SHOPPING CART

close

TAFSIR DAN TAKWIL: Pengertian, Contoh dan Perbedaan

التَّفْسِيْرُ وَالتَّأْوِيْلُ

at-Tafsiir wa at-Ta’wiil

 

Pendahuluan

Secara umum kita mengenal istilah tafsir dengan cukup baik. Namun tidak banyak orang paham makna takwil secara benar. Padahal tafsir dan takwil ini memiliki hubungan yang sangat erat. Di mana ada takwil maka di situ ada tafsir. Namun bila ada tafsir, belum tentu perlu takwil.

Barangkali inilah di antara alasan mengapa istilah tafsir itu lebih populer daripada istilah takwil. Meskipun keduanya memiliki hubungan yang sangat intim.

Oleh karena itu, marilah kita luangkan waktu sejenak untuk mereview pemahaman kita mengenai dua istilah yang saling berdekatan ini. Semoga Allah limpahkan kemudahan kepada kita semua untuk belajar dengan baik.

Baca Juga:

Asbabun Nuzul: Pengertian, Contoh, Urgensi, Cara Menemukan

***

A. Tafsir: Pengertian dan Contoh

1. Pengertian Tafsir

a. Pengertian Tafsir Secara Bahasa

Secara bahasa, kata tafsir berasal dari kata: fassara-yufassiru-tafsiiran.

Arti tafsir secara bahasa: menjelaskan dan menerangkan, serta menyingkap.

التفسير هو الإيضاح والتبيين

“Tafsir artinya: menjelaskan dan menerangkan.”

التفسير هو الكشْف

“Tafsir artinya: menyingkap.”

**

b. Pengertian Tafsir Secara Istilah

Secara istilah, tafsir artinya:

التفسير هو عِلمٌ يُعرَف به فَهْم كتاب الله المنزل على نبيِّه محمَّد – صلَّى الله عليه وسلَّم – وبيان معانيه، واستخراج أحكامه وحِكمه، واستمداد ذلك من عِلْم اللغة، والنحو والتصريف، وعلم البيان، وأصول الفِقه، والقراءات، ويحتاج لمعرفة أسباب النزول والناسِخ والمنسوخ

“Tafsir yaitu: ilmu untuk memahami Kitab Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad Saw., menjelaskan maknanya, mengeluarkan hukum dan hikmahnya, dengan bantuan ilmu lughah, nahwu, sharaf, ilmu bayan, ushul fiqih, qira’at, serta pengetahuan tentang asbabun nuzul dan nasikh-mansukh.”

Atau:

التفسير هو عِلمُ نزول الآيات وشؤونها وأقاصيصها، والأسباب النازلة فيها، ثم ترتيب مكِّيِّها ومدنيِّها، ومُحْكمها ومتشابهها، وناسخها ومنسوخها، وخاصِّها وعامِّها، ومطلقها ومقيَّدها، ومُجْمَلها ومُفسَّرها، وحلالها وحرامها، ووعْدِها ووعيدها، وأمْرها ونَهْيها، وعِبَرها وأمثالها

“Tafsir yaitu: ilmu mengenai sejarah turunnya ayat-ayat al-Qur’an, maknanya, kisah-kisah, asbabun nuzul, makkiyah-madaniyah, muhkam-mutasyabih, nasikh-mansukh, khash-‘am, muthlaq-muqayyad, mujmal-mufassar, halal-haram, janji dan ancaman, perintah-larangan, dan sebagainya.”

Baca Juga:

Muhkamat dan Mutasyabihat: Pengertian dan Contoh

***

2. Contoh Tafsir

Ayat yang hendak ditafsirkan (1) :

Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Fath ayat 10:

يَدُ ٱللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ

“Tangan Allah berada di atas tangan mereka.”

Penafsirannya:

يد الله فوق أيديهم، فهو معهم يسمع أقوالهم، ويرى مكانهم، ويعلم ضمائرهم وظواهرهم

“Tangan Allah berada di atas tangan mereka. Maka Allah selalu bersama mereka. Dia selalu mendengarkan perkataan mereka. Dia selalu melihat tempat mereka. Dan Dia senantiasa mengetahui isi hati dan keadaan yang nampak dari mereka.”

**

Ayat yang akan ditafsirkan (2):

Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 255:

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ

“Kursi-Nya seluas langit dan bumi.”

