SHOPPING CART

close

Inilah Pembagian Beberapa Waktu Shalat Isya’ Sesuai Sunnah

Berikut ini kami sampaikan beberapa pembahasan yang berkaitan dengan waktu shalat Isya’.

1. Awal Waktu Shalat Isya’

Berdasarkan hadits-hadits yang secara khusus menerangkan waktu-waktu shalat, awal waktu shalat Isya’ adalah ketika mega merah sudah habis.

Untuk lebih rincinya berikut kami sebutkan hadits-hadits dimaksud secara ringkas:

a. Hadits Abu Musa ra.

ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ . رواه مسلم

“Kemudian beliau memanggil orang itu dan mendirikan shalat Isya’ ketika mega-mega merah sudah hilang.” (HR. Muslim)

b. Hadits Buraidah ra.

ثُمَّ أَمَرَهُ فَأَقَامَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ . رواه مسلم

“Kemudian beliau memerintahkan Bilal seperti sebelumnya, dan Bilal pun beriqamah untuk shalat Isya’ ketika mega merah telah hilang.” (HR. Muslim)

c. Hadits Jabir ra. Yang Kedua

ثُمَّ مَكَثَ حَتَّى إِذَا ذَهَبَ الشَّفَقُ جَاءَهُ فَقَالَ : قُمْ فَصَلِّ الْعِشَاءَ . فَقَامَ فَصَلاَّهَا .  رواه النسائي

Kemudian Jibril menunggu, hingga ketika mega merah sudah habis, ia datang kepada Nabi Muhammad lagi dan berkata, “Bersiaplah, dan shalatlah Isya’.” Nabi Muhammad pun bersiap dan shalat Isya’. (HR. Nasa’i)

d. Hadits Ibnu ‘Abbas

وَصَلَّى بِىَ الْعِشَاءَ حِينَ غَابَ الشَّفَقُ . رواه أبو داود

“Lalu dia (Jibril) shalat Isya’ bersamaku ketika mega merah telah hilang.” (HR. Abu Dawud)

e. Hadits Abu Hurairah

ثُمَّ صَلَّى الْعِشَاءَ حِينَ ذَهَبَ شَفَقُ اللَّيْلِ . رواه النسائي

“Kemudian dia shalat Isya’ ketika mega merah di malam hari sudah habis.” (HR. Nasa’i)

***

2. Waktu Rasulullah saw. Shalat Isya’

Rasulullah saw. biasa shalat Isya’ antara waktu awal shalat Isya’ hingga sepertiga malam yang pertama.

عَنْ عَائِشَةَ رضى الله عنها قَالَتْ : أَعْتَمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِالْعَتَمَةِ حَتَّى نَادَاهُ عُمَرُ : نَامَ النِّسَاءُ وَالصِّبْيَانُ . فَخَرَجَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : مَا يَنْتَظِرُهَا أَحَدٌ غَيْرُكُمْ مِنْ أَهْلِ الأَرْضِ . وَلاَ يُصَلَّى يَوْمَئِذٍ إِلاَّ بِالْمَدِينَةِ ، وَكَانُوا يُصَلُّونَ الْعَتَمَةَ فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَغِيبَ الشَّفَقُ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ الأَوَّلِ . رواه البخاري

Dari ‘Aisyah ra, ia berkata:

Rasulullah mengakhirkan shalat Isya’ hingga ‘Umar berseru, “Para wanita dan anak-anak sudah tidur.” Lalu Rasulullah saw. keluar dan bersabda, “Tidak ada seorang pun di dunia ini yang sedang menunggu waktu Isya’ ini selain kalian. Dan tidaklah shalat ini sekarang dilaksanakan melainkan di Madinah.” Sedangkan mereka biasa melaksanakan shalat Isya’ antara waktu habisnya mega merah hingga sepertiga malam yang pertama. (HR. Bukhari)

***

3. Anjuran Mengakhirkan Shalat Isya’

Terdapat banyak riwayat yang menyebutkan bahwa Rasulullah amat menganjurkan diakhirkannya shalat Isya’.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ : أَخَّرَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم صَلاَةَ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ، ثُمَّ صَلَّى ، ثُمَّ قَالَ : قَدْ صَلَّى النَّاسُ وَنَامُوا ، أَمَا إِنَّكُمْ فِى صَلاَةٍ مَا انْتَظَرْتُمُوهَا . رواه البخاري

Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah saw. biasa mengakhirkan shalat Isya’ hingga tengah malam. Lalu beliau pun shalat. Kemudian beliau bersabda, Orang-orang sudah shalat dan tidur. Sedang kalian tetap dalam keadaan shalat, selama kalian sedang menunggu shalat.'” (HR. Bukhari)

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُؤَخِّرُ صَلاَةَ الْعِشَاءِ الآخِرَةِ . رواه مسلم

Dari Jabir bin Samurah: Rasulullah saw. biasa mengakhirkan shalat Isya’. (HR. Muslim)

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ يَقُولُ: أَعْتَمَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلملَيْلَةً بِالْعِشَاءِ حَتَّى رَقَدَ النَّاسُ وَاسْتَيْقَظُوا، وَرَقَدُوا وَاسْتَيْقَظُوا، فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقَالَ: الصَّلاَةَ. فَخَرَجَ نَبِىُّ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَيْهِ الآنَ ، يَقْطُرُ رَأْسُهُ مَاءً ، وَاضِعًا يَدَهُ عَلَى رَأْسِهِ ، فَقَالَ: لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِى لأَمَرْتُهُمْ أَنْ يُصَلُّوهَا هَكَذَا. رواه البخاري

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata:

Rasulullah saw. mengakhirkan shalat Isya’, hingga orang-orang tertidur dan terbangun. Lalu mereka tertidur dan terbangun lagi. Sehingga ‘Umar berseru, “Shalat!” Nabi Muhammad saw. pun keluar. Seakan aku melihat beliau sekarang ini, di mana air mengalir dari arah kepala beliau. Beliau meletakkan tangan di atas kepala. Lalu beliau bersabda, “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku, tentu aku perintahkan mereka untuk selalu shalat Isya’ seperti ini.” (HR. Bukhari)

Berdasarkan hadits-hadits di atas dan hadits-hadits semisal, para ulama sepakat bahwa waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat Isya’ adalah pada akhir waktu sepertiga malam yang pertama.

***

4. Hadits-hadits tentang Akhir Waktu Shalat Isya’

Hadits-hadits yang menjelaskan waktu shalat Isya’ secara umum saling menjelaskan, namun juga saling bertentangan. Hadits-hadits itu adalah sebagai berikut:

a. Hadits Abu Barzah ra.

وَلاَ يُبَالِى بِتَأْخِيرِ الْعِشَاءِ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ ِ. ثُمَّ قَالَ : إِلَى شَطْرِ اللَّيْلِ أَوْ ثُلُثِ اللَّيْلِ . رواه البخاري

“Beliau tidak begitu memperhatikan waktu untuk shalat Isya’ hingga sepertiga malam.” Dalam riwayat yang lain: “Hingga tengah malam atau sepertiga malam.” (HR. Bukhari)

b. Hadits Abu Musa ra.

ثُمَّ أَخَّرَ الْعِشَاءَ حَتَّى كَانَ ثُلُثُ اللَّيْلِ الأَوَّلُ ثُمَّ أَصْبَحَ فَدَعَا السَّائِلَ فَقَالَ : الْوَقْتُ بَيْنَ هَذَيْنِ . رواه مسلم

“Kemudian beliau mengakhirkan shalat Isya’ hingga sepertiga malam yang pertama. Lalu datanglah waktu shubuh. Kemudian beliau memanggil orang yang bertanya tadi dan bersabda: ‘Waktu shalat itu di antara dua waktu tersebut.'” (HR. Muslim)

c. Hadits Buraidah ra.

وَصَلَّى الْعِشَاءَ بَعْدَ مَا ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ . قَالَ :  وَقْتُ صَلاَتِكُمْ بَيْنَ مَا رَأَيْتُمْ . رواه مسلم

“Lalu beliau shalat Isya’ setelah berlalunya seperti malam. Beliau bersabda, ‘Waktu shalat kalian adalah antara waktu-waktu yang telah kalian lihat.’” (HR. Muslim)

d. Hadits Jabir ra. Yang Pertama

كَانَ النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم يُصَلِّى الْعِشَاءَ أَحْيَانًا وَأَحْيَانًا ، إِذَا رَآهُمُ اجْتَمَعُوا عَجَّلَ ، وَإِذَا رَآهُمْ أَبْطَوْا أَخَّرَ . رواه البخاري

