SHOPPING CART

close

AMANAH: Pengertian dan Fadhilah dalam al-Qur’an dan Hadits

1. Pengertian Amanah

Amanah artinya dapat dipercaya. Orang yang dapat dipercaya disebut al-amîn. Inilah gelar yang disandangkan oleh para pemuka Quraisy kepada Nabi Muhammad Saw. Tentu bukan suatu kebetulan, bahwa ibunda Nabi Muhammad Saw. bernama Aminah. Aminah artinya wanita yang dapat dipercaya.

Lawan amanah adalah khianat, alias tidak dapat dipercaya. Khianat merupakan salah satu sifat utama orang-orang munafik. Mereka adalah orang-orang yang tidak dapat dipercaya. Karena sifat tersebut, kelak mereka akan menempati neraka yang paling keras siksaannya. Na’ûdzu billâh min dzâlik

Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ، وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (an-Nisa’: 145)

Semoga Allah menjadikan diri kita semua memiliki sifat amanah, sifat para nabi yang mulia…

Dan menjauhkan diri kita dari sifat khianat, sifat orang-orang munafik…

Sebagai sifat yang amat terpuji, dengan mudah kita mendapati banyak ayat dan hadits yang memberikan perintah kepada orang-orang yang beriman untuk bersifat amanah.

Baca Juga:  Apakah Mungkin Seorang Nabi Berlaku Khianat?

***

2. Mulianya Sifat Amanah dalam al-Qur’an

Sifat amanah merupakan salah satu sifat yang dimuliakan dalam al-Qur’an.

Perintah bersifat amanah

Oleh karena itu, dalam al-Qur’an kita mendapati banyak perintah kepada umat Islam untuk berlaku amanah. Seperti firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أوْفُوا بِالْعُقُودِ.

Wahai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian. (al-Maidah: 5)

Secara umum dalam ayat tersebut Allah memberikan perintah kepada orang-orang yang beriman untuk memenuhi janji sebagai amanah untuk dilaksanakan.

Sebagai kriteria sempurnanya iman

Pada ayat yang lain, Allah memberikan kriteria orang yang sempurna imannya sebagai orang yang memelihara amanah.

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ لأمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ.

(Di antara sifat orang-orang beriman dan beruntung itu) mereka adalah orang yang memelihara amanah dan janjinya. (al-Mu’minun: 8)

Janji dan amanah harus dipertanggungjawabkan

Dalam ayat yang lain, Allah memberikan penjelasan bahwa janji itu merupakan sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan. Allah berfirman:

وَأوْفُوا بِالعَهْدِ إنَّ العَهْدَ كَانَ مَسْئُولاً.

Dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. (al-Isra’: 34)

Oleh karena itu, apabila telah berjanji untuk melakukan sesuatu, kita harus melaksanakannya sebagai amanah. Demikianlah Allah memberikan perintah kepada kita. Allah berfirman:

إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا.

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya. (an-Nisa’: 58)

Dan sesungguhnya janji itu bukan dipertanggunjawabkan kepada sesama manusia, namun juga dipertanggungjawabkan kepada Allah Swt.

Allah berfirman:

وَأوْفُوا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ.

Dan tepatilah perjanjian dengan Allah, apabila kamu berjanji. (an-Nahl: 91)

Demikian banyak ayat-ayat al-Qur’an yang memberikan perhatian kepada sifat amanah. Hal ini menunjukkan pentingnya sifat amanah sebagai sifat utama bagi orang yang beriman, apalagi bagi seorang nabi.

Baca Juga:  Contoh Sifat Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari

***

3.. Mulianya Sifat Amanah dalam Sabda Nabi Muhammad Saw.

Sebagaimana sifat amanah dimuliakan dalam al-Qur’an. Sifat amanah juga amat dimuliakan dalam sabda Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana diperintahkan dalam al-Qur’an, amanah juga diperintahkan oleh Nabi Muhammad Saw.

Hadits pertama

Di antara pemuliaan dan perintah amanah dalam sabda Nabi Muhammad Saw. adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: بَيْنَمَا النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى مَجْلِسٍ يُحَدِّثُ الْقَوْمَ جَاءَهُ أَعْرَابِىٌّ، فَقَالَ: مَتَى السَّاعَةُ؟ فَمَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَدِّثُ، فَقَالَ بَعْضُ الْقَوْمِ: سَمِعَ مَا قَالَ، فَكَرِهَ مَا قَالَ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ: بَلْ لَمْ يَسْمَعْ، حَتَّى إِذَا قَضَى حَدِيثَهُ قَالَ: أَيْنَ – أُرَاهُ – السَّائِلُ عَنِ السَّاعَةِ؟ قَالَ: هَا أَنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ, قَالَ: فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ, قَالَ: كَيْفَ إِضَاعَتُهَا؟ قَالَ: إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ

Dari Abu Hurairah, ia berkata: Ketika Rasulullah Saw. sedang berbicara dengan sekelompok orang, datang seorang Arab Baduwi.

