SHOPPING CART

close

Kesehatan Lingkungan dalam al-Qur’an dan Sunnah

Pengertian Kesehatan Lingkungan

Kesehatan lingkungan artinya: kualitas lingkungan yang sehat. Baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan, yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.

A. Kesehatan Lingkungan dalam al-Qur’an

Seorang muslim hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan lingkungan. Saling menghormati dan saling menjaga. Dengan hubungan yang baik itu, maka manusia dapat hidup bersama alam dengan rukun dan saling menguntungkan.

Berikut ini kami sampaikan beberapa ayat yang menunjukkan hal itu:

1. Allah mencintai orang yang menjaga kebersihan

Secara umum mengenai kesehatan lingkungan ini Allah Swt. memberikan isyarat sebagai berikut:

إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلتَّوَّا⁠بِینَ وَیُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِینَ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang (menjaga kesehatan batinnya dengan) melakukan taubat. Dan mencintai orang-orang yang (menjaga kesehatan lahirnya dengan) melakukan thaharah.”

(QS. Al-Baqarah: 222).

Demikian penting urusan kebersihan ini, sehingga Allah Swt. mengaitkannya dengan cinta-Nya. Oleh karena itu, bagi orang-orang yang beriman hendaknya selalu menjaga kebersihan. Baik kebersihan dirinya sendiri maupun kebersihan lingkungan.

2. Peringatan bahaya kerusakan bumi akibat perbuatan tangan manusia

Allah Swt. berfirman:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

(QS. Ar-Ruum: 41).

3. Potensi manusia membuat kerusakan di muka bumi

Allah Swt. berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

(QS. Al-Baqarah: 30)

4. Kesadaran lingkungan bertasbih dan beribadah kepada Allah

Allah Swt. berfirman:

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

(QS. al-Hasyr: 59 dan as-Shaf: 61).

5. Bebatuan pun tunduk dan patuh kepada Allah

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya. Dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air dari padanya. Dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.”

(QS. Al-Baqarah: 74).

6. Gunung pun taat dan takut kepada Allah

Allah Swt. berfirman:

لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.”

(QS. al-Hasyr: 21)

7. Kisah Nabi Sulaiman dan semut

حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّنْ قَوْلِهَا

Artinya: “Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari. Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.”

(QS. An-Naml: 18-19)

8. Nabi Sulaiman dan burung

An Naml ayat 16 yang berbunyi,

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ

Artinya: “Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata.”

(QS. An-Naml: 16)

9. Nabi Sulaiman dan jin

وَحُشِرَ لِسُلَيْمَٰنَ جُنُودُهُۥ مِنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ وَٱلطَّيْرِ فَهُمْ يُوزَعُونَ

Artinya: “Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).”

(QS. An-Naml: 17)

يَعْمَلُونَ لَهُ مَا يَشَاءُ مِنْ مَحَارِيبَ وَتَمَاثِيلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُورٍ رَاسِيَاتٍ ۚ اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Artinya: “Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Dawud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.”

(QS. Saba’: 13).

10. Nabi Sulaiman dan angin

فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ

“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya.”

(QS. Shad: 36).

Baca Juga:

Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Thaharah dalam Islam

***

B. Kesehatan Lingkungan dalam Sunnah

Berikut ini kami sampaikan beberapa hadits mengenai kesehatan lingkungan:

1. Larangan buang air kecil di air yang menggenang (tidak mengalir)

Rasulullah Saw. berpesan:

لا يَبُولَنَّ أحَدُكُمْ في المَاءِ الدَّائِمِ الذي لا يَجْرِي، ثُمَّ يَغْتَسِلُ فِيهِ

“Janganlah kalian buang air kecil pada air yang menggenang, yaitu tidak mengalir. Kemudian kalian mandi di situ.”

(HR. Bukhari)

2. Larangan buang air besar di tempat umum

Rasulullah Saw. bersabda:

اتَّقوا الملاعنَ الثلاثَ : البَرازُ في الموارِدِ وقارِعَةِ الطَّريقِ والظِّلِّ

Berhati-hatilah kalian, jangan sampai melakukan tiga sebab yang dilaknat, yaitu buang hajat di (1) sumber air, (2) jalan orang lewat, dan (3) tempat orang berteduh.”

(HR. Abu Dawud).

3. Allah mencintai kebersihan dan kesucian

Rasulullah Saw. berpesan:

إن اللهَ تعالى طيبٌ يحبُّ الطيبَ ، نظيفٌ يحبُّ النظافةَ ، كريمٌ يحبُّ الكرمَ ، جوادٌ يحبُّ الجودَ ، فنظفوا أفنيتَكم ولا تَشَبَّهوا باليهودِ

“Sesungguhnya Allah bersifat suci dan mencintai kesucian, bersifat bersih dan mencintai kebersihan, mulia dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan. Maka hendaknya kalian membersihkan perabot rumah kalian, dan janganlah menyerupai kaum Yahudi.”

(HR. Tirmidzi).

4. Perintah menjaga kesehatan

Rasulullah Saw. berpesan:

لا يُورِدَنَّ مُمْرِضٌ علَى مُصِحٍّ

“Janganlah orang yang sakit menular mendatangi orang yang sehat.”

(HR. Bukhari).

