SHOPPING CART

close

Inilah Tata Cara Khutbah Jum’at Yang Wajib dan Sunnah

Adakalanya tanpa direncanakan kita diminta untuk berkhutbah. Karena kebetulan khatib yang ditunjuk tidak datang. Mungkin berhalangan sakit atau alasan yang lain. Dan pas tidak ada yang siap menggantikan.

Jangan khawatir.

Sebenarnya khutbah itu tidak beda jauh dengan kultum. Yang penting ada materi yang kita sampaikan. Selebihnya adalah rukun khutbah yang bisa kita siapkan dalam waktu beberapa menit saja.

Nah, apa saja rukun wajib dan tata cara khutbah Jum’at itu? Marilah kita bahas satu per satu…

***

Khutbah Jum’at

Untuk melaksanakan tugas sebagai khathib shalat Jum’at, kita harus melakukan hal ini:

1. Tunggu aba-aba dari takmir

Tentu saja hal ini perlu kita ingat. Jangan sampai kita nyelonong langsung naik mimbar sebelum dipersilakan oleh takmir masjid. Nanti bisa salah paham.

Hal ini karena ada masjid yang pakai adzan dua kali, dan ada masjid yang pakai adzan satu kali saja. Hendaknya kita bisa menyesuaikan diri. Karena bagaimanapun kita adalah tamu. Sedangkan takmir adalah panitia yang punya acara.

2. Berdiri di mimbar dan ucapkan salam

Setelah dipersilakan oleh takmir, barulah kita menuju mimbar. Kita atur jarak dengan mikropon dan bibir kita sebaik mungkin. Tidak terlalu jauh dan tidak pula terlalu dekat.

Salam yang paling bagus tentu yang paling lengkap, yaitu:

“Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.”

3. Duduk di kursi

Setelah mengucapkan salam, kita wajib duduk di kursi yang telah disediakan. Kita dengarkan muadzin mengumandangkan adzan. Juga menjawab bacaan adzan bersama jamaah shalat Jumat.

4. Berdiri lagi

Setelah muadzin selesai mengumandangkan adzan, kita berdiri lagi untuk menyampaikan khutbah.

Baca juga:  Tips Ceramah Yang Baik dan Menarik, Serta Macam-macamnya

***

Khutbah Pertama

5. Hamdalah (rukun 1)

Inilah rukun pertama khutbah Jum’at. Wajib kita lakukan. Bila tidak dilakukan, maka khutbah Jumat tidak sah.

Bacaan hamdalah boleh pendek, boleh panjang.

  • Alhamdulillah.
  • Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.
  • Atau: Alhamdulillahi wahdah.

6. Baca syahadat (rukun 2)

Setelah hamdalah, kita membaca dua kalimat syahadat. Misalnya satu di antara pilihan berikut:

  • Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah.
  • Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu la syarika lah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluh.

7. Baca shalawat (rukun 3)

Setelah membaca syahadat, kita membaca shalawat. Juga boleh pendek, boleh panjang. Sesuai selera.

Kita bisa pilih satu di antara beberapa bacaan berikut ini:

  • Wash-shalatu was salamu ‘ala Rasulillah.
  • Allahumma shalli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
  • Allahumma shalliu ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala ali Sayyidina Muhammad kama shallaita ‘ala Sayyidina Ibrahim wa ‘ala ali Sayyidina Ibrahim, dst.

8. Baca satu atau dua ayat al-Qur’an (rukun 4)

Ini juga rukun. Yaitu membaca minimal satu ayat al-Qur’an. Boleh ayat yang panjang maupun yang pendek. Boleh juga kita membaca sebuah surat pendek. Yang paling umum tentunya adalah Surat al-‘Ashr. Sebuah surat yang amat pendek. Namun sangat aplikatif. Bisa digunakan pada semua tema dan suasana.

9. Perintah bertakwa (rukun 5)

Ini juga rukun wajib. Harus kita lakukan. Karena inilah inti dari Khutbah Jum’at. Setelah membaca satu atau dua ayat al-Qur’an, kita mengajak Jamaah Shalat Jumat untuk mengevaluasi dan meningkatkan takwa.

