SHOPPING CART

close

Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Thaharah dalam Islam

Sebagai salah satu ibadah utama yang kita lakukan setiap hari dan mengiringi salah satu rukun Islam (shalat lima waktu), thaharah memiliki berbagai keutamaan. Di antara keutamaan thaharah adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh cinta Allah Swt.

Di antara keutamaan thaharah sebagai sarana bersuci, ia menjadi sarana untuk mencapai cinta Allah I. Allah berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِين.

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang (mensucikan hati dengan) bertaubat, dan mencintai orang-orang yang (mensucikan diri dengan) berthaharah. (al-Baqarah: 222)

***

2. Syarat Sahnya Shalat

Thaharah merupakan salah satu syarat sahnya shalat, ibadah nomor wahid dalam Islam. Tanpa thaharah, shalat tidaklah sah. Dalam hal ini, secara khusus wudhu mewakili thaharah yang kita lakukan setiap hari. Marilah kita perhatikan hadits berikut ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ.

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah r bersabda, “Tidak sah shalat orang yang tidak berwudhu.” (HR. Abu Dawud)

Silakan baca juga:

Thaharah: Pengertian Secara Bahasa dan Istilah

***

3. Diampuninya Dosa

Apabila wudhu (salah satu bentuk thaharah) kita lakukan dengan sempurna, ia akan membersihkan diri kita dari seluruh dosa yang telah lalu. Hal ini disampaikan oleh sebuah hadits yang diriwayatkan ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu berikut ini:

Hadits Pertama

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ٬ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan, ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa berwudhu dengan sempurna, maka keluarlah dosa-dosa dari tubuhnya, hingga seluruh dosa itu pun keluar dari bawah kuku-kukunya.” (HR. Muslim)

عَنْ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رضى الله عنه أَنَّهُ دَعَا بِوَضُوءٍ فَتَوَضَّأَ٬ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ٬ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ٬ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ٬ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ٬ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ٬ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ٬ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ٬ ثُمَّ غَسَلَ الْيُسْرَى مِثْلَ ذَلِكَ٬ ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا٬ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا٬ ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ٬ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ٬ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan t, bahwa ia meminta air wudhu. Lalu ia pun membasuh kedua telapak tangan tiga kali. Kemudian ia berkumur dan ber-istintsar.

Lalu ia membasuh wajah tiga kali. Kemudian ia membasuh tangan kanan hingga siku tiga kali. Lalu ia membasuh tangan kiri seperti itu. Kemudian ia mengusap kepala. Lalu ia membasuh kaki kanan hingga mata kaki tiga kali. Kemudian ia membasuh kaki kiri seperti itu.

Lalu ia berkata: Aku pernah melihat Rasulullah Saw. berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat dengan khusyuk, maka dihapuslah seluruh dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits Kedua

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ٬ فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيئَةٍ كَانَ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ٬ فَإِذَا غَسَلَ رِجْلَيْهِ خَرَجَتْ كُلُّ خَطِيئَةٍ مَشَتْهَا رِجْلاَهُ مَعَ الْمَاءِ٬ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوبِ.

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Bila seorang hamba muslim berwudhu, lalu ia membasuh wajahnya, maka keluarlah seluruh dosa dari wajahnya yang disebabkan pandangan matanya bersama air. Bila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dosa-dosa dari kedua tangannya yang disebabkan kekerasan yang dilakukannya bersama air. Dan bila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah dosa-dosa yang dikarenakan langkah-langkah yang ia lakukan bersama air. Sehingga ia pun menjadi suci dari segala dosa. (HR. Muslim)

Hadits Ketiga

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ أَنَّهُ دَعَا بِمَاءٍ٬ فَتَوَضَّأَ وَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ٬ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثاً٬ وَذِرَاعَيْهِ ثَلاَثاً ثَلاَثاً٬ وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ٬ وَطَهَّرَ قَدَمَيْهِ٬ ثُمَّ ضَحِكَ٬ فَقَالَ لأَصْحَابِهِ: أَلاَ تَسْأَلُونِى عَمَّا أَضْحَكَنِى؟ فَقَالُوا: مِمَّ ضَحِكْتَ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ؟ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعَا بِمَاءٍ قَرِيباً مِنْ هَذِهِ الْبُقْعَةِ٬ فَتَوَضَّأَ كَمَا تَوَضَّأْتُ٬ ثُمَّ ضَحِكَ٬ فَقَالَ: أَلاَ تَسْأَلُونِى مَا أَضْحَكَنِى؟ فَقَالُوا: مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ وَجْهَهُ٬ حَطَّ اللَّهُ عَنْهُ كُلَّ خَطِيئَةٍ أَصَابَهَا بِوَجْهِهِ٬ فَإِذَا غَسَلَ ذِرَاعَيْهِ كَانَ كَذَلِكَ٬ وَإِنْ مَسَحَ بِرَأْسِهِ كَانَ كَذَلِكَ٬ وَإِذَا طَهَّرَ قَدَمَيْهِ كَانَ كَذَلِكَ.

