Hadits Matruk
Pendahuluan
Hadits matruk merupakah salah satu hadits yang dha’if karena ada masalah pada perawinya. Hadits matruk tidak bisa dipakai menjadi dalil atau hujjah karena sifatnya yang terlalu dha’if.
Pengertian
Matruk artinya ditinggalkan atau dibuang.
Hadits Matruk adalah hadits yang dalam sanadnya ada seorang perawi yang diduga kuat sebagai seorang pembohong.
Hadits tersebut ditinggalkan atau dibuang karena dianggap tidak ada gunanya.
Ciri-ciri Perawi Yang Diduga Kuat Sebagai Pembohong
Seorang perawi diduga kuat sebagai pembohong karena dua alasan:
1. Bila sebuah hadits diriwayatkan hanya dari jalur perawi tersebut, dan matan hadits itu bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang disimpulkan oleh para ulama berdasarkan teks-teks syariat.
2. Dia biasa berbohong dalam pergaulannya sehari-hari, meskipun tidak terbukti suka berbohong dalam hal hadits.
Contoh Hadits Matruk
Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Amr bin Syamar, dari Jabir, dari Abu Thufail, dari Ali dan Ammar. Keduanya berkata:
“Rasulullah Saw. biasa melakukan Qunut pada Shalat Shubuh. Beliau juga biasa memperbanyak takbir pada hari Arafah setelah shalat Zhuhur hingga shalat Ashar pada hari terakhir hari Tasyriq.”
Dalam sanad hadits itu ada seorang perawi yang diduga kuat sebagai seorang pembohong, yaitu: Amr bin Syamar. Demikian keterangan dari Imam Nasa’i dan Imam Daruquthni.
Status Hadits Matruk
Hadits Matruk merupakan hadits dha’if yang paling buruk setelah Hadits Maudhu’.
Penutup
Demikian sedikit keterangan yang bisa kami sampaikan berkaitan dengan Hadits Matruk. Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama.
Allahu a’lam.
Sumber bacaan:
Kitab Mabahits fi Ulumil Hadits, Syeikh Manna’ al-Qatthan, rahimahullah.
***
Tinggalkan Balasan