SHOPPING CART

close

Inilah Para Kontraktor Hingga Akhir Hayat

Guyonan tapi nylekit

Ada sebuah gurauan yang agak nylekit alias menyakitkan.

Bahwa orang yang mau membangun rumah tangga itu harus punya rumah dulu. Karena kalau belum punya rumah, berarti dia hanya akan membangun tangga. Bukan membangun rumah tangga. Hehe…

Tapi tahukah kita, bahwa ada orang-orang besar. Yang namanya dicatat dengan tinta emas karena jasa agungnya bagi kemanusiaan. Mereka belum sempat punya rumah hingga akhir hayat?

Baca Juga:

Bolehkah Menikah bagi Kita Yang Belum Bekerja?

***

Kyai Haji AR. Fachruddin

Saya sendiri hampir menangis membaca kisah beliau ini. Seorang yang sangat saya kagumi semenjak kanak-kanak. Saya pernah baca biografi singkat beliau waktu masih duduk di bangku SD.

Namanya demikian harum luar biasa. Mustahil ada orang Muhammadiyah belum kenal nama beliau. Orangnya sederhana, tapi sangat diperhitungkan dan disegani oleh Bapak Presiden Soeharto. Penguasa utama Orde Baru.

Tapi ternyata sampai ajal menjemputnya. Sebuah rumah pribadi tetap tinggal menjadi impian bagi keluarganya.

Baca pula: 

Bagaimana Ya Rasanya Punya Rumah Sendiri?

***

The Grand Oldman Haji Agus Salim

Tokoh kebanggaan bangsa Indonesia, juga seorang pahlawan nasional. Sejak muda luar biasa dalam memegang prinsip-prinsipnya. Dan tetap istiqamah hingga tua.

Beliau menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pada masa awal kemerdekaan. Sehingga negara kita memperoleh pengakuan dari dunia internasional.

Namun ternyata beliau sangat tabah dengan kondisinya yang sangat-sangat sederhana. Ngontrak rumah yang paling sederhana di gang sempit ibu kota negara.

Selanjutnya silakan pembaca browsing sendiri tentang hal ini.

Sungguh saya tidak sanggup mengutarakannya di sini.

Baca Juga:

Lima Kecerdasan Finansial Yang Harus Kita Miliki

***

Grand Syeich al-Azhar Jadul Haq Ali Jadul Haq

Beliau ini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan al-Azhar di Mesir. Dengan periode kepemimpinan terlama sejak berdirinya al-Azhar hingga sekarang.

Beliau orang yang sangat berpengaruh pada zamannya. Terutama di Timur Tengah. Dengan membaca sederet prestasinya, kita pun dengan cepat akan dibuat terkagum-kagum padanya.

Tapi ternyata rumah yang selama hidupnya menjadi tempat baginya.  Juga bagi keluarganya. Adalah rumah dinas atau rumah kontrakan. Rumahnya sendiri di kampung halaman ternyata lebih mirip sebuah gubuk daripada rumah yang sebenarnya.

Baca Juga:

Wajib Tahu Inilah Dahsyatnya Berhemat dan Menabung

***

Imam Hasan al-Banna (asy-Syahid)

Tidak seorang aktivis harakah Islam manapun yang tidak mengenalnya. Baik yang senang maupun tidak senang padanya. Minimal pasti pernah mendengar namanya.

Ternyata sampai akhir hayatnya, beliau juga tidak pernah punya rumah pribadi. Semasa masih kuliah, beliau tinggal masjid. Dan setelah bekerja, beliau hanya kontrak. Sampai menikah, memiliki keluarga, hingga wafat. Beliau sudah merasa cukup dengan ngontrak juga.

Baca Juga:

Jangan Pernah Iri dengan Gaji Besar Tapi Jauh dari Keluarga

***

Penutup

Mereka adalah contoh orang-orang yang dulu pernah menjadi teladan kita. Sebelum kita berkenalan dengan para ahli perencana keuangan keluarga. Yang merayu kita semua untuk punya rumah sebanyak-banyaknya.

Rumah pribadi, villa pribadi, tanah-rumah investasi, dan kos-kosan. Dengan jumlah sebanyak mungkin. Yang tidak habis dimakan oleh anak-cucu hingga tujuh turunan.

Astaghfirullahal ‘aziiim…

Demikian yang bisa kami sampaikan. Semoga bisa menjadi renungan kita kembali. Semoga ada manfaatnya.

Bila di antara pembaca ada tanggapan ataupun tambahan, kami persilakan untuk disampaikan pada kolom komentar.

Terima kasih.

_________________

Bacaan:

Artikel Nazharah al-Islam fil-Maal. Prof. Dr. al-Husain bin Muhammad Syawath dan Dr. Abdul Haq Humaisy.

Tags:

0 thoughts on “Inilah Para Kontraktor Hingga Akhir Hayat

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.