SHOPPING CART

close

Hauqalah: Pengertian, Penggunaan, Keutamaan

الْحَوْقَلَةُ

AL-HAU-QA-LAH

Membaca: Laahaula Walaaquwwata Illaa Billaah

 

A. Pengertian Hauqalah

Secara bahasa, Hauqalah berasal dari kata: hauqala-yuhaiqilu-hauqalatan. Artinya: membaca kalimat, “Lahaula walaquwwata illa billah.”

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Lahaula walaquwwata illa billah

La: tiada.

Haula: gerakan, upaya, usaha.

Wala: dan tidak ada pula.

Quwwata: daya, kekuatan.

Illa: melainkan, kecuali.

Billah: dengan Allah.

Lahaula walaquwwata illa billah, artinya: tiada upaya dan daya melainkan dari Allah.

Dengan mengucapkan kalimat ini, berarti kita telah mengakui bahwa Allah saja yang memiliki segalanya. Kita sebagai makhluk adalah lemah dalam arti yang sebenar-benarnya.

Hauqalah juga biasa disebut Haulaqah. Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh para ulama di bidang bahasa.

Imam Nawawi berkata:

قال أهل اللغة: ويعبّر عن هذه الكلمة بالحوقلة والحولقة

Para ahli bahasa berkata: “Perkataan ini bisa disebut al-Hauqalah ataupun al-Haulaqah.”

Imam Abul-Haitsam al-Razi berkata:

الحول الحركة، يقال حال الشخص إذا تحرك، فكأن القائل إذا قال: لا حول ولا قوة يقول: لا حركة ولا استطاعة إلا بمشيئة الله

Al-Haul artinya gerakan. Dari kata hala, yang artinya: bergerak. Bila seseorang membaca Lahaula walaquwwata illa billah, maknanya: Tidak ada gerakan maupun kemampuan, melainkan dengan kehendak Allah.

Ali bin Abi Thalib memaknai hauqalah sebagai berikut:

أنا لا نملك مع الله شيئا، ولا نملك من دونه، ولا نملك إلا ملكنا مما هو أملك به منا

Kita tidak memiliki apapun bersama Allah. Sebagaimana kita tidak memiliki apa yang tidak Allah miliki. Kita tidak memiliki apapun melainkan Allah lebih berhak untuk memilikinya.

Abdullah bin Mas’ud memaknai hauqalah sebagai berikut:

لا حول عن معصية الله إلا بعصمته، ولا قوة على طاعته إلا بمعونته

Tidak ada upaya untuk menghindari maksiat, melainkan dengan perlindungan Allah. Dan tidak ada daya untuk melaksanakan ketaatan, melainkan dengan pertolongan dari-Nya.

Abdullah bin ‘Abbas memaknai hauqalah sebagai berikut:

لا حول بنا على العمل بالطاعة إلا بالله، ولا قوة لنا على ترك المعصية إلا بالله

Tidak ada upaya yang kita miliki untuk melaksanakan ketaatan, melainkan dengan pertolongan dari Allah. Dan tidak ada daya untuk meninggalkan maksiat, melainkan perlindungan dari Allah.

Baca Juga:

Tahlil: Pengertian, Penggunaan, Keutamaan

***

B. Penggunaan Hauqalah

1. Kondisi Sempit

Kalimat kita ucapkan ketika sedang dalam keadaan amat tertekan. Seakan tubuh kita baru saja dilemparkan dan menghantam dinding beton. Sakit dan tiada harapan.

Saat itulah kita menyadari bahwa diri kita benar-benar lemah dan putus harapan. Namun kita masih punya keyakinan kuat, bahwa Dia-lah Yang Maha Perkasa sekaligus Pengasih dan Penyayang. Maha Mendengar dan Maha Melihat. Maka lisan kita pun tiada kuasa mengakui kelemahan diri sekaligus keperkasaan-Nya yang tiada batas.

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

“Lahaula walaquwwata illa billah.”

Ya Allah sungguh saya mengaku. Bahwa diriku adalah lemah. Seluruh makhluk-Mu adalah lemah. Kecuali hanya diri-Mu ya Allah. Yang Maha Perkasa dan Maha Digdaya. Aku hanya memiliki daya dan kekuatan yang bersumber dari-Mu. Karena selain-Mu adalah lemah semata. Maka sekarang aku bersimpuh ke hadapan-Mu. Aku berserah diri pada-Mu. Dzat Yang Maha Segalanya. Berikanlah padaku yang lemah ini. Kekuatan dari kekuatan-Mu. Kehendak dari kehendak-Mu.

2. Kondisi Lapang

Atau jauh lebih baik. Bila kita mengucapkan kalimat ini jauh hari sebelum kita ditimpa musibah. Kita perbanyak membaca kalimat ini, ketika kita sedang dalam keadaan normal. Dalam keadaan sehat wal afiat. Sehingga janganlah kita mengucapkan kalimat ini hanya ketika sedang keadaan terjepit.

Justru dalam keadaan lapang dan senang. Bila kita ingat kepada Allah. Maka Allah pasti ingat kepada kita di saat kita sedang terjepit dan kesulitan.

Baca Juga:

Basmalah: Pengertian, Penggunaan dan Keutamaan

***

C. Keutamaan Hauqalah

Kalimat ini merupakan salah satu dzikir yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad Saw. untuk kita ucapkan sebanyak mungkin di setiap waktu.

Dengan kalimat ini, kita telah melakukan beberapa hal secara bersamaan.

Pertama, kita mengakui kelemahan diri sebagai makhluk. Bahwa bagaimanapun kuatnya seorang hamba terlihat dan terasa, pada hakekatnya adalah lemah tanpa daya. Semua yang terasa dan terlihat kuat itu bersifat sementara, terbatas dan relatif.

