SHOPPING CART

close

Inilah Tips Mengenalkan Shalat pada Anak Kita

Shalat merupakan aktivitas yang kita lakukan setiap hari tiada henti dalam keadaan apapun, meskipun kita dalam keadaan sakit maupun perjalanan jauh (musafir). Oleh karena itu bisa dibilang, bahwa shalat merupakan kewajiban yang paling berat di antara kewajiban-kewajiban yang lain. Namun bila kita perhatikan dari sisi yang lain, shalat juga merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam kehidupan seorang yang beriman. Hal itu karena shalat merupakan satu-satunya sarana bagi orang yang beriman untuk berkomunikasi secara langsung dengan Sang Maha Pencipta.

Mengingat demikian berat sekaligus demikian penting arti shalat bagi orang yang beriman, sudah sepantasnya sebagai orang tua kita berusaha untuk mengenalkan kewajiban sekaligus pentingnya arti shalat ini kepada anak-anak sejak dini. Berikut ini beberapa langkah yang bisa kita lakukan untuk mengenalkan shalat kepada anak-anak:

1. Mengenalkan Anak pada Masjid

Masjid itu identik dengan shalat, karena shalat merupakan kegiatan utama yang dilaksanakan di masjid. Secara rutin shalat dilaksanakan di masjid sebanyak lima kali pada tiap hari dan pada waktu-waktu yang telah ditentukan secara tertib. Oleh karena itu, masjid dan shalat merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Mengenalkan anak kepada masjid berarti dengan sendirinya juga mengenalkan shalat pada anak. Dengan demikian, bila kita ingin memperkenalkan shalat secara sempurna kepada anak, masjid merupakan sarana yang paling tepat. Dengan mengajak anak shalat di masjid, maka anak akan memperoleh beberapa pengalaman sekaligus. Bahkan tanpa banyak penjelasan, anak akan memperoleh banyak pelajaran.

Pertama

Dia akan menyadari adanya kebersamaan dalam praktik beragama. Buktinya, shalat akan semakin khusyuk dan sempurna dengan dilaksanakan secara bersama-sama (berjamaah).

Kedua

Dia akan memahami bahwa ibadah bukan semata-mata merupakan urusan pribadi, namun ada juga unsur sosialnya. Bukankah pahala shalat akan semakin berlipat-ganda, apabila dilaksanakan secara berjamaah.

Ketiga

Kaum muslimin merupakan masyarakat yang satu, tanpa membeda-bedakan status sosial. Siapapun yang datang lebih awal boleh menduduki shaf yang paling depan. Dan siapapun yang datang paling lambat, harus siap memperoleh shaf paling akhir.

Keempat

Kaum muslimin merupakan masyarakat yang senang hidup secara teratur dan terpimpin, sebagaimana mereka shalat secara teratur dan terpimpin juga. Siap memimpin, namun juga siap dipimpin. Demikian dan seterusnya.

2. Mengecek Bacaan dan Gerakan Shalat Anak

Kita patut bersyukur, pada umumnya anak-anak telah memperoleh pelajaran agama yang cukup baik di sekolah, termasuk tentang bacaan dan gerakan shalat. Kita juga harus berterima kasih kepada bapak dan ibu guru yang telah bersusah payah mengajarkan keterampilan yang amat penting ini. Namun boleh jadi karena jumlah murid dalam kelas cukup banyak, bapak dan ibu guru tidak sempat mengecek bacaan dan gerakan shalat anak secara sempurna. Tugas kita sebagai orang tua tentu bukan mencari-cari kesalahan bapak dan ibu guru. Sama sekali tidak. Apalagi waktu yang tersedia tidak mencukupi untuk keperluan tersebut.

Luangkan waktu

Pada kondisi seperti ini, justru menjadi tugas kita sebagai orang tua yang baik untuk melakukan penyempurnaan kepada bacaan dan gerakan shalat anak. Kita luangkan waktu sejenak untuk memanggil anak, lalu memintanya mempraktikkan shalat yang paling ringkas, misalnya shalat Shubuh yang terdiri hanya dua rakaat. Kita sampaikan saja, bahwa kita hendak menyimak bacaan dan memperhatikan gerakannya. Anak kita minta melaksanakan shalat secara sungguh-sungguh, meskipun tidak shalat Shubuh sungguhan.

Luangkan perhatian

Pada saat itu, hendaknya kita benar-benar memperhatikan bacaan dan gerakan shalat anak. Apabila ada bacaan atau gerakan yang kurang sempurna, hendaknya kita langsung menegurnya. Apabila anak belum tahu yang benar bacaan ataupun gerakan yang benar, hendaknya kita memberikan contoh yang benar.

