SHOPPING CART

close

Mengusap Khuf: Pengertian, Fungsi, Waktu, Tata Cara

Pada umumnya, kita memakai khuf di waktu musim dingin. Pada puncak musim dingin, selain angin, air pun menjadi amat dingin. Setelah terkena air, telapak dan jari-jari kaki adalah bagian tubuh yang paling susah untuk dihangatkan kembali. Selama kaki kita kedinginan, badan kita pun secara keseluruhan ikut kedinginan. Hal yang kurang lebih sama juga kita rasakan ketika sedang sakit.

Adapun di musim panas, justru kita lebih senang terkena air, karena tubuh kita sedang kepanasan.

Di antara kemudahan yang diberikan Allah I kepada umat Nabi Muhammad r adalah syariat mas-hul-khuffain, atau mengusap khuf.

1. Makna khuf

Khuf adalah penutup kaki hingga hingga mata kaki, yang terbuat dari kulit dan semisalnya.[1] Dengan menggunakan khuf ini, kita lebih mudah menjaga kehangatan kaki, bahkan tubuh kita secara keseluruhan.

Termasuk yang dimaksud khuf di sini adalah kaus kaki, atau jaurab.

***

2. Fungsi mengusap khuf

Mengusap khuf kita lakukan sebagai pengganti membasuh kedua kaki dalam berwudhu. Dengan demikian, mengusap khuf merupakan pengganti membasuh kedua kaki tersebut.

Suatu saat, salah seorang shahabat yang bernama Mughirah bin Syu’bah melihat Rasulullah r berwudhu. Pada waktu berwudhu ini, beliau tidak melepas khuf yang sedang beliau pakai. Beliau tidak membasuh kedua kaki, tetapi hanya mengusap khuf yang beliau pakai. Mughirah pun mengira, jangan-jangan Rasulullah lupa. Tetapi ternyata beliau memang sengaja melakukannya. Marilah kita simak hadits berikut ini:

عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْن٬ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَسِيتَ؟ قَالَ: بَلْ أَنْتَ نَسِيتَ٬ بِهَذَا أَمَرَنِى رَبِّى

Dari Mughirah bin Syu’bah, bahwa Rasulullah r mengusap bagian atas khuf beliau. Aku pun berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Anda lupa (cara berwudhu)?” Beliau bersabda, “Justru engkaulah yang lupa. Demikianlah Allah memberiku perintah.” (HR. Abu Dawud)

Silakan baca juga:

Wudhu: Pengertian dan Urgensinya dalam Islam

***

3. Kapan boleh mengusap khuf

Kita boleh mengusap khuf sebagai pengganti membasuh kaki dalam berwudhu ini dengan beberapa ketentuan sebagai berikut:

a. Memakai khuf dalam keadaan suci

Kita boleh mengusap khuf, apabila kita memakai khuf itu dalam keadaan suci, bebas dari hadats kecil dan hadats besar. Bila kita sedang berhadats, lalu baru memakai khuf, kita tidak boleh mengusap khuf sebagai pengganti membasuh kaki dalam berwudhu.

عَنْ صَفْوَانِ بْنِ عَسَّالٍ الْمُرَادِىَّ قَالَ: لَقَدْ كُنْتُ فِى الْجَيْشِ الَّذِينَ بَعَثَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ٬ فَأَمَرَنَا أَنْ نَمْسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ إِذَا نَحْنُ أَدْخَلْنَاهُمَا عَلَى طُهْرٍ

Dari Shafwan bin ‘Assal al-Muradi, ia berkata, “Sungguh aku termasuk bagian dari pasukan yang dikirimkan Rasulullah r. Lalu beliau menyuruh kami mengusap bagian atas khuf apabila kami memakai khuf itu dalam keadaan suci. (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah)

b. Memakai khuf tidak melebihi batas waktu

Kita boleh mengusap khuf ini selama tidak melebihi batas waktu yang telah ditetapkan. Bila kita sedang mukim, alias tidak sedang bepergian jauh, batas waktunya adalah sehari semalam. Bila kita sedang bepergian jauh, batas waktunya adalah tiga hari tiga malam.