Orang itu bertanya, “Kapan terjadinya kiamat?” Namun Rasululah melanjutkan bicaranya itu.

Melihat hal itu, sebagian orang berkata, “Beliau mendengarnya, namun tidak menyukai pertanyaan itu.”

Sebagian orang berkata, “Beliau tidak mendengar.”

Ketika telah selesai berbicara, beliau bertanya, “Mana orang yang bertanya tadi?”

Orang itu menjawab, “Ini saya, wahai Rasulullah.”

Beliau bersabda, “Bila amanah disia-siakan, maka tunggulah kiamat.”

Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana amanah itu disia-siakan?”

Beliau bersabda, “Bila urusan diserahkan kepada orang yang tidak tepat, maka tunggulah kiamat.” (HR. Bukhari)

Hadits kedua

Dalam kesempatan yang lain, Nabi Muhammad Saw. bersabda:

أَنَّ الأَمَانَةَ نَزَلَتْ فِى جَذْرِ قُلُوبِ الرِّجَالِ، ثُمَّ عَلِمُوا مِنَ الْقُرْآنِ، ثُمَّ عَلِمُوا مِنَ السُّنَّةِ.

Sesungguhnya amanah itu telah turun ke dasar hati para lelaki. Kemudian mereka mengenali amanah itu dari al-Qur’an. Kemudian mereka mengenali amanah itu dari as-sunnah. (HR. Bukhari)

Demikian penting sifat amanah, hingga Nabi Muhammad Saw. melarang umatnya untuk membalas pengkhianatan yang dilakukan orang lain.

Beliau berpesan:

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ، وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ.

“Tunaikanlah amanah kepada orang yang telah memberimu amanah. Dan janganlah engkau berkhianat kepada orang yang telah berkhianat kepadamu.” (HR. Abu Dawud)

Baca Juga:  Cara Menumbuhkan dan Merawat Sifat Amanah

***

4. Buruknya Sifat Khianat

Sebagai lawan sifat amanah, sifat khianat merupakan sifat yang amat dicela dalam agama Islam. Dalam sebuah ayat Allah melarang orang-orang yang beriman mengkhianati amanah. Tepat setelah Allah melarang orang-orang yang beriman mengkhianati Allah dan Nabi Muhammad. Hal ini menunjukkan seriusnya dosa orang yang berlaku khianat.

Allah Swt. berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasulullah. Demikian pula janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (al-Anfal: 27)

Sifat utama orang munafik

Demikian buruknya sifat khianat ini, sampai-sampai Nabi Muhammad Saw. menyebutkan sifat khianat ini sebagai salah satu sifat utama orang munafik. Yang kelak di akhirat tempatnya bukan hanya di neraka. Tetapi di neraka yang paling dalam.

Nabi Muhammad Saw. bersabda:

آيةُ المُنافقِ ثلاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعدَ أخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ.

Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu: bila berbicara ia berdusta, bila berjanji ia mengingkari, dan bila dipercaya ia berkhianat. (HR. Bukhari dan Muslim)

Amanah dan Khianat tidak mungkin bersatu

Lebih jauh, Nabi Muhammad Saw. memberikan penjelasan, bahwa sifat khianat dan amanah itu tidak mungkin bertemu, sebagaimana sifat iman dan kufur yang juga tidak bisa bertemu. Beliau bersabda:

لاَ يَجْتَمِعُ الإِيمَانُ وَالْكُفْرُ فِى قَلْبِ امْرِئٍ وَلاَ يَجْتَمِعُ الصِدْقُ وَالْكَذِبُ جَمِيعاً وَلاَ تَجْتَمِعُ الْخِيَانَةُ وَالأَمَانَةُ جَمِيعاً.            

Sifat iman dan kufur tidak bisa berkumpul dalam hati seseorang. Demikian pula halnya sifat shidiq dan kadzib tidak bisa berkumpul. Demikian pula sifat khianat dan amanah tidak bisa berkumpul. (HR. Ahmad)

Larangan membalas pengkhianatan

Juga karena demikian buruknya sifat khianat ini, hingga Nabi Muhammad  Saw. melarang umatnya untuk membalas pengkhianatan yang dilakukan orang lain. Beliau berpesan:

أَدِّ الأَمَانَةَ إِلَى مَنِ ائْتَمَنَكَ، وَلاَ تَخُنْ مَنْ خَانَكَ.

Tunaikanlah amanah kepada orang yang telah memberimu amanah, dan janganlah engkau berkhianat kepada orang yang telah berkhianat kepadamu. (HR. Abu Dawud)

_____________

Sumber dan Bacaan: 

– Buku ar-Rusul war-Risalat‘, Syeikh Umar Sulaiman al-Asyqat.

– Artikel Shifat al-Anbiya’ war RusulSyeikh Batul ad-Daghim. mawdoo3.com

– Buku Dahsyatnya 4 Sifat NabiAhda Bina A. Lc. 

Tags:

0 thoughts on “AMANAH: Pengertian dan Fadhilah dalam al-Qur’an dan Hadits

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.