SHOPPING CART

close

Dinamika Pemikiran dalam Ilmu Musthalah Hadits

Yang diyakini sebagai bener-bener hadits seratus persen itu sesungguhnya hanya hadits mutawatir.

Adapun selain itu hanya diduga sebagai hadits.

Hadits shahih itu berarti dugaannya kuat sebagai hadits.

Hadits dha’if itu berarti dugaannya lemah sebagai hadits.

Lalu hadits hasan itu. Kalau kita perhatikan syarat-syarat hadits shahih. Harusnya dia masuk kepada hadits dha’if. Karena tidak masuk kriteria hadits shahih.

Namun dalam perkembangannya kemudian bisa diterima hampir sejajar dgn hadits shahih.

Dalam Muhammadiyah sendiri ada istilah Sunnah Maqbulah. Maksudnya hadits shahih dan hasan.

Silakan baca:

Hadits Shahih: Pengertian, Contoh Dan Kedudukan

***

Dalam kerangka pemikiran ini, muncul istilah muttafaq ‘alaih sebagai keistimewaan hadits yg terdapat dalam kitab Shahih Bukhari sekaligus Shahih Muslim.

Kemudian juga ada istilah-istilah yang juga dipopulerkan oleh Ibnu Hajar al-‘Asqalani: seperti: Riwayat Imam Lima, Ashabus Sunan, dst…

Hal itu menunjukkan bahwa ketika suatu hadits diriwayatkan oleh banyak jalur periwayatan, berarti bertambah kuat status validitasnya…

***

Nah…

Karena bersifat dugaan, tidak jarang para ahli hadits berbeda pendapat mengenai status suatu hadits.

Bahkan seorang ahli hadits kadang juga merevisi pendapatnya sendiri tentang status suatu hadits.

Contoh paling mudah dalam hal ini adalah Syeikh Nashiruddin al-Albani.

Silakan baca pula:

Artikel Syarf Ahlil Hadits, Ibrahim bin Abdullah al-Mazru’i, baynoona.net.

***

Dengan demikian ilmu musthalah hadits itu sebenarnya bersifat dinamis. Tidak stagnan.

Hal ini yg kadang bikin orang awam jadi bingung sendiri.

Namun bagi para ulama hadits justru di sinilah letak seni ilmu musthalah hadits sehingga jadi menarik dan selalu hangat untuk dipelajari.

Allahu a’lam.

Tags:

0 thoughts on “Dinamika Pemikiran dalam Ilmu Musthalah Hadits

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.