SHOPPING CART

close

QIRA’AT: Pengertian, Contoh, Pengaruh Tafsir

الْقِرَاءَاتُ

AL-QIRAA’AAT

Qira’at

 

Qira’at yang kami maksud di sini bukan qiroah al-Qur’an dengan lagu dan suara yang merdu itu. Kemudian ada lomba qiroah atau Musabaqah Tilawatil Qur’an. Bukan seperti itu…

Qira’at yang kami maksud di sini adalah tata cara membaca suatu ayat yang kadang berbeda-beda harakat bacaannya. Misalnya pada surat al-Fatihah ayat keempat ada yang membaca: Maaliki yaumiddiin. Maa (panjang).

Ada yang membaca dengan: Maliki yaumiddiin. Ma (pendek).

Baca Juga:

ISRAILIYAT: Pengertian, Contoh, Macam dan Hukumnya

***

A. Pengertian Qira’at

Secara bahasa, Qira’at itu jamak dari qira’ah, artinya: membaca. Yang berasal dari kata: qara’a-yaqra’u-qira’ah.

قرأ – يقرأ – قراءةً وقرآنًا

“Qara’a-yaqra’u-qira’ah-qur’an.”

Secara istilah, Qira’at al-Qur’an artinya: tata cara membaca al-Qur’an dengan cara mengikuti para imam qira’at yang diakui atau muktabar.

Imam Zarkasyi

القراءات هي اختلاف ألفاظ الوحي المذكور في كتبة الحروف أو كيفيتها, من تخفيفٍ وتثقيلٍ وغيرهما

Imam Ibnu al-Jazari 

القراءات علمٌ بكيفية أداء كلمات القرآن واختلافها بعزو الناقلة

Syeikh Ahmad bin Abdul Ghani Dimyathi 

علم القراءات علمٌ يعلم منه اتفاق الناقلين لكتاب الله تعالى واختلافهم في الحذف والإثبات، والتجريد والتسكين، والفصل، والوصل، وغير ذلك من هيئة النطق والإبدال، وغيره من حيث السماع

Syeikh Abdul ‘Azhim az-Zarqani

القراءات مذهبٌ يذهب إليه إمامٌ من أئمة القراء مخالفًا به غيره في النطق بالقرآن الكريم مع اتفاق الروايات، والطرق عنه، سواء أكانت هذه المخالفة في نطق الحروف أم في هيئاتها

Jadi tata cara atau metode membaca al-Qur’an itu sebenarnya ada banyak, bukan hanya satu. Tata cara membaca al-Qur’an yang biasa kita dengar dan gunakan itu hanyalah satu di antara sekian qiraat yang ada.

Baca Juga:

Tafsir dan Takwil: Pengertian, Contoh dan Perbedaan

***

B. Contoh Qira’at

Contoh paling mudah dalam membedakan qira’at ini kita bisa temukan dalam Surat adh-Dhuha. Kita bisa coba cari di YouTube dengan mengetikkan kata kunci: qiraat surat adh-dhuha.

Atau silakan klik link berikut ini: https://www.youtube.com/watch?v=a0lqlfbyaE8.

Dalam qiraat itu ada beberapa perbedaan yang bisa kita temukan dengan qiraat yang biasa kita gunakan, di antaranya:

  • Wadh-dhuhaa dibaca: Wadh-dhuhee…
  • Wa lal-akhiratu dibaca: Wa lalaaaaakhiratu…
  • Minal uulaa dibaca: Minaluuuuulee…
  • Demikian dan seterusnya.

Baca Juga:

Rasm Utsmani: Pengertian, Contoh & Kaidah

***

C. Syarat Qira’at Mu’tabarah

Sebuah qiraat hanya boleh dipakai, apabila memenuhi syarat sebagai qiraat mu’tabarah.

Yaitu qiraat yang memenuhi tiga syarat sebagai berikut:

  • memiliki sanad yang mutawatir
  • sesuai dengan kaidah bahasa Arab
  • sesuai dengan Rasm Utsmani.

