SHOPPING CART

close

Ketika Wali Santri Tidak Puas dengan Kebijakan Pesantren

Satu saat ada diskusi di grup para wali santri tentang kebijakan pesantren. Pesantren seringkali merubah pengumuman yang merugikan para wali santri, baik dari segi materi maupun moral.

Seperti awalnya mengumumkan bahwa sebuah acara akan dilaksanakan pada hari dan tanggal tertentu. Ternyata kemudian dirubah tanpa pemberitahuan pada wali santri. Padahal acara tersebut mewajibkan kehadiran para wali santri. Sehingga banyak yang harus cancel tiket pesawat dan booking hotel.

Akibatnya, grup wa wali santri pun jadi gaduh tidak karuan.

Berikut ini saya posting salah satu nasihat yang cukup bijak dari salah satu wali santri. Semoga ada manfaatnya…

Yth. Bapak Ibu Wali Santri

Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh.

Alhamdulillah sesungguhnyalah…

Saya bisa memahami betapa galau Bapak Ibu sekalian…

Ditambah sedikit jengkel, mangkel, sedih, marah, dst…

Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit…

Tapi saya terus-terang saja tidak setuju dgn cara bapak ibu menunjukkan perasaan seperti itu…

Saya tidak suka ngurusi pekerjaan orang lain. Apalagi ngerepotin…

Mengatur itu tugasnya pengelola…

Kita bukan termasuk pengelola…

Kita hanyalah wali santri… Pengguna… Konsumen…

Apa yg Panjenengan hendak utarakan pada pengelola pesantren itu kurang etis…

Boleh jadi kita sepakat bahwa kebijakan pengelola itu kurang menghargai kita sebagai wali santri…

Namun bukan begini caranya…

Baca juga: Syarat Sukses Dalam Menimba Ilmu Menurut Imam Syafi’i

Tidak semua yang benar itu bijaksana

Mungkin saja apa yg Panjenengan hendak lakukan itu sudah benar. Namun tidak semua yg benar itu bijaksana.

Kita kan tidak ikut rapat. Kita tidak tahu apa saja pertimbangan pengelola. Bagaimana kita ikut menentukan kebijakan?

Sebagai wali santri saya tidak pernah protes pada kebijakan pengelola. Semua kebijakan saya terima. Kalau tidak mau terima, maka saya punya cara sendiri untuk mengambil sikap…

Bapak Ibu tentu sudah mengerti apa sikap saya itu…

Yaitu cukup sampai di kelas 9 ini saja anak saya titipkan…

Tapi selama anak saya masih di situ, maka saya selalu taat pada aturan dan kebijakan pengelola… Taat sepenuhnya…

Jadi sekali lagi…

Niat Panjenengan itu insya Allah sudah baik… Ikhlas… Demi kepentingan anak-anak juga…

Tapi hal itu termasuk perbuatan ikut campur ngurusi sesuatu yg bukan pekerjaan kita…

Tugas wali santri

Pekerjaan kita adalah menyediakan biaya… Kasih nasihat dan contoh pada anak-anak untuk selalu taat pada aturan dan kebijakan pengelola…

Kalau anak-anak tahu kita protes pada kebijakan pengelola, tidak menutup kemungkinan, mereka juga akan meragukan setiap keputusan dan kebijakan yg dibuat oleh pengelola…

Dan inilah benih-benih utama yg membuat anak-anak untuk tidak taat pada aturan, kebijakan dan keputusan pengelola…

Dan ini jelas tidak baik… Tidak maslahat…

Marilah kita berpikir lebih panjang… Memandang lebih jauh… Merenungkan lebih dalam…

Marilah kita gunakan grup ini untuk keperluan yg lebih baik. Ajang silaturahim dan silaturahmi.

Misalnya saja.

Kita kan kebanyakan belum saling kenal. Kita kalau ngumpul ambil raport di aula itu hampir tidak pernah menyapa. Terutama para bapak…

Gimana kalau kita bikin buku kenang-kenangan wali santri.

Isinya biodata wali santri. Bapak Ibu sekalian…

Termasuk alamat, pekerjaan, riwayat pendidikan, dst… Siapa tahu ternyata di sini ada sesama alumni pesantren, atau satu almamater… Yg baru ketahuan setelah ada biodata tersebut…

Hanya contoh…

Demikian…

Semoga Allah melimpahkan ampunan-Nya bagi kita semua…

Amin amin amin ya Rabbal’alamin…

Terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf bila ada yg tersinggung.

Wassalam

Tags:

0 thoughts on “Ketika Wali Santri Tidak Puas dengan Kebijakan Pesantren

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.