الْحَدِيْثُ الْمَتْرُوْكُ
Hadits Matruk
Pendahuluan
Hadits matruk merupakah salah satu hadits yang dha’if yang disebabkan adanya masalah pada perawi.
Hadits matruk tidak bisa dipakai sebagai dalil atau hujjah, karena sifatnya yang terlalu dha’if.
***
A. Pengertian
Secara bahasa, matruk artinya ditinggalkan atau dibuang. Hadits tersebut ditinggalkan atau dibuang karena dianggap tidak ada gunanya.
Secara istilah, para ulama hadits mendefinisikannya sebagai berikut:
هو الحديث الذي تفرَّد به راوٍ قد أجمعوا على ضعفه، أو يكون هذا الراوي متهمًا بالكذب، أو عرفوا منه الكذب في حديث الناس
“Hadits Matruk yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang para ulama sepakat bahwa dia perawi yang dha’if. Atau perawi tersebut tertuduh sebagai perawi yang pembohong. Atau dia dikenal oleh masyarakat sebagai pembohong.”
Imam as-Suyuthi mendefinisikan dalam bentuk syair sebagai berikut:
Baca pula: Hadits Marfu’: Pengertian, Macam-Macam dan Contoh
***
B. Ciri-ciri Perawi Yang Diduga Kuat Sebagai Pembohong
Seorang perawi diduga kuat sebagai pembohong karena dua alasan:
1. Bila sebuah hadits diriwayatkan hanya dari jalur perawi tersebut, dan matan hadits itu bertentangan dengan kaidah-kaidah umum yang disimpulkan oleh para ulama berdasarkan teks-teks syariat (al-Qur’an dan hadits).
2. Perawi itu biasa berbohong dalam pergaulannya sehari-hari, meskipun tidak terbukti suka berbohong dalam hal hadits.
***
C. Contoh Hadits Matruk
Sebuah hadits yang diriwayatkan dari Amr bin Syamar, dari Jabir, dari Abu Thufail, dari Ali dan Ammar. Keduanya berkata:
“Rasulullah Saw. biasa melakukan Qunut pada Shalat Shubuh. Beliau juga biasa memperbanyak takbir pada hari Arafah setelah shalat Zhuhur hingga shalat Ashar pada hari terakhir hari Tasyriq.”
Dalam sanad hadits itu ada seorang perawi yang diduga kuat sebagai seorang pembohong, yaitu: Amr bin Syamar.
Demikian keterangan dari Imam Nasa’i dan Imam Daruquthni.
***
D. Status Hadits Matruk
Hadits Matruk merupakan hadits dha’if yang paling buruk setelah Hadits Maudhu’.
Hal ini dikarenakan adanya cacat pada perawi, dan cacatnya itu ada pada akhlak.
Bukan hanya sekedar kurang kuat hafalannya.
***
Penutup
Demikian sedikit keterangan yang bisa kami sampaikan berkaitan dengan Hadits Matruk. Semoga ada manfaatnya bagi kita bersama.
Allahu a’lam.
__________________________
Sumber bacaan:
Kitab Mabahits fi Ulumil Hadits, Syeikh Manna’ al-Qatthan, rahimahullah.
Artike: Ta’rif Haidts Matruk. Syeikh Muhammad Thaha Sya’ban.
2 pemikiran pada “HADITS MATRUK: Pengertian, Contoh dan Status”