Shalat merupakan ibadah yang sudah ditentukan waktunya. Dan setiap waktu memiliki keutamaannya masing-masing. Hal itu sudah dijelaskan secara terperinci oleh Nabi Muhammad Saw. Baik itu waktu Shalat Ashar, Maghrib, Isya’, Shubuh maupun Dhuhur. Demikian pula waktu Shalat Tahajud maupun Shalat Dhuha.
Di antara keutamaan waktu shalat Dhuhur adalah waktu dibukanya pintu langit. Pintu-pintu langit itu tidak ditutup sampai didirikannya shalat Dhuhur.
Marilah kita perhatikan penjelasan singkat berikut ini.
Baca Juga:
Waktu Shalat Dhuhur Berdasarkan Hadits-hadits Nabawi
***
Hadits Pertama
Mengenai hal ini terdapat sebuah riwayat sebagai berikut:
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ ، قَالَ : لَمَّا نَزَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيَّ رَأَيْتُهُ يُدِيمُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ ، وَقَالَ : إِنَّهُ إِذَا زَالَتِ الشَّمْسُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ فَلا يُغْلَقُ مِنْهَا بَابٌ حَتَّى يُصَلَّى الظُّهْرُ ، فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ لِي فِي تِلْكَ السَّاعَةِ خَيْرٌ . رواه الطبراني .
Dari Abu Ayyub al-Anshari, ia berkata, “Sejak Rasulullah saw. tinggal bersamaku, aku memperhatikan beliau selalu mendirikan shalat sunnah empat rakaat sebelum shalat dhuhur. Beliau bersabda, ‘Bila matahari telah tergelincir ke barat (tiba waktu shalat Dhuhur), pintu-pintu langit dibuka. Tidak ada satu pun di antara pintu-pintu itu ditutup sampai didirikannya shalat Dhuhur. Aku merasa senang bila pada waktu itu ada kebajikan yang aku lakukan diangkat ke sana.’” (HR. Thabrani)
Baca Juga:
Rahasia Waktu Shalat Dhuha dalam Sabda Rasulullah Saw.
***
Hadits Kedua
Dalam riwayat yang lain beliau bersabda:
إِنَّ أَبْوَابَ السَّمَاءِ تُفْتَحُ عِنْدَ زَوَالِ الشَّمْسِ ، فَلاَ تُرْتَجُ حَتَّى يُصَلَّى الظُّهْرُ ، فَأُحِبُّ أَنْ يَصْعَدَ لِى فِيهَا خَيْرٌ . رواه أحمد .
“Sesungguhnya pintu-pintu langit dibuka pada waktu tergelincirnya matahari (waktu dhuhur). Pintu-pintu itu tidak ditutup hingga didirikannya shalat Dhuhur. Aku senang pada waktu itu ada kebajikan dariku yang diangkat ke sana.” (HR. Ahmad)
Baca Juga:
Waktu Shalat Dhuha Berdasarkan Hadits-hadits Nabawi
***
Hadits Ketiga
Dalam riwayat yang lain lagi disebutkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ السَّائِبِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلمكَانَ يُصَلِّى أَرْبَعًا بَعْدَ أَنْ تَزُولَ الشَّمْسُ قَبْلَ الظُّهْرِ ، وَقَالَ : إِنَّهَا سَاعَةٌ تُفْتَحُ فِيهَا أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَأُحِبُّ أَنْ يَصْعَدَ لِى فِيهَا عَمَلٌ صَالِحٌ . رواه الترمذي .
Dari Abdullah bin Saib, bahwa Rasulullah saw. selalu mendirikan shalat sunnah empat rakaat sebelum dhuhur. Beliau bersabda, “Ini merupakan waktu dibukanya pintu-pintu langit. Aku senang apabila pada waktu itu ada kebajikan yang aku lakukan diangkat ke sana.” (HR. Tirmidzi)
Demikianlah Rasulullah saw. memberikan informasi kepada umatnya. Lalu apa makna langit di sini; apakah langit dunia seperti yang kita saksikan dengan mata kepala, ataukah langit dalam makna yang lain? Allahu a’lam. Yang pasti, sudah cukup bagi kita di sini bahwa riwayat-riwayat di atas telah menunjukkan keutamaan waktu dhuhur, dan Rasulullah saw. telah memberikan teladan bagi kita bagaimana memanfaatkan waktu yang mulia ini dengan sebaik-baiknya, di antaranya dalam bentuk shalat sunnah. Tentu saja bukan hanya shalat, tapi juga bisa kebajikan yang lain, seperti bersedekah, tilawah (membaca al-Qur’an), atau membaca buku-buku yang bermanfaat, insya Allah termasuk membaca buku yang sekarang ada di hadapan kita saat ini…
Baca Juga:
Hukum Sesekali Menjamak Shalat Tanpa Udzur
***
Penutup
Demikian sedikit penjelasan mengenai tema ini. Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama. Bila ada tambahan keterangan maupun koreksi dari Pembaca, mohon disampaikan pada kolom komentar.
Allahu a’lam.
______________
Sumber:
Buku Rahasia 7 Waktu Shalat, Ahda Bina A., Lc., M.H.I.
Artikel: Afdhal Auqat as-Shalah.