10. Materi khutbah

Meskipun ini bukan rukun wajib. Namun setiap khatib pasti menyampaikan sebuah materi yang relevan. Sesuai dengan isu terbaru yang berkaitan dengan kehidupan beragama masyarakat setempat. Bisa juga berkaitan dengan isu keislaman internasional yang baru saja terjadi.

11. Doa

Untuk mengakhiri khutbah yang pertama ini, kita membaca doa. Biasaya doa yang pendek saja. Satu atau dua kalimat sudah cukup. Sebagai tanda bahwa khutbah yang pertama sudah berakhir.

12. Duduk di kursi lagi

Lalu kita duduk di kursi lagi. Cukup sekitar 5-10 detik. Kemudian kita berdiri lagi untuk menyampaikan khutbah yang kedua.

***

Khutbah Kedua

13. Hamdalah (rukun 1)

Sama seperti khutbah yang kedua, kita awali dengan hamdalah.

14. Syahadat (rukun 2)

Lalu kita membaca syahadat.

15. Shalawat (rukun 3)

Terus kita membaca shalawat.

16. Baca ayat al-Qur’an yang menyuruh bertakwa (rukun 4 dan 5)

Supaya ringkas. Kita membaca ayat yang menyuruh bertakwa. Seperti:

– Ya ayyuhal-ladzina amanu ittaqullaha haqqa tuqatih wala tamutunna illa wa antum muslimun.

– Ya ayyuhal-ladzina amanu ittaqullah wal tanzhur nafsum ma qaddamat wat-taqullah innallaha khabirum bima ta’malun.

17. Baca shalawat sebagai muqaddimah berdoa

Biasanya khatib mengutip sebuah ayat yang sangat populer. Firman Allah yang menyatakan bahwa Allah bersama para malaikat selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw.

“Innallaha wa malaikatahu yushalluna ‘alan-nabiy. Ya ayyuhal-ladzina amanu shallu ‘alaihi wa sallimu taslima.”

Setelah itu kita pun membaca shalawat secara lengkap.

18. Berdoa

Lalu kita membaca doa.

Kalau di masjid Muhammadiyah pada umumnya khatib berdoa dengan mengangkat jari telunjuk yang kanan. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw.

Doa yang baik tentunya yang tidak terlalu panjang. Yang akan memberatkan jamaah. Meskipun biasanya khatib suka menunjukkan hafalan doa yang panjang. Sebaiknya jangan dilakukan.

Namun doa juga jangan terlalu pendek. Nanti jamaah mengira khatib adalah orang yang malas, dan tidak hafal doa yang umum dibaca oleh khatib-khatib yang lain.

Jadi doa yang bagus adalah doa yang sedang-sedang saja. Sekitar satu menit sudah cukup.

19. Langsung shalat

Setelah itu, kita pun mengakhiri doa dengan membaca:

“Wa aqimus-shalah.” Yang artinya: Tegakkanlah shalat.

Dan kita pun melaksanakan shalat Jum’at. Yang paling bagus adalah khatib bertindak sebagai imam. Jadi khatib sekaligus imam. Tapi hal ini tidak wajib. Boleh juga takmir menyiapkan imam. Biasanya dipilih orang yang bacaannya paling merdu, selain juga fasih.

Kalau khatib biasanya bacaan sudah fasih. Masalahnya seringkali suaranya tidak merdu. Mungkin takmir khawatir jamaahnya berkurang gara-gara hal ini. Maka boleh saja khatib menyiapkan imamnya secara terpisah.

***

Penutup

Inilah tata cara bila kita hendak menjadi khatib shalat Jum’at. Insya Allah setiap muslim mampu melaksanakan kewajiban ini. Dan kita hendaknya mempersiapkan diri. Boleh jadi suatu saat sangat diperlukan.

Semoga bermanfaat. Allah a’lam bis-shawab.

____________________________

Sumber bacaan:

Artikel Arkan Khutbah al-Jum’ah fi Madzhabai asy-Syafi’i wa Ahmad rahimahumallah.

Tags:

0 thoughts on “Inilah Tata Cara Khutbah Jum’at Yang Wajib dan Sunnah

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.