SHOPPING CART

close

Kitab-kitab Hadits Induk Yang Paling Populer

Sangat banyak kitab himpunan hadits yang disusun oleh para imam atau pakar hadits. Namun pada kesempatan kali ini penulis hanya akan menyebutkan kitab-kitab himpunan hadits yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat Indonesia, yaitu:

1. Al-Muwaththa’ (Muwattha’ Imam Malik)

Kitab ini lebih dikenal dengan nama Muwaththa’ Imam Malik, adalah karya Imam Malik bin Anas al-Madani, wafat tahun 179 H.

Dalam kitab ini, Imam Malik menyusun urutan bab berdasarkan bab-bab fikih, dan mencakup hadits-hadits marfu’, mauquf dan maqthu’.

Muwaththa’ Imam Malik adalah kitab yang pertama kali disusun dengan mengambil hadits yang shahih saja, namun juga menghimpun qaul (pendapat) shahabi dan tabi’in.

***

2. Al-Musnad (Musnad Imam Ahmad)

Kitab ini lebih dikenal dengan nama Musnad Ahmad, adalah karya Imam Ahmad bin Hambal, wafat tahun 241 H.

Kitab ini disusun bukan berdasarkan bab-bab fikih, namun disusun dan dikelompokkan berdasarkan nama shahabat.

Dalam kitab ini, Imam Ahmad tidak hanya menghimpun hadits shahih dan hadits hasan saja, namun juga yang dha’if.

Namun demikian, setelah melakukan telaah atas seluruh hadits dalam kitab ini, al-Hafizh Ibnu Hajar memberikan pernyataan bahwa mayoritas hadits dalam kitab ini memiliki derajat jayyid (derajat baik, bisa menjadi landasan hukum).

***

3. Al-Jami’ ash-Shahih Imam Bukhari (Shahih Bukhari)

Kitab ini lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari, adalah karya Imam Abu ‘Abdillah Muhammad bin Isma’il Bukhari, wafat tahun 256 H.

Imam Bukhari adalah orang yang pertama kali menyusun dan membukukan hadits dengan hanya mengambil hadits yang shahih saja, dan mengesampingkan hadits yang dha’if.

Oleh karena itu kitab ini memperoleh perhatian yang besar dari para ulama, bahkan dinyatakan sebagai himpunan berita paling valid di muka bumi setelah Al-Quran.

Dan kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia  oleh Achmad Sunarto dengan judul Tarjamah Shahih Bukhari.

***

4. Al-Jami’ ash-Shahih Imam Muslim (Shahih Muslim)

Kitab ini lebih dikenal dengan nama Shahih Muslim, adalah karya Imam Abu al-Husain Muslim bin Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, wafat tahun 261 H.

Kitab ini, sama dengan Shahih Bukhari, juga hanya memuat hadits yang shahih saja berdasarkan syarat-syarat yang ditentukan oleh Imam Muslim.

Menurut jumhur (mayoritas) ulama, Shahih Muslim ini menempati peringkat kedua setelah Shahih Bukhari.

Dan kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh KH. Adib Bisri Musthofa dengan judul Tarjamah Shahih Muslim.

***

5. Sunan Abu Dawud

Kitab ini adalah karya Imam Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats as-Sijistani, wafat tahun 275 H.

Dalam kitab ini Abu Dawud menghimpun hadits shahih, hasan dan dha’if.

Namun Abu Dawud telah menjelaskan semua hadits yang dha’if dan tidak bisa dijadikan dalil untuk beramal.

Dan kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh H. Bey Arifin dan A. Syinqithy Djamaluddin dengan judul Tarjamah Sunan Abi Daud.

***

6. Al-Jami’ (Sunan Tirmidzi)

Kitab ini lebih dikenal dengan nama Sunan Tirmidzi, merupakan karya Imam Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa Tirmidzi, wafat tahun 279 H.

Kitab ini menghimpun hadits shahih, hasan dan dha’if.

Namun Tirmidzi telah menjelaskan sebagian besar derajat haditsnya.

Dan kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Drs. H. Moh. Zuhri, Dipl, Tafl, dkk. dengan judul Tarjamah Sunan Tirmidzi.

***

7. Al-Mujtaba (Sunan Nasa’i)

Kitab ini lebih dikenal dengan nama Sunan Nasa’i, adalah karya ‘Abdurrahman bin Ahmad bin Syu’aib an-Nasa’i, wafat tahun 303 H.

Keistimewaan kitab adalah pada kejelian penyusun dalam membuat bab-bab pembahasan yang merupakan gabungan antara ilmu fikih dan ilmu isnad.

Dan kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Bey Arifin, Yunus ‘Ali Al Muhdhor dan Dra. Ummu Maslamah Rayes dengan judul Tarjamah Sunan Nasa’iy.

***

8. Sunan Ibnu Majah

Kitab ini adalah karya Muhammad bin Yazid bin Majah al-Qazwini, wafat 274 H.

Para ulama menjadikan kitab ini sebagai penyempurna bagi enam kitab diatas, mengingat peranan besar yang dirasakan umat Islam pada kitab ini dalam bidang fikih.[3]

Dan kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh H. Abdullah Shonhaji, dkk. dengan judul Tarjamah Sunan Ibnu Majah.

***

9. Bulugh Al-Maram

Kitab Bulugh al-Maram adalah hasil karya al-Hafizh Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-‘Asqalani.

Di Indonesia, khususnya  di kalangan para santri, buku ini merupakan himpunan hadits hukum yang paling populer.

Selain jumlah halaman yang tidak terlalu tebal, penyusunnya juga seorang yang tidak diragukan lagi keilmuan dan keshalehannya.

Selengkapnya tentang kitab Bulughul Maram ini, kita kita simak dalam artikel berikut:

Bulughul Maram: Kitab Hadits-Fiqih Paling Legendaris

***

12. Muntaqa al-Akhbar dan Nailul Authar

Kitab Muntaqa al-Akhbar merupakan himpunan hadits hukum yang disusun oleh Imam ‘Abdus-Salam bin ‘Abdillah bin Abi al-Qashim bin Muhammad bin al-Hidhr bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Abdillah bin al-Harrani.

Atau lebih dikenal dengan nama Ibnu Taimiyyah al-Jadd (661-728 H.).

Selain disusun oleh seorang pakar hadits tiada banding pada masanya, kitab ini memperoleh keberuntungan besar dengan munculnya Kitab Nail al-Authar.

Buku Nail al-Authar ditulis oleh Imam Muhammad bin ‘Ali asy-Syaukani, yang lebih dikenal dengan sebutan Imam asy-Syaukani (1172-1250 H.).

Lebih lanjut tentang kitab ini bisa kita simak dalam artikel berikut:

Nailul Awthar: Kitab Hadits-Fiqih Paling Berpengaruh

Kitab Nailul Authar

***

Inilah kitab-kitab induk hadits yang sampai sekarang bisa kita temukan di toko-toko kitab dengan mudah.

Bahkan sekarang kita dengan sangat mudah bisa memilikinya dalam bentuk pdf.

Demikian, semoga ada manfaatnya bagi kita bersama.

Tags:

3 thoughts on “Kitab-kitab Hadits Induk Yang Paling Populer

Tinggalkan Balasan ke Bulughul Maram: Kitab Hadits-Fiqih Paling LegendarisBatalkan balasan

Your email address will not be published.