SHOPPING CART

close

Hadits Arbain Nawawi (36): Ringankan Penderitaan Orang Lain

Banyak jalan untuk memperoleh pertolongan dari Allah Swt. Di antaranya adalah dengan memberikan pertolongan kepada sesama. Karena Allah sudah memberikan janji, bahwa siapapun yang bersedia memberikan kemudahan kepada orang yang sedang kesulitan, maka Allah pasti akan memberikan kemudahan pula baginya.

Untuk mencapai tujuan tertinggi sebagai orang yang beriman, yaitu surga, ilmu merupakan jalan yang paling singkat. Apalagi bila kita senang duduk bersama dalam masjid, sambil membaca dan mempelajari al-Qur’an. Maka beraneka ragam rahmat Allah akan senantiasa membersamai kita semua.

Selanjutnya marilah kita perhatikan hadits di bawah ini. Semoga Allah Swt. berkenan membukakan hati dan pikiran kita untuk semakin giat dalam usaha memperoleh hidayah-Nya.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 35: Sesama Muslim Adalah Bersaudara

***

A. Teks Hadits Arbain Nawawi (36)

:عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيْهِ

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً، سَهَّلَ اللهُ بِهِ طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ

وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُه

( رواه مسلم  بهذا اللفظ )

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 37: Amalan Baik Selalu Dilipatgandakan Pahalanya

***

B. Terjemah Hadits Arbain Nawawi (36)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah Saw., beliau bersabda:

“Barangsiapa menyelesaikan kesulitan seorang mukmin dari kesulitan dunia, niscaya Allah akan menyelesaikan kesulitannya pada hari kiamat.

“Barangsiapa memberikan kemudahan bagi orang yang sedang kesulitan, niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat.

“Serta barangsiapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.

“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba itu menolong saudaranya.

“Barangsiapa menempuh perjalanan untuk memperoleh ilmu, niscaya Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga.

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di masjid untuk membaca dan mengajarkan al-Qur’an. Melainkan pasti diturunkan kepada mereka ketenangan. Dilimpahkan kepada mereka rahmat. Mereka dikelilingi para malaikat. Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya.

“Dan barangsiapa lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.”

(HR. Muslim dengan redaksi ini.)

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 38: Jangan Sampai Kita Menyakiti Wali Allah

***

C. Penjelasan Hadits Arbain Nawawi (36)

Selanjutnya berikut ini beberapa catatan dan keterangan tentang hadits di atas:

1. Memperoleh Pertolongan pada Yaumul Hisab

Ada sebuah kaidah, bila kita tidak mampu melakukan semuanya, maka jangan ditinggal semuanya. Artinya, kita lakukan saja yang bisa. Meskipun tidak sempurna.

Adakalanya kita sangat ingin membantu orang lain dengan sebaik-baiknya. Sampai dia benar-benar terbebas dari kesulitannya sama sekali. Namun yang demikian tentu mustahil adanya.

Kita hanya mampu membantu sebagian kecil saja dari kesusahan orang lain. Dan itu sudah cukup sebagai jalan supaya Allah juga akan menolong kita untuk menyelesaikan sebagian dari kesusahan yang kita hadapi. Terutama kesusahan dalama menghadapi perhitungan pada hari kiamat. Dan siapakah di antara kita yang tidak akan mengalami kesusahan pada saat itu?

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 39: Tiga Perkara Yang Dimaafkan Allah Swt.

**

2. Memperoleh Pertolongan Allah di Dunia dan Akhirat

Bila bisa dipermudah, mengapa harus dipersulit? Itulah semboyan kita sebagai pelayan jasa kemasyarakatan. Baik sebagai pegawai kelurahan, anggota tata usaha di sebuah kantor, anggota kepolisian, ataupun yang lainnya.

Dan semua itu kita lakukan secara tulus. Bukan untuk memperoleh pengakuan maupun ucapan terima kasih dari sesama manusia. Karena inilah jalan kita untuk memperoleh pertolongan Allah dalam segala urusan kita, baik di dunia maupun di akhirat.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 40: Gunakanlah Waktu Sebaik-baiknya

**

3. Supaya Allah Menutupi Aib Kita

Dengan izin Allah, kadang kita sempat mengetahui aib orang lain. Baik aib kecil yang remeh-temeh, maupun aib besar yang bisa membahayakan kedudukan seseorang di tengah masyarakat.

Bukanlah hal yang sepele kita mampu menjaga diri jangan sampai membocorkan dan menyebarkan aib tersebut kepada orang lain. Karena biasanya kita senang melihat orang lain susah. Sebaliknya, kita susah kalau melihat orang lain senang. Kecuali hamba-hamba Allah sejati yang senantiasa dalam naungan hidayah-Nya.

Pada saat seperti itulah kita teringat dengan hadits ini. Bahwa kita akan berusaha mati-matian, jangan sampai aib saudara kita itu diketahui orang lain. Minimal jangan sampai aib orang itu jadi terbuka aibnya gara-gara perbuatan kita.

Dan semua itu kita lakukan semata-mata dengan harapan, bahwa Allah juga bersedia menutupi aib kita yang sungguh banyak dan amat memalukan. Yang kalau Allah membukanya, akan hancurlah kehidupan pribadi bahkan keluarga kita karena aib tersebut.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 41: Menundukkan Hawa Nafsu Syarat Kesempurnaan Iman

**

4. Memperoleh Pertolongan Allah Sepanjang Waktu

Siapakah di antara kita yang tidak ingin untuk selalu memperoleh pertolongan dari Allah sepanjang hayat? Jawabnya: Tidak ada. Semua kita ingin selalu memperoleh jaminan keselamatan dan kecukupan hidup.

