SHOPPING CART

close

Hal-hal Yang Mengharuskan Kita Mandi Junub

Tujuan mandi junub, seperti telah kita pahami bersama, adalah untuk menghilangkan hadats besar, atau junub. Allah Swt. berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ٬ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan shalat, basuhlah (cucilah) mukamu, tanganmu sampai ke siku, usaplah kepalamu, dan cucilah kakimu sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu berjunub, maka bersuci (mandi junub)-lah.

(al-Maidah: 6)

***

Hal-hal yang menyebabkan kita wajib mandi junub adalah keluar mani, bersetubuh, baru selesai haidh dan nifas, serta ketika hendak menghadiri shalat Jum’at.

1. Keluar mani

Apabila seseorang keluar air mani, baik dengan cara sengaja maupun tidak sengaja, baik karena bersetubuh maupun tidak bersetubuh, maka ia wajib mandi junub. Hal ini berlaku untuk laki-laki maupun perempuan. Ketentuan ini berdasarkan beberapa riwayat berikut ini:

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ٬ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ: إِنَّمَا الْمَاءُ مِنَ الْمَاءِ.

Dari Abu Sa’id al-Khudri, dari Nabi Muhammad Saw., beliau bersabda, “Sesungguhnya air (mandi junub) itu karena air (keluarnya air mani).”

(HR. Muslim)

عَنْ عَلِىٍّ قَالَ: كُنْتُ رَجُلاً مَذَّاءً٬ فَسَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ٬ فَقَالَ: فِى الْمَذْىِ الْوُضُوءُ٬ وَفِى الْمَنِىِّ الْغُسْلُ.

Dari ‘Ali, ia berkata: Aku adalah seorang yang mudah keluar madzi. Lalu bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang hal itu. Beliau bersabda, “Keluar madzi harus berwudhu, sedangkan keluar mani harus mandi junub.”

(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ: جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ امْرَأَةُ أَبِى طَلْحَةَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَحْيِى مِنَ الْحَقِّ، هَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ مِنْ غُسْلٍ إِذَا هِىَ احْتَلَمَتْ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نَعَمْ إِذَا رَأَتِ الْمَاءَ.

Dari Ummu Salamah Ummul Mukminin, ia berkata: Ummu Sulaim isteri Abu Thalhah menemui Rasulullah Saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu menyatakan kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi besar, apabila ia bermimpi basah?” Rasulullah Saw. bersabda, “Ya, bila ia melihat keluarnya air mani.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Bersetubuh

Bila seseorang telah bersetubuh, meskipun tidak sampai mengeluarkan air mani, maka ia wajib mandi junub.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا جَلَسَ بَيْنَ شُعَبِهَا الأَرْبَعِ٬ ثُمَّ جَهَدَهَا، فَقَدْ وَجَبَ الْغَسْلُ.

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Saw., beliau bersabda, “Bila seseorang telah bersetubuh, maka telah wajib baginya mandi junub.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Silakan baca pula:

Tata Cara Mandi Junub Yang Sempurna Berdasarkan Hadits

3. Baru selesai haidh dan nifas

Bila seorang wanita telah selesai haidh, maka ia wajib mandi junub. Allah I berfirman:

وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْمَحِيضِ قُلْ هُوَ أَذًى فَاعْتَزِلُوا النِّسَاءَ فِي الْمَحِيضِ وَلَا تَقْرَبُوهُنَّ حَتَّى يَطْهُرْنَ فَإِذَا تَطَهَّرْنَ فَأْتُوهُنَّ مِنْ حَيْثُ أَمَرَكُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ.

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah, “Haidh itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.

(al-Baqarah: 222)

عَنْ عَائِشَةَ٬ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ أَبِى حُبَيْشٍ كَانَتْ تُسْتَحَاضُ٬ فَسَأَلَتِ النَّبِىَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ٬ فَقَالَ: ذَلِكِ عِرْقٌ، وَلَيْسَتْ بِالْحَيْضَةِ، فَإِذَا أَقْبَلَتِ الْحَيْضَةُ فَدَعِى الصَّلاَةَ، وَإِذَا أَدْبَرَتْ فَاغْتَسِلِى وَصَلِّى.

Dari ‘Aisyah, bahwa Fathimah binti Hubaisy sedang istihadhah, lalu ia bertanya kepada Nabi Muhammad Saw.. Beliau bersabda, “Itu adalah darah penyakit. Ia bukan darah haidh. Bila kamu datang haidh, maka tinggalkanlah shalat. Bila engkau telah selesai haidh, maka mandi dan shalatlah.”

(HR. Bukhari)

Adapun nifas, hukumnya sama dengan haidh, berdasarkan kesepakatan seluruh ulama (ijma’), karena darah nifas sama dengan darah haidh.

4. Hendak menghadiri shalat Jum’at

Bila hendak menghadiri shalat Jum’at, kita juga wajib mandi junub. Hal ini berdasarkan hadits sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رضى الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْجُمُعَةَ فَلْيَغْتَسِلْ.

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bila engkau hendak menghadiri shalat Jum’at, hendaknya engkau mandi.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

_______________________

Bacaan Utama:

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, vol. i hal. 366.

Tags:

3 thoughts on “Hal-hal Yang Mengharuskan Kita Mandi Junub

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.