Dengan mengecek bacaan dan gerakan shalat anak, kita telah memberikan pelajaran yang amat berharga buat anak. Bahwa orang tuanya memiliki perhatikan yang besar kepada praktik shalat. Selanjutnya mereka pun akan lebih memperhatikan bacaan dan gerakan shalat. Mereka akan berusaha untuk melaksanakan shalat sesempurna mungkin. Mereka tidak akan melafazkan bacaan shalat maupun melakukan gerakan shalat secara sembarangan.

3. Menerangkan Arti Bacaan Shalat

Sebagaimana kita ketahui, bacaan shalat memang berbahasa Arab. Kita tidak diperkenankan untuk mengubah bacaan shalat, baik dengan sinonim katanya maupun dengan terjemahannya. Selain mengurangi kesakralan bacaan shalat, mengubah ataupun menerjemahkan bacaan shalat juga akan merusak salah satu unsur pemersatu kaum muslimin di dunia.

Bila anak belum pernah memiliki kesempatan untuk belajar bahasa Arab dengan baik, kemungkinan besar anak juga belum memahami arti bacaan shalat dengan baik. Jangankan anak-anak, kita sebagai orang tua pun apabila tidak berusaha dengan serius juga tidak akan memahami makna bacaan shalat dengan baik.

Untuk itu, tugas kita sebagai orang tua untuk menjelaskan arti bacaan shalat kepada anak-anak. Memang tugas ini tidak ringan. Namun bila kita laksanakan dengan sepenuh hati, insya Allah kita pun bisa menunaikan kewajiban ini dengan baik.

Mengajari sambil belajar

Merupakan rahasia umum, bahwa seorang dosen sebenarnya bukan orang yang paling luas dan mendalam ilmunya. Namun rasa tanggung jawab sebagai pihak yang harus memahamkan para mahasiswa, memaksa dosen tersebut untuk menguasai setiap materi mata kuliah yang diampunya dengan baik. Bagaimana mungkin dia mampu memahamkan orang lain, apabila dia sendiri belum paham. Demikian pula hal ini bila kita terapkan untuk mengemban tugas menerangkan arti bacaan shalat.

Sekali lagi, menerangkan arti bacaan shalat kepada anak memang bukan tugas yang ringan, apalagi bagi kita yang bukan tamatan madrasah atau pondok pesantren. Tapi dengan rasa tanggung jawab sebagai pihak yang harus bisa memahamkan anak, insya Allah kita akan memperoleh banyak kemudahan.

Anak paham bacaan shalat itu ada artinya

Dengan usaha kita menerangkan arti bacaan shalat kepada anak, juga akan menyadarkan anak akan pertingnya memahami arti bacaan shalat. Boleh jadi dalam proses usaha kita menerangkan arti bacaan shalat kurang lancar. Tapi anak telah memperoleh kesan yang kuat, bahwa kita sebagai orang tua telah memberikan teladan yang baik dalam usaha memahami arti bacaan shalat. Kesan inilah yang akan ditangkap oleh anak sebagai motivasi paling dahsyat untuk memperhatikan pesan-pesan agama secara lebih luas.

4. Menerangkan Makna Gerakan Shalat

Selain arti bacaan shalat, hendaknya kita juga berusaha menerangkan makna gerakan shalat kepada anak. Sebagai misal, mengapa ketika shalat kita menghadap ke arah kiblat, yaitu Ka’bah. Mengapa dalam bertakbiratul ihram kita mengangkat kedua tangan setinggi pundak. Makna gerakan rukuk, sujud, duduk, hingga salam.

Memang setiap gerakan shalat sudah diatur dengan sedemikian rupa. Kita tidak diperkenankan untuk merubah ataupun menggantinya dengan gerakan yang lain. Namun dengan memahami makna setiap gerakan shalat, akan menghindarkan diri kita dari kesalahpahaman yang mungkin timbul. Demikian pula pemahaman makna gerakan shalat akan menambah khusyuknya shalat.

Ketika anak memperoleh keterangan akan makna gerakan shalat, dia akan mengerti bahwa setiap gerakan shalat itu ada hikmahnya. Setiap gerakan shalat itu bukanlah gerakan sia-sia yang tanpa guna. Dengan pengetahuan dan kesadaran tersebut, anak pun akan memiliki perhatian yang lebih baik kepada setiap gerakan shalat. Dia pun bisa lebih menjiwai setiap gerakan tersebut secara lebih baik.

___________

Sumber:

Buku Jurus Jitu Agar Anak Rajin Shalat, Cepat Hafal al-Qur’an dan Berbakti kepada OrangtuaAhda Bina, Lc.

Tags:

0 thoughts on “Inilah Tips Mengenalkan Shalat pada Anak Kita

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.