SHOPPING CART

close

Hukum Makan Daging Ayam: Kajian Grup Yang Aneh

Tiba-tiba saja seorang teman. Sesama alumnus pesantren di Solo. Memasukkan nomor hape saya di sebuah grup WhatsApp. Awalnya saya tidak keberatan.

Grup yang gaduh

Yang membuat saya takjub. Dalam sehari saja grup ini sudah ada ratusan chat. Padahal biasanya, grup wa itu kalau ada chatting umumnya paling banter ya puluhan. Ini pasti ada sesuatu yang menarik.

Lho, saya perhatikan ternyata juga ada beberapa orang yang saya kenal. Di antaranya juga ikut kasih komentar.

Lalu saya pun pelan-pelan mengikuti percakapan mereka.

Kata-kata kasar

Sesuatu yang menarik perhatian saya dalam grup itu adalah adanya kata-kata kasar. Diucapkan begitu saja oleh seorang anggota grup. Lalu dibalas dengan kalimat yang sepadan oleh yang lain. Jadilah mereka saling lempar kata-kata yang tidak pantas.

Apakah mereka saling kenal? Saya pahami kemudian. Mereka sama sekali tidak saling kenal. Tidak pernah saling jumpa. Hanya ketemu di grup itu.

Yah. Semestinya kata-kata kasar itu. Kalapun harus diucapkan. Hanya bisa diucapkan oleh teman akrab. Bukan apa-apa. Selain untuk menunjukkan keakraban yang sangat. Sebagai bumbu percakapan biar tambah gayeng.

Bila kata-kata kasar itu diucapkan oleh orang yang sedang eyel-eyelan. Maka artinya mereka memang sedang mengungkapkan permusuhan dan kebencian. Bukan persaudaraan.

Admin mengeluarkan banyak anggota grup

Dalam kegiatan dialog maupun diskusi. Admin itu peranannya sebagai moderator. Tugasnya mengawal jalannya kegiatan supaya berjalan sesuai dengan tujuan. Dan dia tidak boleh memihak kepada salah satu pendapat.

Dan adalah sesuatu yang lumrah. Bila admin mengeluarkan anggota grup dengan suatu alasan yang masuk akal. Asal tidak bertentangan dengan norma-norma kepantasan. Misalnya ketika ada anggota grup yang berkata-kata tidak sopan. Barulah admin boleh mengeluarkannya.

Selidik punya selidik. Ternyata semua admin dalam grup itu merupakan pendukung salah satu pendapat. Padahal permusuhan yang terjadi antarpendapat itu demikian tajam.

Maka tidak heran. Yang terjadi kemudian adalah banyak anggota grup yang ditendang. Dan mencelat begitu saja. Sebuah pemandangan yang sangat buruk dan jauh dari norma susila, serta adab ketimuran yang menjunjung tinggi kesopanan.

Pokoknya ayam itu haram

Ternyata yang menjadi pangkal perdebatan itu adalah pertanyaan: Daging ayam itu halal atau haram.

Sebuah pertanyaan yang sangat sederhana.

Dan jawabannya juga sangat sederhana, yaitu: Daging ayam itu halal. Selesai.

Namun rupanya admin dan sebagian anggota grup punya pandangan yang lain.

Mereka punya guru yang sering mereka sebut sebagai Guru MA. Guru ini menyatakan, bahwa daging ayam itu hukumnya haram. Karena ayam itu punya cakar. Dalilnya, ada hadits yang menyatakan bahwa semua binatang yang bercakar itu hukumnya haram.

Mereka tidak mengetahui bahwa ada sebuah hadits shahih. Bahkan riwayat Imam Bukhari yang secara tegas dan jelas. Bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah makan daging ayam.

Adapun makna cakar dalam hadits itu bukan cakar sembarang cakar. Namun harus dipahami dalam konteks apa cakar itu disebutkan. Yaitu mengarah kepada hewan buas yang makanan utamanya adalah daging. Seperti: burung rajawali dan burung hantu.

Jadi yang haram itu adalah binatang buas yang memiliki kuku tajam untuk menerkam mangsa. Bukan sekedar cakar untuk mencari cacing tanah, seperti cakar ayam itu.

Dalil bahwa daging ayam itu halal

Berikut ini kami kutipkan hadits dimaksud:

حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ زَهْدَمٍ الْجَرْمِيِّ عَنْ أَبِي مُوسَى يَعْنِي الْأَشْعَرِيَّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ دَجَاجًا

Telah menceritakan kepada kami Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Waki’ dari Sufyan dari Ayyub dari Abu Qilabah dari Zahdam Al Jarmi dari Abu Musa -yaitu Al Asy’ari- radliallahu ‘anhu, ia berkata,

“Aku melihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam makan daging ayam.”

Sobat bisa cek hadits itu pada link berikut: Hadits Shahih Al-Bukhari No. 5093

Hadits Bukhari itu bukan sekedar shahih. Namun hadits shahih papan atas peringkat 2. Di bawahnya ada 5 tingkatan hadits shahih. Yang paling atas adalah Hadits Shahih Bukhari-Muslim.

Jadi hadits shahih itu bertingkat-tingkat. Sebagaimana hadits dha’if juga bertingkat-tingkat.

Baca juga: Tingkatan Hadits Shahih

Tidak paham musthalah hadits dan ushul fiqih

Secara sekilas sebagian anggota grup dan admin nampak sebagai seorang ahli hukum Islam. Dari kalimat-kalimat yang keluar, seakan mereka adalah para mujtahid nomor wahid.

Namun ternyata mereka sama sekali tidak bisa bahasa Arab. Juga tidak pernah belajar Musthalah Hadits maupun Ushul Fiqih.

Lalu bagaimana mereka membangun argumen dalam perdebatan ilmiah?

Sudah pasti tidak ada argumen. Kecuali menirukan perkataan sang guru. Seperti burung beo menirukan suara manusia. Dengan suara keras. Yang seringkali diwakili oleh kalimat yang semua hurufnya adalah kapital.

Atau kata-kata kasar dan ancaman akan dikeluarkan dari grup.

Inilah kondisi riel umat Islam.

Dan parahnya. Setelah itu nomor hape saya dimasukkan ke dalam grup mereka yang menghalalkan daging ayam.

Kurang lebih ternyata isinya juga sama. Pertengkaran dan perdebatan. Yang tiada pangkal dan ujung. Selain unjuk ilmu kepada orang lain. Dengan cara membodoh-bodohkan lawan diskusi. Mereka pingin terlihat tinggi dengan cara membuat rendah saudaranya.

Wallahul Musta’an…

Tags:

0 thoughts on “Hukum Makan Daging Ayam: Kajian Grup Yang Aneh

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.