Kedua, kita mengakui kekuatan Allah Yang Maha Perkasa. Bahwa Dia-lah pemilik sejati dari segala kekuatan.
Ketiga, kita memohon kekuatan-Nya untuk mengabulkan apa yang kita perlukan dengan sangat.

Sehingga tidaklah berlebihan, apabila kalimat ini disebut sebagai salah satu pintu surga, ataupun tanaman surga. Sebagai ungkapan akan kemuliaan kalimat ini.

1. Dihapusnya seluruh dosa kita

Di antara fadhilah atau keutamaan hauqalah adalah dihapusnya seluruh dosa kita. Marilah kita perhatikan Sabda Rasulullah Saw. berikut ini:

ما على الأرضِ أحدٌ يقولُ لا إلهَ إلَّا اللهُ واللهُ أكبرُ ولا حولَ ولا قوَّةَ إلَّا باللهِ إلَّا كفَّرتْ عنه خطاياه ولو كانت مثلَ زبدِ البحرِ

Tidaklah seorang pun di muka bumi mengucapkan, “Laa ilaaha illallah, wallahu akbar, walaa haula walaa quwwata illaa billah.” Melainkan  dihapus seluruh dosanya, meskipun seperti buih di lautan.”

(HR. Tirmidzi)

**

2. Kalimat kebaikan yang akan abadi

Di antara fadhilah atau keutamaan hauqalah juga, merupakan salah satu dari empat kalimat kebaikan yang akan abadi. Marilah kita perhatikan hadits berikut ini:

عن أبي سعيد الخدري عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: استكثروا من الباقيات الصالحات قيل: وما هي يا رسول الله؟ قال: الملة

قيل: وما هي يا رسول الله؟ قال: الملة قيل: وما هي يا رسول الله؟ قال: التكبير، والتهليل، والتسبيح، والتحميد، ولا حول ولا قوة إلا بالله

Dari Abu Sa’id al-Khudri, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Perbanyaklah oleh kalimat kebaikan yang akan abadi.”

Ada seorang shahabat bertanya, “Apakah yang dimaksud kalimat itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Al-millah (agama).”

Shahabat itu bertanya kembali, “Apakah yang dimaksud kalimat itu, wahai Ra­sulullah?”

Rasulullah Saw. bersabda, “Takbir, tahlil, tasbih, tahmid, dan hauqalah.”

(HR. Ahmad)

**

3. Di antara perbendaharaan surga

Hauqalah merupakan perbendaharaan surga. Hadits berikut ini menjelaskan hal tersebut:

Teks Hadits

عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ: لَمَّا تَوَجَّهَ رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ أشْرَفَ النَّاسُ علَى وادٍ، فَرَفَعُوا أصْوَاتَهُمْ بالتَّكْبِيرِ: اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ، لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ، فَقالَ رَسولُ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: ارْبَعُوا علَى أنْفُسِكُمْ؛ إنَّكُمْ لا تَدْعُونَ أصَمَّ ولَا غَائِبًا؛ إنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وهو معكُمْ. وأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسولِ اللَّهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فَسَمِعَنِي وأَنَا أقُولُ: لا حَوْلَ ولَا قُوَّةَ إلَّا باللَّهِ، فَقالَ لِي: يا عَبْدَ اللَّهِ بنَ قَيْسٍ. قُلتُ: لَبَّيْكَ يا رَسولَ اللَّهِ، قالَ: ألَا أدُلُّكَ علَى كَلِمَةٍ مِن كَنْزٍ مِن كُنُوزِ الجَنَّةِ؟ قُلتُ: بَلَى يا رَسولَ اللَّهِ، فَدَاكَ أبِي وأُمِّي، قالَ: لا حَوْلَ ولَا قُوَّةَ إلَّا باللَّهِ

Terjemah

Dari Abu Musa Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

Ketika RasulullahSaw. perang melawan (penduduk) Khaibar.

Atau ketika Rasulullah Saw. melihat orang-orang menuruni lembah sambil meninggikan suara dengan bertakbir: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah, maka Rasulullah Saw. bersabda: “Rendahkanlah suara kalian, karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan Dzat yang ghaib. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat, dan Dia selalu bersama kalian.”

Saat itu aku berada di belakang hewan tunggangan Rasulullah Saw. dan beliau mendengar apa yang aku ucapkan. Saat itu aku membaca, “Laa haula wa laa quwwata illa billah.”

Maka beliau berkata kepadaku, “Wahai Abdullah bin Qais.”

Aku jawab, “Aku penuhi panggilanmu, wahai Rasulullah.”

Beliau melanjutkan, “Maukah aku tunjukkan kepadamu satu kalimat yang termasuk perbendaharaan surga?”

Aku jawab, “Tentu wahai Rasulullah, demi bapak-ibuku sebagai tebusan Anda.”

Beliau bersabda, “La haula wa la quwwata illa billah.”

(HR. Bukhari)

Baca Juga:

Takbir: Pengertian, Penggunaan, Keutamaan

***

Penutup

Inilah beberapa pembahasan secara singkat mengenai pengertian, penggunaan dan keutamaan Hauqalah. Semoga ada manfaat yang bisa kita ambil. Bila ada tambahan penjelasan atau pertanyaan, kami persilakan untuk disampaikan pada kolom komentar.

Allahu a’lam.

_______________________

Bacaan Utama:

Artikel Mafhum Hauqalah, wa Fadhailuha wa Dalalatuha. Syeikh Muhammad ‘Amwu.

islamonline-net

Tags:

0 thoughts on “Hauqalah: Pengertian, Penggunaan, Keutamaan

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.