Lalu bagaimana caranya? Ternyata sederhana sekali, yaitu: kita pun selalu siap-sedia memberikan pertolongan kepada saudara kita. Baik saudara sesama manusia, apalagi saudara seiman.

Inilah yang membedakan antara tindakan seorang yang beriman dengan yang lainnya. Seorang yang beriman selalu percaya penuh bahwa yang membuatnya sukses meraih cita-cita adalah semata pertolongan dari Allah. Bukan usahanya yang pasti jauh dari sempurna, bagaimana dia sudah merasa sempurna.

Boleh jadi dengan memberikan bantuan kepada orang lain, kita malah mendapat saingan baru. Namun selama yang kita lakukan adalah kebajikan, maka saingan baru itu adalah sahabat dalam perjuangan. Ini hanya logikanya saja. Namun pada hakekatnya, tiada daya dan upaya melainkan dari Allah semata.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 42: Luasnya Pintu Ampunan Allah Swt.

**

5. Salah Satu Pintu Surga: Ilmu

Dalam al-Qur’an sendiri amat banyak ayat yang memberikan perintah, anjuran maupun isyarat kepada kita untuk terus-menerus belajar. Sehingga orang yang benar-benar bisa takut kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu.

Dengan ilmu kita bisa lebih bermanfaat di tengah masyarakat. Dengan ilmu juga kita menjadi lebih dengan ajaran agama yang benar. Jauh dari praktik agama yang menyimpang, yang pada umumnya dilakukan oleh orang-orang yang tidak berpendidikan dengan baik. Sehingga pada gilirannya, orang yang berilmu ini pun menjadi lebih dekat kepada surga.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi (1): Niat Menentukan Amal Perbuatan

**

6. Keutamaan Berkumpul, Membaca dan Belajar al-Qur’an di Masjid

Orang bisa berkumpul dan bersama dengan orang-orang yang dicintai dan disayanginya. Orang-orang yang baik hanya akan berkumpul dengan orang-orang baik. Sebagaimana orang-orang yang berkelakuan buruk akan senang dan nyaman bersama orang-orang yang semisal.

Dan tempat manakah yang lebih baik untuk berkumpul orang-orang saleh daripada di masjid?

Sebaik-baik orang Islam adalah orang yang belajar maupun mengajarkan al-Qur’an. Apabila hal itu dilakukan di tempat yang terbaik, yaitu masjid, masih adakah kebaikan yang melebihi seluruh keutamaan tersebut?

Maka tidak heranlah kita semua, apabila orang-orang yang demikian memperoleh berbagai keutamaan itu sekaligus. Secara bersama-sama.

Mereka memperoleh ketenangan hati dan pikiran. Damai yang sempurna. Diri mereka dipenuhi rahmat dan kasih sayang. Sehingga para malaikat berkerumun dan berdesakan membersamai pertemuan mereka yang agung. Puncaknya adalah Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-makhluk yang sedang berada di sisi-Nya.

Tidakkah kita ingin selalu dalam keadaan seperti itu? Bila tidak bisa setiap hari, maka kita usahakan setiap pekan sekali. Kita sisihkan waktu dan energi kita untuk menghadiri majelis seperti itu. Yang nantinya suasana itu pun bisa kita bawa pulang ke rumah masing-masing sebagai usaha mewujudkan semboyan dan harapan setiap anggota keluarga: Rumahku adalah surgaku. Semoga…

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi (2): Islam Iman Ihsan dan Tanda Kiamat

**

7. Nasab Tidak Membantu Amal

Nasab atau garis keturunan itu kadang juga dibutuhkan untuk berbagai urusan duniawi. Dalam urusan profesi maupun kehidupan sosial sehari-hari. Namun untuk urusan agama, maka tidak lagi diperhatikan.

Mengapa dalam hadits ini hanya disebutkan masalah nasab? Karena orang Arab sangat menghormati nasab seseorang. Mereka biasa memuliakan maupun merendahkan seseorang karena nasab. Sebagaimana mereka bisa merasa mulia ataupun hina karena nasabnya.

Oleh karena itu, penyebutan nasab ini hanya sebagai contoh untuk berbagai status sosial lainnya. Seperti tingkat pendidikan, jenis profesi, pangkat dan jabatan.

Jadi yang penting adalah amal yang kita lakukan. Bukan status sosial. Ibaratnya sedang bermain film, yang penting adalah bagaimana kita bermain sesuai peranan. Bukan peranannya itu sendiri.

Boleh jadi seseorang jadi aktor utama, namun dia tidak bisa melaksanakan peranannya dengan baik. Sebaliknya, boleh jadi seorang pemain figuran malah mampu melaksanakan peranannya dengan sempurna. Sehingga dia pun memperoleh penghargaan sebagai figuran terbaik.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi (3): Rukun Agama Islam Yang Utama

***

Penutup

Demikian beberapa catatan dan keterangan yang bisa kami sampaikan.

Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama.

Allahu a’lam.

_____________________

Bacaan Utama:

Kitab Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam. Imam Ibnu Rajab al-Hambali.

hadits-arbain-terjemah

Untuk menyimak hadits arbain yang lain, silakan klik link berikut ini:

42 Hadits Arbain Nawawiyah

Tags:

One thought on “Hadits Arbain Nawawi (36): Ringankan Penderitaan Orang Lain

Tinggalkan Balasan ke Inilah Tiga Manusia Yang Pertama Kali DihisabBatalkan balasan

Your email address will not be published.