Tafsir ayat: 

 أن كرسيه لم يضق عن السماوات والأرض لبسطته وسعته وما هو إلا تصوير لعظمته ولا كرسي ثمة ولا قعود ولا قاعد

ما روى أنه خلق كرسيا هو بين يدي العرش دونه السماوات والأرض وهو إلى العرش كأصغر شيء

“Kursi Allah itu tidak menjadi sempit oleh langit dan bumi. Menunjukkan luasnya kursi Allah. Menjelaskan keagungan Allah. Bukan menjelaskan kursi itu sendiri, maupun duduk-Nya.

“Ada riwayat yang menyebutkan bahwa Allah menciptakan kursi di hadapan singgasana, yang di bawahnya adalah langit dan bumi. Kursi itu dibandingkan singgasana adalah sangat kecil.”

Baca Juga:

Nuzulul Qur’an: Pengertian, Tahapan Turun dan Hikmah

***

B. Takwil: Pengertian dan Contoh

1. Pengertian Takwil Secara Bahasa

Secara bahasa, takwil berasal dari kata:

أَوَّل يُؤَوِّلُ تأويلاً

Awwala-yu’awwilu-ta’wiilan.”

Arti takwil secara bahasa adalah: menghimpun makna-makna yang bertentangan dengan lafazh yang jelas.

التأويل هو الرجوع، والعاقبة، والمصير، والتفسير

“Takwil yaitu: kembali, akibat, tempat berakhir, penjelasan.”

تأويل الكلام هو الرجوع به إلى مراد المتكلم، وإلى حقيقة ما أخبر به

“Takwil suatu kalimat, artinya: kembali kepada maksud orang yang berbicara, dan kepada hakekat dari apa yang dia sampaikan.”

التأويل هو جمعُ معانٍ مشكلة بلفظ واضحٍ لا إشكالَ فيه

“Takwil adalah: mengumpulkan bermacam makna yang bermasalah dengan menggunakan lafazh yang jelas, sehingga tidak lagi bermasalah.”

Imam al-Laits berkata:

التأويل تفسيرُ الكلام الذي تختلف معانيه، ولا يصحُّ إلا ببيان غيرِ لفظه

“Takwil yaitu: menjelaskan perkataan yang maknanya bermacam-macam dan tidak jelas, kecuali diterangkan dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.”

أوَّل الكلام تأوَّله دبَّره وقدَّره، وأوَّله وتأوَّله: فسَّره

“Mentakwil suatu kalimat, artinya: menghayati dan memahaminya dengan baik. Mentakwil juga berarti: menjelaskan.”

Baca Juga:

Makkiyah dan Madaniyah: Pengertian, Ciri-ciri dan Contoh

**

2. Pengertian Takwil Secara Istilah

Makna takwil secara istilah ternyata berkembang. Dahulu para ulama menggunakan istilah takwil untuk menjelaskan suatu makna. Lalu sekian abad kemudian, makna itu bergeser pada makna yang lain.

Untuk lebih mudahnya, generasi ulama yang pertama kami sebut sebagai ulama mutaqaddimin. Sedangkan untuk generasi ulama yang kedua kami sebut sebagai ulama mutaakhirin.

Secara umum, ulama mutaqadimin mengartikan takwil sebagai kata lain dari tafsir. Sedangkan ulama mutaakhirin sebagai makna yang berbeda dengan tafsir.

Berikut ini rincian dan penjelasannya:

a. Pengertian Takwil menurut Ulama Mutaqaddimin

Sebagian ulama mutaqadimin mengartikan takwil sebagai:

التأويل هو تفسير الكلام وبيان معناه؛ سواء وافَق ظاهره أو خَالَفَه، فيكون

“Takwil adalah: penjelasan bagi suatu kalimat, dan keterangan maknanya. Baik yang zhahir maupun batin.”

Sebagaian ulama mutaqadimin yang lain mengartikan sebagai berikut:

التأويل هو نفْس المراد بالكلام، فإنْ كان الكلام طلبًا كان تأويله نفسَ الفعل المطلوب، وإن كان خبرًا كان تأويله نفسَ الشيء المخبَر به

“Takwil adalah: makna yang sama persis dengan kalimatnya. Bila suatu kalimat berisi perintah untuk mengerjakan sesuatu, maka takwilnya adalah perbuatan dimaksud. Jika suatu kalimat berupa informasi, maka takwilnya adalah informasi tersebut.”

Perbedaan dua definisi di atas:

– Definisi pertama fokus kepada penjelasan. Dalam hal ini takwil adalah sama dengan tafsir.

– Definisi kedua mengarah kepada penekanan dan penegasan.