“Adalah Rasulullah saw. shalat Isya’ kadang-kadang demikian dan kadang demikian. Bila melihat jamaah sudah berkumpul, beliau menyegerakan. Bila melihat jamaah terlambat, beliau mengakhirkan. Dan beliau shalat Shubuh ketika hari masih gelap.” (HR. Bukhari)

e. Hadits Jabir ra. Yang Kedua

ثُمَّ جَاءَهُ لِلْعِشَاءِ حِينَ ذَهَبَ ثُلُثُ اللَّيْلِ الأَوَّلُ فَقَالَ : قُمْ فَصَلِّ . فَصَلَّى الْعِشَاءَ . فَقَالَ : مَا بَيْنَ هَذَيْنِ وَقْتٌ كُلُّهُ . رواه النسائي

“Kemudian Jibril datang kepada Nabi Muhammad saw. untuk shalat Isya’ ketika telah berlalu waktu sepertiga malam yang pertema, lalu berkata, ‘Bersiaplah, dan shalatlah.’ Nabi Muhmmad saw. pun shalat Isya’. Lalu Jibril berkata, ‘Di antara kedua waktu itu merupakan waktu shalat.’” (HR. Nasa’i)

f. Hadits Ibnu ‘Abbas

وَصَلَّى بِىَ الْعِشَاءَ إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ. ثُمَّ الْتَفَتَ إِلَىَّ فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، هَذَا وَقْتُ الأَنْبِيَاءِ مِنْ قَبْلِكَ، وَالْوَقْتُ مَا بَيْنَ هَذَيْنِ الْوَقْتَيْنِ. رواه أبو داود

“Lalu dia shalat Isya’ bersamaku hingga sepertiga malam. Kemudian dia berpaling kepadaku dan berkata, ‘Wahai Muhammad, ini merupakan waktu para nabi sebelummu. Dan waktu tersebut adalah antara dua waktu itu.'” (HR. Abu Dawud)

g. Hadits Abu Hurairah

ثُمَّ صَلَّى الْعِشَاءَ حِينَ ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنَ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ: الصَّلاَةُ مَا بَيْنَ صَلاَتِكَ أَمْسِ وَصَلاَتِكَ الْيَوْمَ. رواه النسائي

“Kemudian dia shalat Isya’ ketika waktu malam telah berlalu beberapa waktu. Lalu dia berkata, ‘Waktu shalat yaitu antara waktu shalatmu yang kemarin dan waktu shalatmu hari ini.'” (HR. Nasa’i)

h. Hadits ‘Abdullah bin ‘Amr

فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْعِشَاءَ فَإِنَّهُ وَقْتٌ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ . رواه مسلم

“Bila kalian shalat Isya’, waktunya hingga pertengahan malam.” (Muslim)

i. Hadits Abu Qatadah

إِنَّمَا التَّفْرِيطُ عَلَى مَنْ لَمْ يُصَلِّ الصَّلاَةَ حَتَّى يَجِىءَ وَقْتُ الصَّلاَةِ الأُخْرَى. رواه مسلم

“Disebut menyia-nyiakan shalat itu bagi orang yang menunda-nunda waktu shalat hingga datang waktu shalat berikutnya.” (HR. Muslim)

5. Pembagian Waktu Isya’

Menghadapi hadits-hadits yang menerangkan tentang akhir waktu shalat Isya’ yang secara dhahir nampak saling bertentangan di atas, para ulama membagi waktu Isya’ itu menjadi tiga bagian. Yaitu: waktu paling baik, waktu baik dan waktu boleh.

Pertama, waktu shalat isya’ yang paling baik.

Waktu paling baik untuk melaksanakan shalat Isya’ adalah waktu antara hilangnya mega merah hingga sepertiga malam yang pertama. Kalau di Indonesia, dari awal waktu shalat isya’ hingga sekitar pukul setengah sepuluh malam.

Kedua, waktu shalat isya’ yang baik.

Waktu baik untuk melaksanakan shalat Isya’ adalah hingga tengah malam. Atau sekitar pukul setengah sepuluh hingga setengah dua belas malam.

Ketiga, waktu shalat isya’ yang boleh.

Adapun waktu boleh untuk melaksanakan shalat Isya’ berlangsung dari tengah malam hingga terbitnya fajar, atau menjelang waktu Shubuh.

Demikianlah pembagian waktu shalat Isya’ berdasarkan hadits-hadits di atas.

Allahu a’lam.

______________

Sumber:

Buku Rahasia 7 Waktu Shalat, Ahda Bina A., Lc., M.H.I. 

Tags:

0 thoughts on “Inilah Pembagian Beberapa Waktu Shalat Isya’ Sesuai Sunnah

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.