عَنْ صَفْوَانِ بْنِ عَسَّالٍ الْمُرَادِىَّ قَالَ: لَقَدْ كُنْتُ فِى الْجَيْشِ الَّذِينَ بَعَثَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ٬ فَأَمَرَنَا أَنْ نَمْسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ إِذَا نَحْنُ أَدْخَلْنَاهُمَا عَلَى طُهْرٍ٬ ثَلاَثاً إِذَا سَافَرْنَا وَيَوْماً وَلَيْلَةً إِذَا أَقَمْنَا 

Dari Shafwan bin ‘Assal al-Muradi, ia berkata, “Sungguh aku termasuk bagian dari pasukan yang dikirimkan Rasulullah r. Lalu beliau menyuruh kami mengusap bagian atas khuf apabila kami memakai khuf itu dalam keadaan suci, untuk tiga hari apabila kami bepergian jauh (safar), dan untuk satu hari satu malam apabila kami mukim (tidak bepergian). (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah)

c. Selama memakai khuf tidak berhadats besar

Kemudian selama memakai khuf itu, kita tidak berhadats besar, alias junub, jinabat, janabat, atau janabah. Apabila kita sampai berhadats besar, maka kita harus melepas khuf sebelum mandi junub.

عَنْ صَفْوَانِ بْنِ عَسَّالٍ الْمُرَادِىَّ قَالَ: لَقَدْ كُنْتُ فِى الْجَيْشِ الَّذِينَ بَعَثَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ٬ فَأَمَرَنَا أَنْ نَمْسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ إِذَا نَحْنُ أَدْخَلْنَاهُمَا عَلَى طُهْرٍ٬ ثَلاَثاً إِذَا سَافَرْنَا وَيَوْماً وَلَيْلَةً إِذَا أَقَمْنَا٬ وَلاَ نَخْلَعَهُمَا مِنْ غَائِطٍ وَلاَ بَوْلٍ وَلاَ نَوْمٍ٬ وَلاَ نَخْلَعَهُمَا إِلاَّ مِنْ جَنَابَةٍ

Dari Shafwan bin ‘Assal al-Muradi, ia berkata, “Sungguh aku termasuk bagian dari pasukan yang dikirimkan Rasulullah r. Lalu beliau menyuruh kami mengusap bagian atas khuf apabila kami memakai khuf itu dalam keadaan suci, untuk tiga hari apabila kami bepergian jauh (safar), dan untuk satu hari satu malam apabila kami mukim (tidak bepergian). Kami tidak perlu melepaskan khuf itu karena buang air besarl, buang air kecil, ataupun tidur. Kami tidak perlu membuka khuf itu, kecuali karena jinabat. (HR. Ahmad dan Ibnu Khuzaimah)

Apabila sekedar berhadats kecil, sebagaimana dijelaskan dalam hadits di atas, kita tidak perlu melepas khuf ketika berwudhu. Kita cukup mengusap bagian atas khuf tersebut.

***

4. Bagian khuf yang diusap

Bagian khuf yang diusap adalah bagian atas. Hal ini berdasarkan riwayat ‘Ali bin Abi Thalib berikut ini:

عَنْ عَلِىٍّ رضى الله عنه قَالَ: لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْىِ٬ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلاَهُ٬ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ

Dari ‘Ali t, ia berkata, “Seandainya agama itu berdasarkan akal, niscaya bagian bawah khuf itu lebih berhak untuk diusap daripada bagian atasnya. Sungguh aku telah melihat Rasulullah r mengusap bagian atas khuf beliau.” (HR. Abu Dawud dan Daruquthni)

***

5. Cara mengusap khuf

Cara mengusap khuf amat sederhana, yaitu: kita basahi dahulu kedua telapak tangan dengan air, lalu langsung kita usapkan telapak tangan yang masih basah pada bagian atas khuf. Hal ini berdasarkan beberapa riwayat sebagai berikut:

عَنْ بِلاَلٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى الْمُوقَيْنِ وَالْخِمَارِ

Dari Bilal, ia berkata, “Aku melihat Rasulullah r mengusap bagian atas kedua khuf dan kain tutup kepala.” (HR. Ahmad)

عَنْ بِلاَلٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْرُجُ يَقْضِى حَاجَتَهُ فَآتِيهِ بِالْمَاءِ٬ فَيَتَوَضَّأُ وَيَمْسَحُ عَلَى عِمَامَتِهِ وَمُوقَيْهِ

Dari Bilal, ia berkata, “Rasulullah r keluar untuk buang hajat. Lalu aku membawakan air untuk beliau. Lalu beliau berwudhu, dan mengusap bagian atas surban dan kedua khuf beliau.” (HR. Abu Dawud)

عَنِ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ٬ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ وَمَسَحَ عَلَى الْجَوْرَبَيْنِ وَالنَّعْلَيْنِ

Dari Mughirah bin Syu’bah, bahwa Rasulullah r berwudhu, lalu beliau mengusap bagian atas kedua kaus kaki dan kedua sandal beliau. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Allahu a’lam.

____________

Bacaan Utama: 

Wahbah az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, vol. i hal. 317.

Tags:

0 thoughts on “Mengusap Khuf: Pengertian, Fungsi, Waktu, Tata Cara

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.