Baca Juga:

Inilah Beberapa Perbedaan antara al-Qur’an dan Terjemahannya

**

b. Pengertian Takwil menurut Ulama Mutaakhirin

Para ulama mutaakhirin memberikan definisi kepada takwil sebagai berikut:

صَرْف اللفظ عن المعنى الراجح إلى المعنى المرجوح لدليل يَقْتَرِن به

“Takwil adalah: memalingkan makna rajih (lebih kuat) kepada makna yang marjuh (yang lemah) berdasarkan dalil yang berkaitan dengannya.”

Berdasarkan definisi itu, maka takwil harus memenuhi dua unsur berikut ini:

– terbukanya peluang makna yang dimaksud dalam takwil (makna yang marjuh)

– adanya dalil yang mengharuskan pemalingan makna, dari makna rajih kepada makna marjuh.

Bila tidak memenuhi kedua unsur itu, maka takwil menjadi batal. Dan hal itu sama saja dengan mempermainkan makna ayat.

***

2. Contoh Takwil

Ayat yang akan ditakwilkan (1):

Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Fath ayat 10:

يَدُ ٱللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ

“Tangan Allah berada di atas tangan mereka.”

Takwil ayat:

Ayat di atas ditakwilkan oleh sebagian ulama dengan: nikmat atau kekuasaan.

النعمة، أو القدرة

“Tangan Allah, artinya: nikmat dan kekuasaan Allah.”

**

Ayat yang akan ditakwilkan (2):

Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 255:

وَسِعَ كُرْسِيُّهُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ

“Kursi-Nya seluas langit dan bumi.”

Takwil ayat: 

Ayat di atas ditakwilkan dengan: ilmu.

وسع علمه، وسمى العلم كرسيا تسمية بمكانه الذي هو كرسي العالم

“Ilmu Allah (seluas langit dan bumi). Ilmu disebut kursi. Sesuai dengan kedudukan kursi di sebagai kursi orang yang berilmu.”

وسع ملكه تسمية بمكانه الذي هو كرسي الملك

“Kerajaan Allah (seluas langit dan bumi). Sesuai dengan kedudukan kursi di sini sebagai kursi seorang raja.”

Baca Juga:

Nasikh-Mansukh: Pengertian, Contoh, Macam-macam dan Hikmah

***

C. Perbedaan antara Tafsir dan Takwil

Berikut ini beberapa perbedaan antara tafsir dan takwil:

1. Tafsir itu lebih umum daripada takwil

Imam ar-Raghib al-Ashfahani berkata:

التفسيرُ أعمُّ من التأويل، وأكثرُ استعماله في الألْفاظ ومفرداتها، وأكثر استعمال التأويل في المعاني والجُمَل

“Tafsir itu lebih umum daripada takwil. Tafsir lebih banyak membahas lafazh dan mufradat. Sedangkan takwil itu lebih banyak membahas makna dan kalimat.”

Tafsir itu lebih banyak menjelaskan kosa kata yang gharib (jarang dipakai oleh orang Arab dalam kehidupan sehari-hari). Misalnya kata-kata: bahirah, saibah, washilah, dan lain-lain.

Atau menjelaskan keterangan dan tata cara suatu ibadah yang disebutkan dalam al-Qur’an. Misalnya ketika al-Qur’an menyuruh kita mendirikan shalat. Maka tafsir memberikan penjelasan lebih jauh akan tata cara shalat, hikmah, tujuan dan seterusnya.

Atau juga memberikan penjelasan berbagai kisah yang dijelaskan secara ringkas dalam al-Qur’an. Maka tafsir mengambil peranan untuk menjelaskan kisah-kisah itu secara tertib dan luas.

Itulah tafsir.

Adapun takwil lebih khusus dan spesifik daripada tafsir. Seperti ketika ada istilah kafir dalam al-Qur’an. Maka takwil mengambil peranan untuk memalingkan dari kafir secara umum kepada kafir secara khusus. Yaitu makna kafir secara umum, kafir kepada rukun iman. Kepada kafir secara khusus, yaitu kafir kepada Allah Swt.

**

2. Tafsir harus berdasarkan dalil dan kesaksian atas nama Allah, sedangkan takwil tidak

Imam al-Maturidi berkata:

التفسير: القطْع على أنَّ المراد من اللفظ هذا، والشهادة على الله أنَّه عنَى باللفظ هذا، فإن قام دليلٌ مقطوعٌ به، فصحيح، وإلا فالتفسير بالرأي وهو المنهي عنه، والتأويل ترجيحُ أحَد المحتملات بدون القَطْع والشهادة على الله

“Tafsir yaitu: memastikan bahwa makna lafazh ini adalah demikian, serta bersaksi atas nama Allah bahwa maksud Allah dalam lafazh ini adalah demikian. Bila ada dalil yang pasti, maka tafsir itu adalah benar. Bila tidak ada dalil, maka disebut sebagai tafsir dengan akal (ra’yun), yang dilarang.

