SHOPPING CART

close

Inilah Syarat-syarat Hadits Shahih, Harus Hafal dan Paham

شُرُوْطُ الْحَدِيْثِ الصَّحِيْحِ

Syuruth al-Hadits ash-Shahih

 

Syarat-syarat hadits shahih itu sebenarnya sudah disebutkan dengan sendirinya dalam pengertian hadits shahih.

Namun lebih jelasnya dapat disebutkan bahwa syarat hadits shahih itu ada lima.

Berikut ini syarat-syarat hadits shahih:

1. Sanadnya bersambung

Sanad artinya rangkaian perawi. Yang menghubungkan antara matan sebuah hadits dan pembuku hadits tersebut.

Kita pahami, bahwa semua pembuku hadits itu tidak pernah bertemu dengan Rasulullah Saw.

Sehingga untuk menyebutkan sebuah hadits secara bertanggung jawab, pembuku hadits harus menyebutkan rangkaian sanadnya.

Bila rangkaian sanad itu bersambung, maka hadits itu telah memenuhi syarat yang pertama.

Tapi belum bisa dikatakan hadits shahih, karena masih ada empat syarat lain yang harus dipenuhi.

Pembuku hadits itu misalnya: Imam Malik, Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, Imam Hakim, Imam Daruquthni, dan lain-lain.

***

2. Seluruh perawinya adil

Syarat kedua hadits shahih, adalah: seluruh perawi dalam rangkaian sanadnya bersifat adil.

Adil artinya memiliki integritas. Dia memiliki standar moral yang bagus. Baik dalam masalah akhlak secara umum, maupun masalah kejujuran dalam meriwayatkan hadits secara khusus.

Seorang perawi yang tertuduh pernah berdusta, apalagi berkaitan dengan hadits, maka hadits yang dia riwayatkan secara otomatis tidak memenuhi syarat sebagai hadits shahih.

Adil ini di sini juga berkaitan dengan sanad saja.

***

3. Seluruh perawinya dhabith

Dhabith artinya memiliki kemampuan yang cukup untuk meriwayatkan hadits, sehingga terhindar dari kesalahan yang tidak disengaja.

Dhabith di sini ada dua macam. Yaitu: dhabith fis shudur. Artinya perawi memiliki daya ingat yang sangat bagus.

Lalu dhabith fis suthur. Artinya perawi memiliki catatan hadits yang rapi.

Dengan salah satu dari dua macam dhabith di atas, maka kesalahan periwayatan bisa dihindari.

Tentu lebih baik kalau dhabith fis shudhur sekaligus fis suthur. Memiliki daya ingat yang bagus, sekaligus memiliki catatan yang rapi.

Dhabith di sini juga berkaitan dengan sanad saja.

***

4. Tidak mengandung syadz

Syadz ini berkaitan dengan matan saja.

Syadz artinya, matan hadits bertentangan dengan:

  • ayat al-Qur’an
  • hadits yang lebih shahih
  • fakta ilmiah
  • logika yang sehat

Bila matan sebuah hadits bertentangan dengan salah satu saja dari keempat hal di atas, maka hadits itu merupakan hadits dha’if.

***

5. Tidak mengandung ‘illah

Illah ini berkaitan dengan sanad dan matan.

Illah artinya cacat yang tersembunyi. Hanya bisa diketahui oleh seorang pakar hadits. Yang benar-benar pakar dalam arti yang sesungguhnya.

Dia hafal ratusan ribu hadits, baik sanad maupun matannya. Bukan hanya hafal makna, namun juga lafaznya.

Maka jelas dia bukan orang yang sembarangan.

***

Demikian sedikit penjelasan mengenai syarat-syarat hadits shahih.

Semoga ada manfaatnya.

Allahu a’lam.

_____________________

Bacaan utama:

Kitab Mabahits fi Ulumil HaditsSyeikh Manna’ al-Qatthanrahimatullah.

Tags:

2 thoughts on “Inilah Syarat-syarat Hadits Shahih, Harus Hafal dan Paham

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.