5. Perintah menanam kurma sekalipun kiamat telah tiba

Rasulullah Saw. berpesan:

إنْ قامَتِ السَّاعةُ وفي يدِ أحدِكُم فَسيلةٌ فإنِ استَطاعَ أن لا تَقومَ حتَّى يغرِسَها فلْيغرِسْها

“Jika hari kiamat itu datang, sementara salah seorang di antara kalian masih memegang pohon kurma kecil, jika dia mampu (tahu) bahwa hari kiamat tidak akan bangkit terlebih dahulu sampai dia menanam pohon tersebut, maka hendaknya dia menanam pohon itu.”

(HR. Bukhari dalam Adab Mufrad).

6. Perintah segera menguburkan jenazah

Rasulullah Saw. berpesan:

أَسْرِعُوا بِالْجِنَازَةِ فَإِنْ تَكُ صَالِحَةً فَخَيْرٌ تُقَدِّمُونَهَا وَإِنْ يَكُ سِوَى ذَلِكَ فَشَرٌّ تَضَعُونَهُ عَنْ رِقَابِكُمْ

“Segeralah mengurus jenazah. Karena jika jenazah itu adalah orang shalih, berarti kalian telah mempercepat kebaikan untuknya. Dan jika jenazah tersebut selain orang shalih, berarti kalian telah meletakkan kejelekan di pundak kalian”

(HR. Bukhari).

7. Kemuliaan dan keutamaan menanam tumbuhan yang bermanfaat

Rasulullah Saw. bersabda:

ما مِن مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إلَّا كانَ ما أُكِلَ منه له صَدَقَةٌ، وما سُرِقَ منه له صَدَقَةٌ، وما أكَلَ السَّبُعُ منه فَهو له صَدَقَةٌ، وما أكَلَتِ الطَّيْرُ فَهو له صَدَقَةٌ، ولا يَرْزَؤُهُ أحَدٌ إلَّا كانَ له صَدَقَةٌ

Tidaklah seorang muslim menanam pohon, melainkan apa yang dimakan dari tanaman itu menjadi sedekah baginya, apa yang dicuri dari tanaman tersebut menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan binatang dari tanaman itu tersebut menjadi sedekah baginya, dan apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya. Dan tidaklah seseorang mengambil darinya, melainkah ia menjadi sedekah baginya.”

(HR. Muslim).

8. Ancaman keras bagi orang yang menebang pohon secara sia-sia

Rasulullah Saw. bersabda:

مَنْ قَطَعَ سِدْرَةَ صَوَّب اللهُ رأسَهُ في النارِ

“Barangsiapa menebang pohon bidara, maka Allah akan membenamkan kepalanya dalam api neraka.”

(HR. Abu Dawud)

Imam Abu Dawud memberikan penjelasan makna hadits di atas:

مَنْ قَطَعَ سِدْرَةً فِي فَلَاةٍ يَسْتَظِلُّ بِهَا ابْنُ السَّبِيلِ، وَالْبَهَائِمُ عَبَثًا، وَظُلْمًا بِغَيْرِ حَقٍّ يَكُونُ لَهُ فِيهَا صَوَّبَ اللَّهُ رَأْسَهُ فِي النَّارِ

“Barang siapa menebang pohon bidara yang tumbuh di tanah luas yang gersang, yang menaungi ibnu sabil dan hewan ternak secara sia-sia, maka Allah akan membenamkan kepalanya dalam api neraka.”

9. Ancaman bagi orang yang berburu binatang liar dan menebang pohon secara sembarangan

Rasulullah Saw. memberikan peringatan:

مَنْ قَتَلَ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا أَوْ أَحْرَقَ نَخْلًا أَوْ قَطَعَ شَجَرَةً مُثْمِرَةً أَوْ ذَبَحَ شَاةً لِإِهَابِهَا لَمْ يَرْجِعْ كَفَافًا

Orang yang membunuh anak kecil dan orang yang sudah tua renta, membakar perkebunan kurma, menebang pohon yang sedang berbuah, memburu kambing untuk diambil kulitnya, maka orang itu akan memperoleh dosa yang terus-menerus.”

10. Informasi menakjubkan tentang Gunung Uhud

Rasululllah Saw. bersabda:

إِنَّ أُحُدًا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ

“Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang mencintai kita, dan kita pun mencintainya.”

(Muttafaq ‘alaih).

Baca Juga:

Pengertian Najis dan Macam-macamnya dalam Islam

***

Penutup

Inilah beberapa ayat dan hadits yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan, yang dapat kami sampaikan pada kesempatan kali ini. Bila Pembaca ada tambahan informasi mengenai ayat dan hadits tentang kesehatan lingkungan, dapat ditambahkan pada kolom komentar. Sebagai kelengkapan himpunan ayat dan hadits di atas. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih.

Allahu a’lam.

_________________

Bacaan:

Artikel al-Islam wa Shihhatul-Bi’ah. Prof. Dr. Mujahid Abul-Majd.

fiqih-lingkungan

Tags:

2 thoughts on “Kesehatan Lingkungan dalam al-Qur’an dan Sunnah

  • Pasha Ramadhan

    5. Bebatuan pun tunduk dan patuh kepada Allah
    seharusnya al baqarah ayat 74

    • Ahda Bina

      Alhamdulillah, terima kasih banyak atas koreksi Panjenengan, Bapak Pasha Ramadhan. Sudah kami perbaiki inggih. Barakallah fikum…

Tinggalkan Balasan ke Ahda BinaBatalkan balasan

Your email address will not be published.