Supaya Kita Hormat pada Para Imam Mazhab
Dalam berdiskusi dengan masyarakat awam yang tidak memiliki dasar keilmuan syariah, seringkali mereka merendahkan kedudukan para imam mazhab. Mereka mengira para imam mazhab itu adalah orang-orang awam seperti mereka yang kebetulan memperoleh keberuntungan berupa nama yang tenar.
Selain itu mereka juga mudah sekali menuduh orang lain sebagai liberal, wahabi, ekstrem, dan seterusnya.
Kepada mereka inilah saya tujukan kalimat-kalimat berikut:
Kebenaran itu hanya dari Allah…
Islam liberal, Islam garis keras, Islam Wahabi, Islam ekstrem
Islam inklusif…
Islam rahmatan lil ‘alamin…
Islam Pancasila…
Islam bhinneka tunggal ika…
Islam kok ada embel-embelnya…
Islam itu ya Islam…
Tanpa tambahan apapun…
Islam adalah tunduk patuh pada aturan, ketentuan, kehendak, qadha’ qadar Allah…
Islam tidak pernah menyuruh kita untuk berdebat. Kecuali kita mampu berdebat dgn cara yg paling baik, paling santun, lebih ilmiah, lebih elegan…
Bagi saya ilmu dan kebenaran itu hanya dari Allah.
Kalau mau belajar saya akan baca Al-Qur’an, hadits, kitab tafsir, syarah hadits, kamus.
Kalau ada yg meminta pada saya untuk ikut seseorang, pasti saya tolak. Meskipun orang itu sangat saya hormati.
Para kiai itu saya hormati, namun saya lebih menghormati kebenaran dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan…
Jangankan para ulama.
Al-Imam Yusuf Qaradhawi
Syeikh Muhammad Al-Ghazali
As-Syahid Sayyid Quthb
Syeikh Sayyid Sabiq
Syeikh Wahbah az-Zuhaili
Syeikh Muhammad Sa’id Ramadhan al-Buthi
Syeikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
Mereka semua tidak lebih tinggi daripada para imam Mazhab.
Baik dari segi keilmuan, wawasan, pengaruh, maupun kesalehannya.
Allahu a’lam.
Tinggalkan Balasan