Dari ‘Utsman bin ‘Affan, bahwa ia meminta air, lalu ia pun berwudhu. Ia berkumur dan beristinsyaq.

Kemudian ia membasuh wajahnya tiga kali, juga kedua tangannya masing-masing tiga kali, mengusap kepala, dan membersihkan kedua kaki. Lalu ia tertawa.

Ia berkata kepada orang-orang yang bersamanya, “Tidakkah kalian bertanya kepadaku apa yang membuatku tertawa?” Mereka bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Amirul Mukminin?”

Ia berkata, “Aku melihat Rasulullah Saw. meminta air, di tempat yang dekat dengan tempat ini. Beliau berwudhu seperti wudhuku tadi. Kemudian beliau tertawa.

Beliau bersabda, “Tidakkah kalian bertanya kepadaku apa yang membuatku tertawa?”

Para shahabat bertanya, “Apa yang membuatmu tertawa, wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda, “Bila seorang hamba berwudhu, ia membasuh wajahnya, maka Allah menghapus seluruh dosa yang dilakukan oleh wajahnya. Bila ia membasuh kedua tangannya, maka demikian pula. Dan bila ia mengusap kepalanya, maka demikian pula. Bila ia membersihkan kedua kakinya, maka demikian pula.” (HR. Ahmad)

***

4. Tanda Umat Nabi Muhammad Saw.

Wudhu merupakan salah satu keistimewaan umat Nabi Muhammad r. Pada hari kiamat nanti, Nabi Muhammad r akan mengenali umatnya dari bagian tubuh yang bersinar karena bekas air wudhu. Marilah kita perhatikan hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah berikut ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ حَوْضِى أَبْعَدُ مِنْ أَيْلَةَ مِنْ عَدَنٍ لَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ الثَّلْجِ وَأَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ بِاللَّبَنِ٬ وَلآنِيَتُهُ أَكْثَرُ مِنْ عَدَدِ النُّجُومِ٬ وَإِنِّى لأَصُدُّ النَّاسَ عَنْهُ كَمَا يَصُدُّ الرَّجُلُ إِبِلَ النَّاسِ عَنْ حَوْضِهِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَعْرِفُنَا يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: نَعَمْ٬ لَكُمْ سِيمَا لَيْسَتْ لأَحَدٍ مِنَ الأُمَمِ٬ تَرِدُونَ عَلَىَّ غُرًّا مُحَجَّلِينَ مِنْ أَثَرِ الْوُضُوءِ.

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah r bersabda, “Sungguh telagaku lebih jauh daripada Negeri Ailah[1] maupun Kota ‘Adan.[2] Namun ia lebih jernih daripada air es, lebih lezat daripada madu dan susu. Sungguh bejana-bejananya lebih banyak daripada jumlah bintang. Dan sungguh aku akan menghalau orang-orang yang mendekatinya, sebagaimana orang menghalau unta orang lain dari telaganya.”

Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau akan mengenali kami pada hari itu?”

Beliau bersabda, “Ya. Kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh seorang pun dari umat yang lain. Engkau akan datang kepadaku dengan wajah, tangan, dan kaki yang bersinar karena bekas wudhu.” (HR. Muslim)

____________________________

[1] Sebuah negeri antara Mesir dan Syam. An-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar, Ibnu Atsir.

[2] Sebuah kota di Negeri Yaman.

Tags:

2 thoughts on “Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Thaharah dalam Islam

Tinggalkan Balasan ke Thaharah: Pengertian Secara Bahasa dan IstilahBatalkan balasan

Your email address will not be published.