Bila sebuah qiraat tidak memenuhi salah satu kriteria di atas, mana qiraat itu menjadi qiraat syadz.

Bacaan qiraat yang boleh digunakan dalam bacaan shalat adalah qiraat mu’tabarah saja.

Baca Juga:

Nuzulul Qur’an: Pengertian, Tahapan Turun dan Hikmah

***

D. Para Imam Qira’at

  • Nafi’ (Nafi’ bin Abdurrahman)
  • Ibnu Katsir (Abdullah bin Katsir)
  • Abu Amr (Zabban bin al-Ala’ al-Bashri)
  • Ibnu Amir (Abdullah Ibnu Amir al-Syami)
  • Ashim (Ashim bin Abi al-Najud al-Kufi)
  • Hamzah (Hamzah bin al-Zayyat)
  • al-Kisa’i (Ali bin Hamzah al-Kisa’i)

Baca Juga:

Nasikh-Mansukh: Pengertian, Contoh, Macam-macam dan Hikmah

***

E. Asal-usul Qira’at al-Qur’an

Kita semua tentunya bertanya-tanya: Dari mana datangnya berbagai versi qira’at al-Qur’an itu?

Semua qira’at al-Qur’an itu berasal dari Allah Swt. Lalu Rasulullah Saw. menyampaikannya pada para shahabat.  Jadi sebenarnya berbagai macam versi qira’at itu sama dengan hadits qudsi.

Marilah kita perhatikan ayat berikut ini:

لا تُحرِّك بِهِ لِسَانَكَ لتَعْجَلَ بِهِ، إنَّ عَلَيْنا جَمْعَهُ وَقُرْآنَهُ، فَإذَا قَرَأْنَاهُ فَاتَّبِعْ قُرْآنَهُ

“Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.”

(QS. Al-Qiyamah: 16-18)

Berdasarkan ayat di atas. Bahwa Rasulullah Saw. hanya menerima ayat demi ayat dari Jibril yang secara langsung membawanya dari Allah Swt. Sehingga tidak ada ikut campur sedikit pun terhadap bacaan al-Qur’an. Baik dari Rasulullah Saw. maupun dari Jibril alaihis salam.

Adapun para imam qira’at itu, kedudukan mereka adalah sama dengan para pembuku hadits. Seperti: Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dll. Di mana mereka juga hanya menyampaikan atau membacakan. Tidak menambahi, mengurangi, maupun merubah.

Baca Juga:

MAKKIYAH-MADANIYAH: Pengertian, Ciri-ciri, Contoh & Urgensi

***

F. Para Periwayat Utama Imam Qira’at

Tiap imam qira’at itu memiliki dua periwayat utama yang meriwayatkannya sebagai berikut:

  • Nafi’: Qalun dan Warsy
  • Ibnu Katsir: Al- Bazzi dan Qanbul
  • Abu Amr: al-Duri dan al-Susi
  • Ibnu Amir: Hisyam dan Ibnu Dzakwan
  • Ashim: Syubah dan Hafsh
  • Hamzah: Khalaf dan  Khallad
  • Al-Kisa’i: Duri dan Abdul Haris

Untuk mengetahui contoh masing-masing dari qiraat itu, yang paling mudah dan praktis kita bisa membuka YouTube lagi. Kita bisa mengetikkan kata kunci dari masing-masing qiraat di atas. Insya Allah akan muncul di sana.

Baca Juga:

Asbabun Nuzul: Pengertian, Contoh, Urgensi, Cara Menemukan

***

G. Qira’at Yang Biasa Kita Gunakan

Adapun qira’at al-Qur’an yang berkembang di Indonesia adalah qira’at Imam Ashim dengan riwayat Imam Hafsh. Al-Qur’an dengan terjemahan Kemenag pun menggunakan riwayat ini.

