SHOPPING CART

close

Hadits Arbain Nawawi (35): Sesama Muslim Adalah Bersaudara

Inti dari kekuatan dari umat Islam adalah persaudaraan. Hingga suatu saat Rasulullah Saw. menyampaikan, bahwa beliau sudah memohon tiga hal kepada Allah. Dua dikabulkan, satu ditolak.

Pertama, beliau memohon supaya umat Islam jangan dihancurkan dengan bencana alam sebagaimana umat sebelumnya. Allah mengabulkan.

Kedua, beliau memohon supaya umat Islam jangan dihancurkan oleh serangan musuh. Allah pun mengabulkan.

Ketiga, beliau memohon supaya umat Islam tidak hancur karena pertikaian di antara mereka sendiri. Inilah yang Allah tidak kabulkan.

Hal ini merupakan peringatan keras bagi kita untuk selalu menjaga ukhuwah sebagai sumber kekuatan utama umat Islam sepanjang masa.

Selanjutnya marilah kita perhatikan hadits berikut ini yang menerangkan petunjuk Rasulullah Saw. dalam menjaga ukhuwah tersebut. Semoga Allah membukakan pintu ilmu dan hikmah bagi kita semua.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 34: Tahapan Wajibnya Merubah Kemungkaran

***

A. Teks Hadits Arbain Nawawi (35)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم

لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا

وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ, لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ

التَّقْوَى هَهُنَا، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ

بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ

كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ

( رواه مسلم )

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 36: Meringankan Penderitaan Orang Lain

***

B. Terjemah Hadits Arbain Nawawi (35)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Saw. bersabda:

“Janganlah kalian saling dengki, saling tipu, saling benci, maupun saling membuang muka.

“Janganlah kalian menawar sesuatu yang sedang dalam penawaran orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Dia tidak menzaliminya, tidak membiarkannya sengsara, tidak menipunya, tidak pula merendahkannya.

“Taqwa itu ada disini,“ seraya beliau menunjuk dada sebanyak tiga kali.

“Cukuplah seseorang dikatakan jahat, bila dia sampai merendahkan saudaranya sesama muslim.

“Setiap muslim atas muslim yang lain itu haram darahnya, hartanya dan kehormatannya “

(HR. Muslim.)

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 37: Amalan Baik Selalu Dilipatgandakan Pahalanya

***

C. Penjelasan Hadits Arbain Nawawi (35)

Berikut ini beberapa catatan dan keterangan yang berkaitan dengan hadits di atas:

1. Hentikan Sikap Negatif

Rasulullah Saw. melarang kita untuk bersikap negatif kepada sesama muslim. Meskipun sikap tersebut tidak terlalu kelihatan. Seperti: saling hasad. Tidak senang apabila saudara kita memperoleh kesenangan. Lalu berharap, mengapa kita tidak juga memperoleh kesenangan tersebut. Yang paling buruk, apabila kita berharap bahwa kesenangan itu berpindah pada kita saja.

Inilah sifat hasad yang kita sendiri diperintahkan untuk berlindung dari orang yang hasad dalam Surat al-Falaq. Dan sifat ini semakin buruk apabila orang Islam sampai saling hasad.

Bila tidak dihentikan, sifat hasad ini akan meningkat pada sikap saling menipu. Kedua belah pihak tidak lagi berpikir kebaikan bagi saudaranya. Keduanya sama-sama berusaha untuk memperoleh keuntungan sendiri, meskipun harus merugikan pihak yang lain.

Dari situ bila tidak juga dihentikan, akan meningkat lagi pada sikap saling benci. Kedua pihak sudah kehilangan sifat kasih sayang. Yang ada adalah harapan buruk untuk saudaranya. Senang melihat saudaranya susah. Dan susah melihat saudaranya senang.

Akhirnya ketika bertemu keduanya pun tidak lagi bertegur sapa. Mereka sama-sama membuang muka. Hancur sudah persaudaraan. Tidak ada lagi yang tersisa. Na’udzu billah min dzalik.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 38: Jangan Sampai Kita Menyakiti Wali Allah

**

2. Jangan Merampas Kesempatan Orang Lain

Untuk itulah Rasulullah Saw. memberikan petunjuk bagaimana permusuhan itu berawal. Yaitu bila keduanya sedang memiliki kepentingan yang sama, sementara yang hendak diperoleh itu hanya ada satu.

Misalnya dalam hal jual-beli. Jangan sampai kita menawar barang yang kita ketahui sedang dalam proses pembelian oleh orang lain. Karena hal itu berpotensi besar untuk saling bermusuhan.

