SHOPPING CART

close

Inilah Tiga Manusia Yang Pertama Kali Dihisab

Hari Perhitungan merupakan saat yang menentukan nasib manusia yang sesungguhnya. Apakah dia akan abadi dalam kebahagiaan dan kemuliaan, ataukah abadi dalam penderitaan dan kehinaan.

Tidak ada seorang pun yang mengetahui nasibnya pada hari itu. Karena akan banyak orang yang kecele. Banyak orang yang dianggap pasti masuk surga, ternyata malah yang pertama kali masuk neraka.

Demikian dahsyatnya hari itu, digambarkan dalam hadits yang menjadi bahasan kita kali ini.

A. Teks Hadits

 :عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ

 :سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُول

 إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ

 رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ

  فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا. قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟

 قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ

  قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ فَقَدْ قِيلَ

  ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ

 وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ

 فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا.قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟

 قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ

  قَالَ: كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ

 وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ .فَقَدْ قِيلَ.

 ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ

 وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ

 فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا

 قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ

 قَالَ: كَذَبْتَ. وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ

  ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ

 رواه مسلم

B. Terjemah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:

Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda:

Sesungguhnya orang yang pertama kali diputuskan nasibnya pada hari kiamat adalah:

Orang yang mati syahid. Dia dipanggil ke hadapan Allah. Lalu Allah menyebutkan nikmat-nikmat-Nya pada orang itu. Dia pun ingat dan mengakuinya.

Lalu Allah bertanya pada orang itu: Untuk apakah engkau gunakan nikmat-nikmat itu?

Dia menjawab: Aku gunakan untuk berperang di jalan-Mu, sehingga aku mati syahid.”

Allah berfirman: Dusta. Engkau berperang supaya diakui sebagai seorang pemberani. Dan hal itu telah tercapai.

Nasib orang itu pun diputuskan. Dia digiring dan dilemparkan ke dalam neraka.

Kemudian orang yang tekun belajar dan mengajar, serta ahli al-Qur’an. Dia dipanggil ke hadapan Allah. Lalu Allah menyebutkan nikmat-nikmat-Nya pada orang itu. Dia pun ingat dan mengakuinya.

Lalu Allah bertanya padanya: Untuk apakah engkau gunakan nikmat-nikmat itu?

Orang itu menjawab: Aku sangat tekun belajar dan mengajarkan ilmu, juga rajin membaca al-Qur’an itu untuk-Mu.

Allah berfirman: Dusta. Engkau tekun belajar supaya diakui sebagai orang yang pandai. Engkau tekun membaca al-Qur’an supaya diakui sebagai orang yang mahir al-Qur’an. Dan semua itu sudah engkau dapatkan.

Nasib orang itu pun diputuskan. Dia digiring dan dilemparkan ke dalam neraka.

Kemudian orang yang Allah berikan berbagai kemudahan baginya untuk memiliki seluruh macam kekayaan. Dia dipanggil ke hadapan Allah. Lalu Allah menyebutkan nikmat-nikmat-Nya pada orang itu. Dia pun ingat dan mengakuinya.

Lalu Allah bertanya padanya: Untuk apakah engkau gunakan nikmat-nikmat itu?

Orang itu menjawab: Aku tidak pernah melewatkan satu pun kesempatan untuk berinfak di jalan-Mu. Aku lakukan itu untuk-Mu.

Allah berfirman: Dusta. Engkau melakukan semua itu supaya diakui sebagai orang yang dermawan. Dan itu sudah tercapai.

Nasib orang itu pun diputuskan. Dia digiring dan dilemparkan ke dalam neraka.

(HR. Muslim.)

***

C. Catatan dan Keterangan

Selanjutnya berikut ini kami sampaikan beberapa catatan dan keterangan berkaitan dengan hadits di atas:

1. Hanya Allah yang mengetahui ikhlasnya amal

Orang yang melakukan amal saleh tidak mengetahui apakah dia sungguh-sungguh ikhlas ataukah tidak. Para malaikat pun hanya mencatat amalnya.

Bagaimana kita akan menilai keikhlasan orang lain? Tentu lebih mustahil lagi.

Oleh karena itulah marilah kita sama-sama tawadhuk kepada orang lain.

Baca juga:  Arbain Nawawiyah 36: Rahasia Pertolongan dari Allah Swt.

2. Kemuliaan mati syahid, berilmu dan dermawan

Hadits ini menunjukkan betapa mulianya ketiga orang tersebut. Yaitu orang yang mengorbankan nyawanya untuk perjuangan dakwah. Lalu orang yang menghabiskan waktu dan tenaganya untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan, apalagi berdasarkan ajaran al-Qur’an. Kemudian orang yang menghabiskan hartanya di berbagai jalan kebajikan.

Namun seketika semua itu musnah tanpa bekas sedikit pun. Kecuali api neraka yang membara dan siap menerima ketiga orang itu. Ketika nyata niatnya tidak ikhlas untuk Allah.

Sungguh ajaib, di mana amal saleh yang demikian mulia dalam sekejap berubah menjadi maksiat berbalas neraka.

3. Hendaknya kita selalu waspada sampai ajal

Bagaimanapun banyaknya amal saleh yang telah kita lakukan, hendaknya tidak membuat kita lengah. Jaga niat.

Karena niat adalah segalanya. Niat yang menentukan keikhlasan. Tanpa niat yang benar, amal saleh betapapun bagus dan banyak akan berubah menjadi maksiat. Na’udzu billah min dzalik…

4. Tetap berbaik sangka kepada orang saleh

Tentu saja hadits di atas tidak hendak mengajari kita untuk berprasangka buruk pada orang-orang saleh. Sebaliknya justru kita boleh iri kepada kebaikan yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka. Sikap iri yang positif, sehingga kita berlomba-lomba dalam amal kebajikan.

5. Tidak mengkultuskan pribadi seorang manusia

Tidak ada orang yang mampu memastikan siapa saja yang akan masuk surga atau neraka. Boleh jadi orang-orang yang kita anggap pasti masuk surga, ternyata kemudian masuk neraka. Demikian pula sebaliknya.

Oleh karena itu, kita jangan sampai mengagungkan seorang manusia berdasarkan amal salehnya. Kita tidak tahu apa yang akan diputuskan oleh Allah pada orang tersebut.

Penutup

Demikian beberapa catatan dan keterangan yang bisa kami sampaikan. Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama. Allahu a’lam.

Tags:

0 thoughts on “Inilah Tiga Manusia Yang Pertama Kali Dihisab

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.