SHOPPING CART

close

NUZULUL QUR’AN: Pengertian, Tahapan Turun dan Hikmah

نُزُوْلُ الْقُرْآنِ

Nuzul al-Qur’an

 

Sebagaimana kita maklumi bersama. Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.

Namun hendaknya kita juga memahami, bahwa turunnya al-Qur’an tersebut melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

  • Dari Allah ke Lauhul Mahfuzh
  • Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah
  • Baitul Izzah ke Nabi Muhammad Saw.

Berikut rincian mengenai pengertian Nuzulul Qur’an dan tahapan-tahapan turunnya…

***

A. Pengertian Nuzulul Qur’an

Istilah Nuzulul Qur’an itu berasal dari dua kata, yaitu: Nuzul dan al-Qur’an.

Secara bahasa, Nuzul artinya turun.

Kata turun di sini memiliki dua makna, yaitu:

– Turun dari sebuah tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Seperti halnya turunnya air secara fisik.

– Turun dari sebuah kedudukan yang lebih tinggi ke kedudukan yang lebih rendah. Seperti halnya turunnya sebuah SK jabatan.

Dalam hal ini, nampaknya makna kedua adalah lebih pas. Karena al-Qur’an itu turun dari sisi Allah Yang Maha Tinggi kepada makhluk-Nya. Baik itu Lauhul Mahfuzh, Baitul ‘Izzah, maupun Nabi Muhammad Saw.

Oleh karena itu, secara istilah Nuzulul Qur’an artinya:

“Ilmu yang membahas tentang proses dan tata cara turunnya al-Qur’an dari Allah kepada Nabi Muhammad Saw.”

***

B. Tahapan-tahapan Turunnya al-Qur’an

Sebagaimana kami sebutkan sebelumnya, turunnya al-Qur’an itu ada tiga tahapan. Yaitu dari Allah ke Lauhul Mahfuzh, lalu ke Baitul Izzah, dan kemudian ke Nabi Muhammad Saw. melalui Malaikat Jibril alaihis salam.

1. Dari Allah ke Lauhul Mahfuzh

Pertama kali, Allah menurunkan al-Qur’an dari sisi-Nya ke Lauhul Mahfuzh.

Inilah yang diisyaratkan dalam surat al-Buruj: 21-22 sebagai berikut:

بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ

Turunnya al-Qur’an ini secara sekaligus, bukan berangsur-angsur. Lengkap 114 surat.

Allah Maha Mengetahui. Di dalam al-Qur’an sudah disebutkan berbagai peristiwa yang belum terjadi. Termasuk tentang kisah Abu Lahab, pertempuran Perang Badar, maupun berbagai kejadian lainnya.

Baca pula:  Asbabun Nuzul: Pengertian, Contoh, Urgensi, Tanya-Jawab

***

2. Dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah

Inilah yang diisyaratkan dalam surat al-Qadr: 1. Juga dalam surat al-Baqarah: 185.

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

Dalam ayat itu kata turun dipilihkan diksi anzala.

Artinya, Allah menurunkan secara sekaligus, bukan berangsur-angsur.

Sebelum turunnya al-Qur’an ke Baitul Izzah atau langit dunia ini, para jin biasa naik ke langit tersebut untuk menguping pembicaraan para malaikat. Dari situlah para peramal yang berkolaborasi dengan para jin bisa memperoleh informasi yang cukup akurat.

Setelah al-Qur’an diturunkan ke Baitul Izzah, langit pun dijaga lebih ketat. Sehingga para jin tidak bisa lagi mendengarkan percakapan di antara para malaikat.

Hal ini menunjukkan kemuliaan dan keistimewaan yang dilimpahkan oleh Allah bagi al-Qur’an. Kitab suci yang akan diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Nabi terbesar untuk umat yang juga paling mulia. Termasuk kita…

***

3. Dari Baitul ‘Izzah ke Nabi Muhammad Saw.

Inilah yang diisyaratkan oleh berbagai ayat dengan diksi: nazzala. Dalam tahapan ini, al-Qur’an turun secara berangsur-angsur. Sedikit demi sedikit. Di antaranya adalah ayat-ayat berikut ini:

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ

نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا آمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي نَزَّلَ عَلَى رَسُولِهِ وَالْكِتَابِ الَّذِي أَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ

Jadi ada dua kata yang seringkali diartikan sama, namun sesungguhnya berbeda.
Anzala, artinya Allah menurunkan secara sekaligus.
Nazzala, artinya Allah menurunkan secara berangsur-angsur. Inilah yang diisyaratkan dalam surat Ali ‘Imran: 3.

