SHOPPING CART

close

Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Waktu Shalat Tahajud

Berikut ini merupakan beberapa keutamaan waktu shalat tahajud yang bisa kita mengerti melalui penjelasan yang diberikan Nabi Muhammad saw.:

1. Waktu Terdekat antara Seorang Hamba dengan Allah

Di antara keutamaan waktu shalat Tahajud, waktu ini merupakan waktu yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah Swt. Rasulullah saw. bersabda:

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الرَّبُّ مِنَ الْعَبْدِ فِى جَوْفِ اللَّيْلِ الآخِرِ ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَكُونَ مِمَّنْ يَذْكُرُ اللَّهَ فِى تِلْكَ السَّاعَةِ فَكُنْ . رواه الترمذي

“Waktu yang paling dekat antara Rabb dan hamba-Nya adalah sepertiga  malam yang terakhir. Oleh karena itu, bila engkau mampu berdzikir menyebut asma Allah pada waktu itu, hendaknya engkau lakukan.” (HR. Tirmidzi)

2. Waktu Beribadah dengan Jaminan Surga Tanpa Hisab

Juga di antara keutamaan waktu ini, ia merupakan waktu beribadah dengan jaminan surga tanpa hisab. Rasulullah saw. bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، فَيُنَادِيْ مُنَادٍ فَيَقُوْلُ : أَيْنَ الَّذِيْنَ كَانَتْ تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ ؟ فَيَقُوْمُوْنَ وَهُمْ قَلِيْلٌ ، يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِغَيْرِ حِسَابٍ ، ثُمَّ يُؤْمَرُ بِسَائِرِ النَّاسِ إِلَى الْحِسَابِ . رواه البيهقي

“Pada hari kiamat nanti seluruh umat manusia dikumpulkan pada satu lembah. Lalu ada malaikat berseru: ‘Manakah orang-orang yang dahulu lambung mereka jauh dari tempat tidur (karena tahajud)?’ Mereka pun berdiri – dan jumlah mereka amat sedikit. Mereka pun masuk surga tanpa hisab. Setelah itu barulah seluruh umat manusia dihisab amalnya.” (HR. Baihaqi dalam Kitab Syu’ab al-Iman)

3. Waktu Paling Mustajab

Pada waktu malam hari itu terdapat suatu waktu yang paling mustajab, yaitu sepertiga malam yang terakhir. Rasulullah saw. bersabda:

إِنَّ فِى اللَّيْلِ لَسَاعَةً لاَ يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ ، وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ . رواه مسلم

“Sungguh pada malam hari itu terdapat suatu waktu, yang bila seorang muslim berdoa kepada Allah tentang sesuatu, baik urusan dunia maupun urusan akhirat, pasti Allah akan mengabulkannya. Dan waktu seperti itu ada pada setiap malam.” (HR. Muslim)

4. Waktu Beribadahnya Orang-orang Saleh Sebelum Kita

Waktu malam hari merupakan waktu beribadahnya orang-orang saleh sebelum kita, umat sebelum umat Nabi Muhammad saw. Allah Swt. berfirman:

لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آَيَاتِ اللَّهِ آَنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ

“Mereka itu tidak (seluruhnya) sama. Di antara ahli kitab ada golongan yang jujur. Mereka membaca ayat-ayat Allah pada malam hari, dan mereka (juga) bersujud (shalat).” (Ali ‘Imran: 113)

Seakan menegaskan makna ayat di atas, Rasulullah saw. memberikan tuntunan kepada kita untuk menghidupkan malam hari dengan ibadah, atau qiyamul lail. Beliau bersabda:

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ ، فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِيْنَ قَبْلَكُمْ ، وَهُوَ قُرْبَةٌ إِلَى رَبِّكُمْ ، وَمَكْفَرَةٌ لِلسَّيِّئَاتِ ، وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ . رواه الحاكم

“Hendaknya kalian melaksanakan qiyamul lail (menghidupkan malam dengan memperbanyak ibadah). Karena qiyamul lail itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Qiyamul lail itu merupakan salah satu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian. Qiyamul lail itu menghapuskan keburukan. Dan qiyamul lail itu mencegah perbuatan dosa.” (HR. Hakim)

5. Waktu Shalat Sunnah Yang Paling Banyak Pahalanya

Di antara keistimewaan waktu shalat shalat Tahajud ini adalah terdapatnya shalat sunnah yang paling banyak pahalanya. Rasulullah saw. bersabda:

صَلَاةٌ فِيْ مَسْجِدِيْ تَعْدِلُ بِعَشَرَةِ آلَافِ صَلَاةٍ ، وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ تَعْدِلُ بِمِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ ، وَالصَّلَاةُ بِأَرْضِ الرِّبَاطِ تَعْدِلُ بِأَلْفَيْ أَلْفِ صَلَاةٍ ، وَأَكْثَرُ مِنْ ذَلِكَ كُلِّهِ الرَّكْعَتَانِ يُصَلِّيْهِمَا الْعَبْدُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ لَا يُرِيْدُ بِهِمَا إِلَّا مَا عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ . رواه أبو الشيخ ابن حبان في كتاب الثواب

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) setara dengan shalat sepuluh ribu kali (di masjid biasa). Shalat di Masjidil Haram setara dengan shalat seratus ribu kali (di masjid biasa). Kemudian shalat di ardhur-ribath (tanah perbatasan dengan musuh) setara dengan shalat satu juta kali (di tempat lain). Dan lebih banyak dari itu semua, shalat dua rakaat yang dilaksanakan seorang hamba di tengah malam. Ia tidak mengharapkan apapun dari shalat itu kecuali apa yang ada di sisi Allah ‘Azza wa Jalla. (HR. Abu asy-Syaikh b. Hibban, dalam Kitab ats-Tsawab)

