SHOPPING CART

close

HADITS HASAN: Pengertian, Contoh, Status dan Perbandingan

Selain hadits shahih dan hadits dha’if, ada istilah lain yang tidak kalah populernya, yaitu: hadits hasan. Berikut ini sedikit penjelasan tentang hadits hasan, terutama yang berkaitan dengan definisi dan kedudukannya.

Pengertian hadits hasan

Hasan secara bahasa artinya bagus atau baik.

Hadits hasan adalah hadits yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Tidak ada perawinya yang dituduh berlaku dusta.
  • Tidak mengandung syadz.
  • Diriwayatkan lebih dari satu jalur.

Bila kita perhatikan definisi hadits shahih dan hadits dha’if, seharusnya hadits hasan ini masuk ke dalam hadits dha’if.

Coba sekali lagi kita perhatikan definisi hadits shahih dan hadits dha’if berikut ini:

“Hadits shahih: hadits yang memenuhi seluruh syarat sebagai hadits shahih.”

“Hadits dha’if: hadits yang kehilangan salah satu atau lebih dari syarat-syarat hadits shahih.”

Berdasarkan definisi itu, seharusnya setiap hadits yang tidak memenuhi satu saja syarat hadits shahih, maka hadits itu masuk ke dalam hadits dha’if, termasuk yang berkaitan dengan kuatnya hafalan perawi. Bahwa setiap hadits yang perawinya tidak dhabith seharusnya masuk ke dalam hadits dha’if.

Hadits hasan itu memenuhi seluruh syarat hadits shahih, kecuali syarat ketiga yang berkaitan dengan kekuatan hafalan perawi tidak disebutkan.

Hanya saja hadits hasan ini memiliki satu keistimewaan: harus diriwayatkan lebih dari dua jalur. Di mana syarat ini tidak diharuskan untuk hadits shahih.

Baca pula:

Hadits Shahih: Pengertian, Contoh dan Kedudukan

***

Contoh Hadits Hasan

 

***

Perbedaan hadits shahih, dha’if dan hasan

Berdasarkan definisi ketiga macam hadits di atas, maka:

  • Apabila sebuah hadits memenuhi seluruh kriteria hadits shahih, maka hadits itu disebut sebagai shahih.
  • Apabila sebuah hadits memenuhi seluruh kriteria hadits shahih, namun ada perawi yang kurang kuat hafalannya, tapi ada hadits semisal yang diriwayatkan melalui jalur yang lain, maka hadits itu disebut sebagai hasan.
  • Bila sebuah hadits memenuhi seluruh kriteria hadits shahih, namun ada perawi yang kurang kuat hafalannya, sementara tidak ada hadits semisal yang diriwayatkan melalui jalur yang lain, maka hadits itu disebut sebagai dha’if.

Maka ada tiga keadaan yang perlu kita perhatikan:

  • Bila memenuhi seluruh kriteria hadits shahih, termasuk seluruh perawi kuat hafalannya, meskipun tidak ada hadits semisal yang diriwayatkan melalui jalur yang lain: hadits shahih.
  • Bila memenuhi seluruh kriteria hadits shahih, namun ada perawi yang kurang kuat hafalannya, tapi ada hadits semisal yang diriwayatkan melalui jalur yang lain: hadits hasan.
  • Apabila memenuhi seluruh kriteria hadits shahih, namun ada perawi yang kurang kuat hafalannya, dan tidak ada hadits semisal yang diriwayatkan melalui jalur yang lain: hadits dha’if.

Kedudukan hadits hasan

Kedudukan hadits hasan ini sama dengan hadits shahih. Sama-sama bisa digunakan sebagai dasar atau dalil beramal. Bisa digunakan untuk penetapan hukum: halal, haram, wajib, dan seterusnya.

Dengan demikian, fungsi hadits hasan itu sama persis dengan hadits shahih.

Lalu apa gunanya kita membedakan hadits shahih dan hadits hasan?

Hal ini sebenarnya hanya berkaitan dengan sejarah. Bahwa pada mulanya, para ulama hadits hanya membagi hadits ahad itu berdasarkan kualitasnya jadi dua, yaitu: hadits shahih dan hadits dha’if.

Lalu datang Imam Tirmidzi, rahimahullah. Semoga Allah merahmatinya.

Beliau memperhatikan bahwa ternyata banyak hadits yang sebenarnya tidak memenuhi syarat sebagai hadits shahih, namun kenyataannya para ulama menilainya sebagai hadits shahih. Beliau perhatikan, ternyata hadits-hadits itu memiliki kesamaan pada kondisi perawinya yang kurang kuat hafalannya.

Dari sinilah kemudian beliau mengajukan istilah baru, yaitu: hadits hasan.

Dan para ulama pun menyetujuinya. Sejak itulah istilah tersebut digunakan sampai sekarang, hingga lebih dari 1.200 tahun lamanya.

Sebagai sedikit tambahan catatan, bahwa Imam Tirmidzi merupakan murid Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dua imam besar di bidang hadits yang sangat masyhur.

__________________

Sumber bacaan:

Kitab Mabahits fi Ulumil Hadits, Syeikh Manna’ al-Qatthan, rahimahullah.

Tags:

2 thoughts on “HADITS HASAN: Pengertian, Contoh, Status dan Perbandingan

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.