“Sedangkan takwil adalah: memilih satu dari beberapa kemungkinan tanpa memasktikan dan tanpa mempersaksikan atas nama Allah.”

**

3. Tafsir itu makna lahir, takwil itu makna batin

Sebagian ulama berkata:

التفسير بيان وضْع اللفظ؛ إما حقيقةً وإما مجازًا، والتأويل تفسير باطن اللفظ، مأخوذٌ من الأَوْل، وهو الرجوع لعاقبة الأمر، فالتأويل إخبارٌ عن حقيقة المراد، والتفسير إخبارٌ عن دليل المراد

Tafsir itu menjelaskan posisi suatu lafazh, apakah makna sejati atau makna majaz. Seperti tafsir as-Shirath dengan at-thariq.

Takwil itu menjelaskan makna batin suatu lafazah. Yang fokusnya adalah pada akhir suatu perkara. Memaknai as-Shirath sebagai bentuk ketidaktahuan manusia pada jalan sejati, sehingga senantiasa memerlukan bimbingan sampai akhir hayat.

Dengan kata lain:

Tafsir itu menjelaskan dasar argumentasi suatu makna.

Takwil itu menjelaskan hakekat sejati dan tujuan dari suatu makna.

**

4. Tafsir itu fokus pada informasi terkait ayat, takwil itu fokus pada munasabah ayat

Sebagian ulama berkata:

التفسير: هو الكلام في أسباب نزول الآية وشأنِها وقصتها، فلا يجوز إلا بالسماع بعدَ ثبوته من طريق النقْل

التأويل: صرْف الآية إلى معنًى محتمل موافِق لِمَا قبلها وما بعدها، غير مخالف للكتاب والسُّنة من طريق الاستنباط، فقد رُخِّص فيه لأهل العلم

“Tafsir itu perbincangan mengenai asbabun nuzul ayat, makna lafazah dan berbagai kisah mengenai ayat itu. Sehingga tafsir itu harus melalui dali periwayatan (dalil). Sedangkan takwil itu memalingkan makna ayat yTAang multitafsir, sehingga sesuai dengan ayat yang sebelum dan sesudahnya (munasabah), dengan syarat tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan hadits, dan hanya boleh dilakukan oleh para ulama.”

**

5. Tafsir dengan dalil, takwil dengan akal sehat

Sebagian ulama berpendapat:

التفسير يتعلق بالرِّواية، والتأويل يتعلَّق بالدِّراية

“Tafsir itu berkaitan dengan riwayat, adapun takwil itu dengan pengamatan dan penelitian.”

**

6. Tafsir itu menggunakan ayat dan hadits, takwil itu menggunakan ilmu pengetahuan

Sebagian ulama berpendapat:

التفسير: ما وقع مبيَّنًا في كتاب الله، ومعيَّنًا في صحيح السنة لأنَّ معناه قد وضح وظهر، وليس لأحد أن يتعرَّض إليه باجتهاد ولا غيره؛ بل يحمله على المعنى الذي ورَد لا يتعدَّاه

والتأويل: ما استنبطه العلماءُ العاملون لمعانِي الخطاب، الماهرون في آلاتِ العلوم

“Tafsir itu menjelaskan makna suatu ayat dengan bantuan pemahaman kepada ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits yang maknanya sangat jelas, sehingga tidak boleh berijtihad pada ayat-ayat tersebut.

“Sedangkan takwil itu merupakan hasil ijtihad para ulama mengenai makna ayat-ayat al-Qur’an, yang hanya bisa dilakukan oleh para ahli yang benar-benar menguasai ilmu alat.”

Baca Juga:

Qira’at dalam al-Qur’an: Pengertian, Contoh, Pengaruh Tafsir

***

Penutup

Inilah beberapa pembahasan yang bisa kami sampaikan berkaitan dengan perbedaan antara tafsir dan takwil. Bila ada tambahan, koreksi atau pertanyaan mengenai masalah ini. Kami persilakan untuk dituliskan pada kolom komentar.

Allahu a’lam.

_______________________________

Bahan Bacaan:

Artikel al-Farq bain at-Tafsir wat-Ta’wil. Dr. Hani al-Baysbisyi.

Kitab al-Itqan fi ‘Ulumil-Qur’an. Imam as-Suyuthi.

al-itqan
Kitab Ulumul Qur’an
Tags:

0 thoughts on “TAFSIR DAN TAKWIL: Pengertian, Contoh dan Perbedaan

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.