Demikian pula dalam hal pernikahan. Jangan sampai kita mengajukan lamaran kepada seorang wanita yang sedang dalam proses lamaran oleh orang lain. Karena hal ini juga berpotensi besar untuk terjadinya permusuhan, bahkan melebihi aktivitas jual-beli.

Oleh karena itulah secara tegas keduanya dilarang oleh Rasulullah Saw. Hal yang sama berlaku untuk semua kegiatan yang bisa menimbulkan terjadinya permusuhan di antara umat Islam.

Misalnya: sesama ustadz secara tidak sehat bersaing untuk berebut jamaah. Sesama organisasi Islam bersaing untuk memperoleh wakaf masjid dengan cara yang licik. Atau sekolah Islam saling menjelekkan sekolah Islam yang lain demi mendapatkan calon murid lebih banyak. Dan lain-lain.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 39: Tiga Perkara Yang Dimaafkan Allah Swt.

**

3. Penegasan Ukhuwah Islamiyah

Selanjutnya Rasulullah kembali menegaskan dengan gamblang. Bahwa seorang muslim itu merupakan saudara bagi muslim yang lain. Sehingga tidaklah layak seorang muslim sampai tega menzalimi saudaranya. Apalagi membiarkan saudaranya sengsara dan celaka.

Apalagi sampai menipunya. Dia yang untung, sedangkan saudaranya rugi. Mustahil dua orang bersaudara melakukannya. Seharusnya terbalik. Seorang saudara akan bersedia merugi untuk saudaranya.

Seorang saudara juga tidak akan memandang rendah saudaranya. Meskipun sebenarnya memang dia memperoleh status sosial yang lebih tinggi. Namun hal itu tidak pernah dia nampakkan maupun pamerkan di hadapan saudaranya. Karena hal itu pasti akan menyakiti hati saudaranya.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 40: Gunakanlah Waktu Sebaik-baiknya

**

4. Ukhuwah Bagian dari Takwa

Kemudian Rasulullah Saw. memberikan petunjuk, bahwa hendaknya  kita menjaga takwa kita. Takwa yang tempatnya ada dalam dada kita. Tidak kelihatan. Namun sangat nyata perwujudannya dalam sikap kita sehari-hari.

Hendaknya kita bersikap hati-hati dalam menjaga takwa kita. Sebab takwa itu bisa naik dengan terpeliharanya ukhuwah. Dan bisa turun dengan rusaknya ukhuwah.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 41: Menundukkan Hawa Nafsu Syarat Kesempurnaan Iman

**

5. Awal Permusuhan

Cukuplah seorang muslim itu disebut sebagai orang yang buruk sifatnya, apabila dia merendahkan saudaranya. Karena pada gilirannya, saudaranya pasti akan membalas perbuatan tersebut. Bila keduanya saling membalas, akibatnya akan meruntuhkan persatuan dalam tubuh umat Islam.

Rasulullah Saw. mewanti-wanti kita untuk saling menghargai. Jangan sampai saling merendahkan satu sama lain. Karena dari situlah awal mula permusuhan yang hebat terjadi di antara umat Islam.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 42: Luasnya Pintu Ampunan Allah Swt.

**

6. Hancurnya Ukhuwah

Hendaknya kita bisa menahan diri dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita merugikan kepentingan orang lain.

Apalagi sampai tega mengorbankan kehormatan orang lain.

Lebih-lebih mengambil harta yang bukan milik kita. Baik dengan cara terang-terangan maupun tersembunyi.

Apalagi menghabisi nyawa orang lain. Di mana orang lain itu adalah saudara sesama muslim.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi (1): Niat Menentukan Amal Perbuatan

***

Penutup

Inilah rambu-rambu yang diberikan Nabi Muhammad Saw. kepada kita semua. Hendaknya kita menjauhi berbagai tindakan maupun sikap yang akan merusak ukhuwah Islamiyah.

Demikianlah pembahasan yang bisa kami sampaikan.

Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

Allah a’lam.

_____________________

Bacaan Utama:

Kitab Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam. Imam Ibnu Rajab al-Hambali.

kitab-jami'-ulum-wal-hikam

Untuk menyimak hadits arbain yang lain, silakan klik link berikut ini:

42 Hadits Arbain Nawawiyah

Tags:

2 thoughts on “Hadits Arbain Nawawi (35): Sesama Muslim Adalah Bersaudara

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.