6. Waktu Memanen Kemuliaan

Allah Swt. berfirman kepada Nabi Muhammad saw. (yang disebut sebagai hadits qudsi) sebagai berikut:

يَا مُحَمَّدُ ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزَي بِهِ ، وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مُفَارِقُهُ ، وَاعْلَمْ أَنَّ شَرَفَ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ ، وعزه استغناؤه عن الناس . رواه الطبراني

“Wahai Muhammad, hiduplah sekehendakmu, niscaya engkau akan mati. Berbuatlah semaumu, niscaya engkau akan menerima balasannya. Cintailah siapapun yang engkau kehendaki, niscaya engkau akan berpisah darinya. Dan ketahuilah, bahwa seorang yang beriman itu menjadi mulia dengan qiyamul lail, dan menjadi terhormat dengan tidak meminta-minta kepada orang lain.”  (HR. Thabrani)

7. Waktu Bergadang Bersama Para Bidadari

Ketika seseorang bangun malam dan shalat Tahajud, pada waktu itulah para bidadari sedang mengelilinginya. Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ بَاتَ لَيْلَةً فِي خِفَّةٍ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ يُصَلِّي، تداكَتْ حَوْلَهُ الْحُورُ الْعَيْنُ حَتَّى يُصْبِحَ

رواه الطبراني

“Barangsiapa bangun malam dengan perut dalam keadaan sedikit makanan dan minuman, lalu dia shalat (Tahajud), maka para bidadari yang bermata jeli bersimpuh di sekelilingnya hingga waktu shubuh.” (HR. Thabrani)

8. Waktu Membuat Allah Tertawa

Di antara kemuliaan waktu shalat Tahajud ini, ia merupakan waktu yang baik untuk menggembirakan Allah. Bagaimana seorang hamba bisa menggembirakan Rabb-nya, tentu amat menarik, apalagi bisa membuat-Nya tertawa sebagai wujud kegembiraan. Rasulullah bersabda:

ثَلَاثَةٌ يُحِبُّهُمُ اللهُ وَيَضْحَكُ إِلَيْهِمْ وَيَسْتَبْشِرُ بِهِمْ … وَالَّذِي لَهُ امْرَأَةٌ حَسَنَةٌ وَفِرَاشٌ لَيِّنٌ حَسَنٌ فَيَقُوْمُ مِنَ اللَّيْلِ فَيَقُوْلُ : يَذَرُ شَهْوَتَهُ وَيَذْكُرُنِيْ وَلَوْ شَاءَ رَقَدَ . رواه الطبراني

“Ada tiga golongan manusia yang dicinta Allah, bahkan membuat Allah tertawa dan gembira, (di antaranya) orang yang memiliki istri yang cantik dan kasur yang empuk. Namun dia biasa bangun malam. Ketika itulah Allah berfirman, ‘Dia meninggalkan kesenangannya, untuk mengingat-Ku. Padahal kalau mau, dia bisa tetap tidur.'” (HR. Thabrani)

Lalu apa hebatnya bila seseorang membuat Allah tertawa? Tidak lain Allah akan memasukkannya ke dalam surga tanpa hisab. Rasulullah saw. bersabda:

وَإِذَا ضَحِكَ رَبُّكَ إِلَى عَبْدٍ فِى الدُّنْيَا فَلاَ حِسَابَ عَلَيْهِ . رواه أحمد

“Bila Tuhanmu tertawa karena perbuatan seorang hamba di dunia, maka kelak dia (masuk surga) tanpa hisab.” (HR. Ahmad)

9. Waktu Istimewa untuk Membaca al-Qur’an

Di antara keistimewaan waktu Tahajud ini, ia merupakan waktu yang amat istimewa untuk membaca al-Qur’an. Rasulullah saw. berdabda:

وَمَنْ قَرَأَ فِيْ لَيْلَةٍ مِائَةَ آيَةٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ ، أَوْ كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِيْنَ . رواه ابن خزيمة

“Barangsiapa membaca seratus ayat dalam satu malam, maka dia tidak bukan termasuk orang-orang yang lalai. Dia dimasukkan ke dalam golongan ahli ibadah.” (HR. Ibnu Khuzaimah)

Ketika hendak membaca al-Qur’an di siang hari, kita menghadapi tantangan yang berat, karena pada waktu itu kita sedang disibukkan dengan berbagai kegiatan harian. Ketika hendak membaca al-Qur’an di malam hari, kita pun menghadapi cobaan yang tidak ringan, yaitu tubuh yang lelah dan mata yang mengantuk karena seharian beraktivitas.

Namun sesungguhnya, demi menghibur diri, pada saat itu pada umumnya  kita malah menambah kepenatan dengan menonton acara-acara televisi atau membaca buku-buku hiburan, atau malah pergi ke persewaan film dan menontonnya hingga larut malam.

Menghibur diri dengan membaca al-Qur’an itu merupakan kebiasaan. Oleh karena itu, bila kita mampu merubah kebiasaan menghibur diri melalui kegiatan-kegiatan biasa, dengan menghibur diri melalui aktivitas ibadah, tidak heran Allah memasukkan kita ke dalam golongan ahli ibadah.

Nasehat seperti ini amat mudah untuk disampaikan, namun amat berat untuk dilaksanakan. Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita semua untuk memperbaiki kualitas keberagamaan kita semua. Amin…

______________

Sumber:

Buku Rahasia 7 Waktu Shalat, Ahda Bina A., Lc., M.H.I. 

Tags:

0 thoughts on “Inilah Keutamaan dan Dahsyatnya Waktu Shalat Tahajud

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.