SHOPPING CART

close

Mulai Kapan Ada Perbedaan Pendapat dalam Islam?

Sejak Zaman Rasulullah Saw.

Beda pendapat itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw.

Ada banyak peristiwa, yg menunjukkan kebolehan berbeda pendapat.

Pada kesempatan ini akan saya sampaikan dua peristiwa saja.

***

Pertama

Satu saat ada dua orang shahabat keluar kota Madinah.

Di tengah jalan, datang waktu shalat. Keduanya mencari air. Tidak ada air. Akhirnya keduanya bertayamum.

Selesai shalat, keduanya melanjutkan perjalanan. Tak disangka ketemu air.

Keduanya beda pendapat.

Shahabat yg pertama ambil wudhu dan shalat lagi. Menurut dia, shalat harus diulang. Karena tadi shalat dgn tayamum. Ketemu air ya harus wudhu dan shalat lagi.

Shahabat yg kedua tidak mengulang shalat. Menurut dia, shalat yg tadi sudah sah. Maka tidak perlu diulang.

Setelah kembali ke Madinah, keduanya lapor pada Nabi Muhammad Saw.

Beliau tidak menyalahkan salah satunya.

Beliau memuji keduanya.

Jadi beda pendapat itu tidak selalu harus ada yg salah.

Pada shahabat yg pertama, beliau bersabda, bahwa baginya dua pahala. Karena shalatnya kan dua kali.

Pada shahabat yg kedua, beliau bersabda, bahwa dia telah sesuai sunnah Rasulullah Saw.

Kalau kita rasa-rasakan, memang pendapat yg kedua itu yg lebih benar.

Namun bukan itu yg paling penting dalam hal ini yg ingin kita ambil hikmahnya.

Namun kita bisa perhatikan, 0 Nabi Muhammad Saw menyikapi adanya beda pendapat.

Semua beliau hargai.

Semua diberikan penghargaan.

Tidak ada yg dinyatakan keliru, apalagi sesat. Mohon maaf semoga tidak ada yg tersinggung.

Baca juga:  Memastikan Pendapat Mana Yang Benar dan Yang Salah

***

Kedua

Pasca Perang Khandaq atau disebut juga Perang Ahzab

Beliau berikan perintah pada pasukan Islam untuk segera berangkat menuju kampung Yahudi Bani Quraizhah.

Yahudi Bani Quraizhah ini telah berkhianat di saat yg paling gawat di perang Khandaq atau Ahzab tadi.

Mereka harus segera ditindak secara tegas dan segera.

Sebelum pasukan berangkat, beliau berpesan, bahwa hendaknya pasukan Islam tsb tidak shalat Ashar pada hari itu, melainkan di kampung Bani Quraizhah.

Dengan izin Allah, di tengah jalan, datang waktu Ashar.

Para shahabat beda pendapat.

Sebagian shalat di tengah perjalanan. Sebagian menunda shalat, berpegang pada teks pesan Rasulullah Saw.

Pendapat yg pertama, yg shalat di tengah perjalanan itu, berpandangan:

Pesan Rasulullah Saw itu mengandung maksud, supaya pasukan Islam segera sampai di tujuan. Bukan pada shalatnya.

Pendapat yg kedua, yg menunda shalat Ashar sampai tiba di tempat tujuan, berpandangan:

Kita harus melaksanakan perintah Rasulullah Saw itu apa adanya. Tidak boleh dirubah sedikit pun.

Setelah Rasulullah Saw menyusul dan tiba bersama mereka, para shahabat pun melaporkan kejadian adanya beda pendapat tsb.

Apa kira-kira yg beliau sabdakan?

Bagi yg belum pernah membaca peristiwa ini pasti sangat penasaran.

Ternyata beliau diam.

Tidak memberikan komentar.

Itu tandanya tidak ada yg salah.

Kalau ada yg salah, pasti beliau tegur.

Mustahil Rasulullah Saw membiarkan kebatilan di hadapan beliau.

***

Tidak selalu ada yang salah

Berarti kedua pendapat itu tidak ada yg salah.

Sekali lagi, beda pendapat itu tidak selalu ada pihak yg salah.

Justru dalam banyak kesempatan, termasuk yg dua peristiwa tadi, Rasulullah Saw memberikan pelajaran pada kita semua:

Untuk saling menghormati pendapat orang lain.

Untuk tidak merasa sebagai pihak yg pasti benar. Paling kuat dalilnya.

Sesama orang Islam harus bisa saling menghormati.

Itulah Islam yg dibawa Rasulullah Saw.

Mungkin ada yg ingin dapat teks hadits kedua peristiwa di atas.

Menurut saya kedua peristiwa itu sudah sangat masyhur.

Silakan Googling sendiri.

Atau buka Maktabah Syamilah.

Trims.

Tags:

0 thoughts on “Mulai Kapan Ada Perbedaan Pendapat dalam Islam?

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.