***

C. Tata Cara Turunnya al-Qur’an kepada Rasulullah Saw.

Semua ayat al-Qur’an itu turun melalui dua cara. Yaitu:

– Malaikat Jibril alaihis salam datang kepada Rasulullah Saw. dalam wujud manusia. Lalu Jibril menyampaikan wahyu dari Allah.

– Datang suara lonceng kepada Rasulullah Saw. Dan beliau mengerti makna dari longceng itu.

Hal itu berdasarkan keterangan hadits berikut ini:

أَنَّ الْحَارِثَ بْنَ هِشَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ يَأْتِيكَ الْوَحْيُ؟

:فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلًا فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ

قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا

Bahwa Al-Harits bin Hisyam radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah Saw.,

“Wahai Rasulullah, bagaimana caranya wahyu turun kepadamu?”

Rasulullah Saw. bersabda, “Terkadang wahyu itu datang kepadaku seperti suara gemerincing lonceng, dan cara ini yang paling berat buatku, lalu terhenti sehingga aku dapat mengerti apa yang disampaikan. Dan terkadang datang Malaikat menyerupai seorang laki-laki lalu berbicara kepadaku maka aku ikuti apa yang diucapkannya”.

Aisyah berkata, “Sungguh aku pernah melihat turunnya wahyu kepada beliau Saw. pada suatu hari yang sangat dingin, lalu terhenti, dan aku lihat dahi beliau mengucurkan keringat.”

(HR. Bukhari)

***

D. Ayat Yang Pertama dan Terakhir Turun

Mengenai ayat yang pertama dan terakhir turun berikut ini ringkasannya:

1. Ayat Yang Pertama Turun

Secara umum kita mengenal bahwa ayat yang pertama turun adalah Surat al-‘Alaq ayat 1-5. Namun sebenarnya ada pendapat lain, bahwa ayat yang pertama turun adalah Surat al-Fatihah: 1-7. Jadi dalam hal ini ada dua pendapat.

2. Ayat Yang Terakhir Turun

Secara umum kita mengenal bahwa ayat yang terakhir adalah Surat al-Maidah: 3. Yaitu:

 

Namun sebenarnya terdapat tiga pendapat yang lain. Sehingga dalam masalah ini terdapat empat pendapat.

1. Surat al-Maidah: 3.

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلامَ دِيناً

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, serta Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”

2. Surat an-Nashr: 1-4.

إِذا جاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ

“Bila telah datang pertolongan dari Allah serta dibukanya Kota Mekah.”

3. Surat al-Baqarah: 281.

وَاتَّقُوا يَوْماً تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ ما كَسَبَتْ وَهُمْ لا يُظْلَمُونَ

“Dan takutlah kalian kepada hari di mana kalian kembali kepada Allah. Kemudian setiap jiwa menerima sepenuhnya atas apa yang telah dia usahakan. Dan mereka tidak dizalimi.”

4. Surat an-Nisa’: 176.

يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلالَةِ

“Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah.”

Kalalah yaitu jika seorang meninggal dunia dan ia tidak mempunyai anak.

***

E. Hikmah Macam-macam Turunnya al-Qur’an

Sebagaimana telah kita bahas bersama. Al-Qur’an itu turun dengan dua macam. Yaitu secara sekaligus dan secara berangsur-angsur.

Al-Qur’an turun secara sekaligus sebanyak dua kali. Yaitu dari Allah ke Lauhul Mahfuzh dan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah.

Lalu al-Qur’an turun secara berangsur-angsur dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad Saw. melalui Malaikat Jibril alaihis salam.

1. Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Sekaligus

Al-Qur’an turun secara sekaligus sebanyak dua kali. Yaitu dari Allah ke Lauhul Mahfuzh dan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul Izzah. Di antara hikmahnya adalah sebagai berikut:

a. Menunjukkan pengetahuan dan kekuasaan Allah yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.

Di mana Allah Swt. telah menyebutkan Fir’aun, Qarun, Haman, maupun Abu Lahab sebelum mereka ada. Sebagaimana Allah juga menyebutkan berbagai kejadian secara detail dalam al-Qur’an.

b. Kehatian-hatian Allah dalam menjaga al-Qur’an.

Di mana penjagaan Allah kepada al-Qur’an ini bukan hanya sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Namun juga sudah dijaga sejak di Lauhul Mahfuzh dan dijaga pula di Baitul Izzah.

c. Menunjukkan kemuliaan al-Qur’an.

Karena al-Qur’an dijaga secara sempurna dalam setiap tahapannya. Baik di Lauhul Mahfuzh maupun di Baitul Izzah. Sampai kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Maka hal ini menunjukkan kesempurnaan akan kemuliaan al-Qur’an.

d. Pemberitahuan kepada Penduduk Langit.

Bahwa telah Allah siapkan sebuah kitab suci terakhir. Sebagai mukjizat terbesar. Yang akan diturunkan kepada nabi paling mulia. Yaitu al-Qur’an al-Karim.

***

2. Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Berangsur-angsur

a. Mudah untuk dihafal.

Dengan diturunkannya al-Quran secara berangsur-angsur, maka akan memudahkan para shahabat yang kebanyakan masih buta huruf. Di mana mereka amat mengandalkan daya ingat untuk menghafalkan.

b. Mudah untuk dipahami.

Dengan diturunkannya al-Quran secara berangsur-angsur juga akan memudahkan para shahabat untuk mempelajari maksud dan kandungan al-Qur’an. Meskipun mereka merupakan generasi yang biasa berkomunikasi dengan bahasa Arab, namun sarana penulisan masih sangat terbatas.

c. Mudah untuk diamalkan.

Karena diturunkan secara berangsur, maka para shahabat juga bisa melaksanakan kandungan al-Qur’an secara berangsur. Hal ini tentu sangat memudahkan. Tanpa perlu lagi belajar prioritas pengamalan. Karena Allah sendiri yang memilihkan ayat mana yang seharusnya didahulukan untuk diamalkan.

d. Dinamika dan hikmah hukum Islam.

Hal ini berkaitan dengan ilmu nasih-mansukh. Di mana dalam sejarah turunnyanya, terdapat ayat-ayat al-Qur’an yang dihapus bacaan ataupun hukumnya. Adanya nasikh-mansukh ini menunjukkan dinamika hukum Islam yang penuh dengan hikmah.

Silakan baca pula:  Nasikh dan Mansukh: Pengertian, Contoh, Hikmah

***

Kesimpulan

Dari paparan singkat di atas, kita bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Al-Qur’an tidak turun secara langsung dari Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw.

2. Sebelum turun pada Nabi Muhammad, Al-Qur’an sudah sempurna di Lauhul Mahfuzh.

3. Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad sesuai kebutuhan.

4. Asbabun Nuzul bukan penyebab turun. Namun sekedar peristiwa yang mendahului turunnya ayat-ayat al-Qur’an. Poin ini hendaknya bisa kita renungkan dengan seksama.

5. Tahapan-tahapan turunnya al-Qur’an ini menunjukkan pemeliharaan dan penjagaan yang sempurna.

6. Al-Qur’an dijaga keasliannya sejak turun di Lauhul Mahfuzh hingga hari kiamat.

Allahu a’lam.

____________________

Sumber Bacaan:

Kaifiyah Nuzulil-Qur’an. Kifayah al-‘Ibadi.

Nuzulul-Qur’an. Buruj al-Ghamidi.

Tags:

3 thoughts on “NUZULUL QUR’AN: Pengertian, Tahapan Turun dan Hikmah

Tinggalkan Balasan ke Tadabbur Ayat Kursi: Menghapus Semua KesedihanBatalkan balasan

Your email address will not be published.