SHOPPING CART

close

Apakah Pancasila Bertentangan dengan Agama Islam

Pertanyaan:

Apakah benar Pancasila tidak bertentangan dengan Islam, Pak?

– Dalam Islam agama yang benar itu cuma satu; hanya islam. Sedangkan dalam Pancasila semua agama adalah benar.

– Dalam Islam hukum tertinggi adalah Al-Quran dan sunnah. Adapun dalam Pancasila hukum tertinggi adalah UUD 1945 dan KUHP.

Mohon izin berikut ini saya kutipkan beberapa artikel:

JAWABAN ATAS SYUBHAT SILA PERTAMA

“KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Di antara kaum muslimin ada yang menjadikan argumentasi sila pertama tersebut di atas sebagai dalil bahwa negeri ini adalah negeri muslim berasaskan tauhid, benarkah demikian?

1. Seseorang disebut sebagai muwahhid jika ia menjadikan Allah saja satu-satunya sebagai Ilah

Dalilnya begitu banyak diantaranya:

Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, (Q.S. Al Ikhlas : 1)

Adapun sila pertama di atas adalah bentuk monotheisme yang sungguh berbeda dengan tauhid karena tauhid secara definitive menjadikan Allah sebagai satu-satunya ilah. Sedangkan monotheisme tidak, ia menyadarkan ketuhanannya kepada siapa saja asalkan jumlah tuhannya satu/esa. Contoh bukankah Fir’aun juga menjadikan dirinya Tuhan satu-satunya yang mengharuskan penduduknya menyembah kepadanya? Maka ini bisa disebut sebagai monotheisme.

Baca pula:  Inilah Hukum Membaca Sumpah Calon PNS Atau ASN

2. Pidato Soekarno berikut ini mempertegas argumentasi di atas:

“Prinsip yang kelima hendaknya: Menyusun Indonesia Merdeka dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip Ketuhanan! Bukan saja bangsa Indonesia bertuhan, tetapi masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan. Tuhannya sendiri.

“Yang Kristen menyembah Tuhan menurut petunjuk Isa al Masih. Yang Islam bertuhan menurut petunjuk Nabi Muhamad Saw. Orang Budha menjalankan ibadatnya menurut kitab- kitab yang ada padanya. Tetapi marilah kita semuanya ber-Tuhan.

“Hendaknya Negara Indonesia ialah negara yang tiap-tiap orangnya dapat menyembah Tuhannya dengan cara yang leluasa. Segenap rakyat hendaknya “ber-Tuhan secara kebudayaan”, yakni dengan tiada “egoisme-agama”.

Perhatikan statement nyeleneh Soekarno pada kalimat yang bertanda kutip. Untuk lebih memperjelas apa maksud sila ketuhanan tersebut yakni “ber-Tuhan secara kebudayaan”

3. KH. Firdaus AN salah seorang saksi sejarah menulis dalam bukunya

Dosa-dosa Politik Orde Lama dan Orde Baru sbb:

“Ketuhanan adalah kata imbuhan dengan awalan “ke” dan akhiran “an.” Kata yang seperti itu ada dua arti.

Pertama, berarti menderita. Seperti kedinginan ,menderita dingin; kepanasan, menderita panas. Kehausan, menderita haus, dan sebagainya. Kedua, berarti banyak. Ketumbuhan, banyak yang tumbuh, seperti penyakit campak atau cacar yang tumbuh di badan seseorang. Kepulauan, banyak pulau; Ketuhanan, berarti banyak Tuhan.

“Jadi kata Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Contradictio in Terminis (Pertentangan dalam tubuh kata-kata itu sendiri). Mana mungkin banyak Tuhan disebut yang maha esa. Dalam bahasa Arab, itu disebut “Tanaqudh” (pertentangan awal dan akhir). Logika ini jelas tidak sehat, bertentangan dengan kaidah ilmu bahasa.

“Jelaslah, kata Ketuhanan itu syirik. Dan kalau yang dituju itu memang Tauhid, maka rumusannya yang tepat adalah Pengabdian kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa. Padahal Presiden Soeharto sendiri menegaskan: “Jangan masukkan nilai dari paham lain (Islam, Pen.) ke dalam Pancasila” (Kompas, 21 Mei 1991).

***

Jawaban:

Baik, Pak…

Memang terdapat jurang pemisah yang sangat dalam dan lebar, antara idealisme dan realita…

Selain yang jenengan sampaikan itu, juga ada yang berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan itu sejatinya merupakan tonggak dimulainya penjajahan yang lebih canggih dan dahsyat…

Ditambah dengan berbagai isu tentang sejarah Pancasila. Sehingga terjadi pemberontakan Daulah Islamiyah atau Tentara Islam Indonesia…

Itulah sejarah kita, Pak…

Nah, sekarang bagaimana sikap kita?

Apakah kita masih mau melanjutkan pertarungan ideologi itu?

Inggih monggo saya tidak pernah melarang siapapun bersikap demikian…

Saya sudah memutuskan untuk menghargai dan menghormati pilihan orang lain. Seekstrim dan seradikal apapun pilihan orang lain itu.

Karena menurut saya, hal itu merupakan sikap pribadi yang tidak boleh diganggu gugat.

Demikian inggih.

Tags:

0 thoughts on “Apakah Pancasila Bertentangan dengan Agama Islam

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.