi diwajibkannya kafarah zhihar sebagai tanggungan yang harus segera dibayar.

***

5. Hadits Khaulah binti Malik bin Tsa’labah ra.

وَعَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ مَالِكِ بْنِ ثَعْلَبَةَ قَالَتْ : ظَاهَرَ مِنِّي أَوْسُ بْنُ الصَّامِتِ، فَجِئْت رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْكُو إلَيْهِ، وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَادِلُنِي فِيهِ، وَيَقُولُ : اتَّقِي اللَّهَ، فَإِنَّهُ ابْنُ عَمِّك. فَمَا بَرِحَ حَتَّى نَزَلَ الْقُرْآنُ : ( قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا ) إلَى الْفَرْضِ، فَقَالَ : يُعْتِقُ رَقَبَةً. قَالَتْ : لَا يَجِدُ. قَالَ : فَيَصُومُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ. قَالَتْ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، إنَّهُ شَيْخٌ كَبِيرٌ، مَا بِهِ مِنْ صِيَامٍ. قَالَ : فَلْيُطْعِمْ سِتِّينَ مِسْكِينًا. قَالَتْ : مَا عِنْدَهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَصَدَّقُ بِهِ. قَالَتْ : فَأُتِيَ سَاعَتَئِذٍ بِعَرَقٍ مِنْ تَمْرٍ، قَالَتْ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَإِنِّي سَأُعِينُهُ بِعَرَقٍ آخَرَ. قَالَ : قَدْ أَحْسَنْت، اذْهَبِي، فَأَطْعِمِي بِهِمَا عَنْهُ سِتِّينَ مِسْكِينًا، وَارْجِعِي إلَى ابْنِ عَمِّك. وَالْعَرَقُ سِتُّونَ صَاعًا. رَوَاهُ أَبُو دَاوُد.

وَلِأَحْمَدَ مَعْنَاهُ لَكِنَّهُ لَمْ يَذْكُرْ قَدْرَ الْعَرَقِ، وَقَالَ فِيهِ : فَلْيُطْعِمْ سِتِّينَ مِسْكِينًا وَسْقًا مِنْ تَمْرٍ. وَلِأَبِي دَاوُد فِي رِوَايَةٍ أُخْرَى : وَالْعَرَقُ مِكْتَلٌ يَسَعُ ثَلَاثِينَ صَاعًا، وَقَالَ : هَذَا أَصَحُّ.

وَلَهُ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَوْسٍ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَعْطَاهُ خَمْسَةَ عَشَرَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ إطْعَامَ سِتِّينَ مِسْكِينًا. وَهَذَا مُرْسَلٌ. قَالَ أَبُو دَاوُد : عَطَاءٌ لَمْ يُدْرِكْ أَوْسًا.

Dan dari Khaulah binti Malik bin Tsa’labah, dia berkata, “Aus bin ‘Ash-Shamit menzhiharku. Lalu aku menemui Rasulullah Saw. untuk mengadukan hal itu. Namun ternyata Rasulullah Saw. membantah pengaduanku itu.

Beliau bersabda, “Takutlah engkau kepada Allah, karena suamimu itu adalah anak pamanmu juga.”

Demikianlah, lalu turun ayat, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya.” (QS. al-Mujadilah [58]: 1). Sampai ayat yang menjelaskan tentang kewajiban membayar kafarah.”

Syariat Islam penuh kemudahan

Maka beliau bersabda, “Hendaknya suamimu memerdekakan seorang budak.” Khaulah menjawab, “Dia tidak punya.” Beliau bersabda, “Hendaknya dia berpuasa selama dua bulan berturut-turut.”

Khaulah menjawab, “Wahai Rasulullah, dia orang yang sudah tua. Dia tidak mampu berpuasa lagi.”

Beliau bersabda, “Hendaknya dia memberi makan enam puluh orang miskin.”

Khaulah menjawab, “Dia tidak punya apa-apa untuk bersedekah.”

Lalu beliau memberi satu ‘araq kurma. Khaulah berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh aku akan membantu suamiku untuk menyediakan satu ‘araq lagi.”

Beliau bersabda, “Engkau telah berbuat baik. Pergilah dan berilah makan enam puluh orang miskin dengan dua ‘araq itu, dan kembalilah kepada anak pamanmu itu.”

Satu ‘araq sama dengan enam puluh sha’.

(HR. Abu Dawud)

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dengan makna yang sama, hanya saja Ahmad tidak menyebut tentang ukuran satu ‘araq itu. Dengan redaksi, “Hendaknya dia memberi enam puluh orang miskin dengan satu wasq (enam puluh gantang) kurma.”

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan redaksi, “Satu ‘araq yaitu sekeranjang makanan yang setara dengan tiga puluh sha’.” Lalu Abu Dawud berkata, “Inilah yang lebih shahih.”

Dan diriwayatkan oleh Abu Dawud, dari ‘Atha’, dari Aus, bahwa Nabi Saw. memberinya lima belas sha’ gandum untuk memberi makan enam puluh orang miskin. Namun ini adalah hadits mursal. Abu Dawud berkata, “’Atha’ tidak pernah bertemu dengan Aus.”

_______________________

Sumber hadits alternatif:

dorar.net

Tags:

One thought on “Hadits-hadits tentang Zhihar dan Terjemahnya

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.