Ketika berkunjung ke Tunisia, alhamdulillah kami memperoleh dua mushaf al-Qur’an yang berbeda qiraatnya dengan yang biasa kita gunakan. Di sana berkembang qiraat Imam Nafi’ dengan riwayat Qalun dan Warsy.

Baca Juga:

Muhkamat-Mutasyabihat: Pengertian dan Contoh (2)

***

H. Pengaruh Perbedaan Qira’at kepada Tafsir

Adakalanya perbedaan qira’at itu berpengaruh kepada makna ayat yang bersangkutan.

Kadang perbedaan itu hanya sedikit saja, seperti kata: Maaliki dan Maliki. Itu ada beda maknanya, tapi hampir sama.

Namun ada juga perbedaan itu yang cukup signifikan. Misalnya kata: Yath-hur-na dan Yath-thah-har-na.

Yath-hur-na artinya suci. Sedangkan yath-thah-har-na artinya bersuci. Keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Suci maksudnya adalah sudah suci dari haid, meskipun belum mandi besar.

Bersuci maknanya sudah suci dari haid sekaligus sudah mandi besar.

Baca Juga:

Inilah 11 Perbedaan antara al-Qur’an dan Terjemahannya

***

I. Mengapa Ada Perbedaan Qira’at?

Boleh jadi banyak di antara kita yang bertanya-tanya:

Mengapa Allah menurunkan banyak qira’at, mengapa tidak satu saja? Bukankah perbedaan qira’at justru akan membuat perpecahan dalam tubuh umat Islam?

Perbedaan qira’at itu sebenarnya ada kaitannya dengan bahasa. Bahwa setiap bahasa dipengaruhi oleh budaya setempat di mana bahasa itu digunakan.

Jadi bahasa Arab itu sama dengan bahasa Jawa, Indonesia, maupun Inggris misalnya. Ada bahasa Jawa ala Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ada bahasa Jawa ala Yogyakarta dan Surabaya.

Demikian pula bahasa Indonesia dan Inggris. Ada bahasa Inggris ala British, Amerika, Australia, dll.

Di mana ada beberapa kota kata tertentu yang berbeda cara pengucapannya, di mana perbedaan itu kadang juga bisa berbeda artinya.

Baca Juga:

Etika Seorang Muslim dalam Membaca Al-Qur’an

***

J. Hikmah Qira’at Yang Bermacam-macam

Bagi orang awam, besar kemungkinannya qira’at yang bermacam-macam ini akan membuatnya bingung.

Namun bagi orang yang suka belajar, perbedaan qira’at ini merupakan hal yang sangat menarik untuk dipelajari.

Qira’at merupakan salah satu kekayaan intelektual, budaya, sekaligus sejarah bagi umat Islam. Di mana semua qira’at itu dipelajari oleh para ulama secara serius dan sungguh-sungguh. Bukan sambil lalu. Sehingga melahirkan berbagai macam penelitian ilmiah yang tiada kunjung habis dipelajari.

Qira’at juga merupakan salah satu cara Allah mendidik umat Islam untuk saling menghargai dalam perbedaan. Bahwa untuk bersatu itu tidak harus selalu sama.

Baca Juga:

Tips Spesial Menghafal al-Qur’an dari Para Ulama

***

Penutup

Inilah pembahasan singkat mengenai pengertian, contoh dan beberapa penjelasan tambahan yang berkaitan dengan Qira’at. Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama.

Bila ada tambahan keterangan, pertanyaan ataupun koreksi. Kami persilakan untuk disampaikan pada kolom komentar.

Allahu a’lam.

________________________

Bacaan Utama

– Kitab al-Qira’at al-Qur’aniyah wa Atsaruha fit-Tafsir

al-Qira'at-al-Qur'aniyah-wa-Atsaruha-fit-Tafsir
Kitab al-Qira’at al-Qur’aniyah wa Atsaruha fit-Tafsir

– Artikel Ta’rif al-Qira’at.

Tags:

3 thoughts on “QIRA’AT: Pengertian, Contoh, Pengaruh Tafsir

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.