SHOPPING CART

close

Hutang untuk Pribadi dan Untuk Membantu Orang Lain

Orang punya hutang itu tidak salah. Hutang hanya akan menjadi masalah, ketika orang yang punya hutang itu tidak mampu membayar.

Dan masalah akan semakin serius, apabila yang berpiutang (orang yang menghutangi) memaksa untuk mengambil piutangnya.

Urusan hutang-piutang merupakan salah satu masalah yang rumit.

Allah Swt. menurunkan ayat hutang-piutang itu menjadi sebuah ayat yang paling panjang dalam al-Qur’an. Mungkin sebagai isyarat. Bahwa urusan hutang-piutang itu memang panjang urusannya.

Baca Juga:

Jangan Bikin Hutang Baru Buat Bayar Hutang Lama

***

Hukum berhutang

Berhutang itu sebisa mungkin hendaknya kita hindari, kecuali kita sanggup dan tahu caranya membayar.

Karena hutang itu akan menjadi beban pikiran di malam hari, dan membuat kita susah menegakkan kepala di siang hari. Terutama ketika bertemu dengan orang yang memberikan hutangan.

Karena hutang juga bisa menjadi gaya hidup. Biasanya karena tidak tahan dengan keadaan yang sekarang. Tidak tahan dengan kesusahan. Lalu ada jalan pintas untuk menyelesaikannya dengan cara berhutang.

Sekali dua kali, dan selanjutnya kita harus berhati-hati. Karena bisa menjadi kebiasaan, alias gaya hidup. Padahal yang namanya rezeki itu tidak pasti. Kadang banyak, namun juga sering sedikit. Kadang cepat datang, namun biasanya terasa begitu lama. Sementara waktu pembayaran hutang itu berjalan dengan demikian pasti.

Baca pula:

Inilah Tips Mudah Bagaimana Menagih Hutang

***

Berhutang untuk menolong orang lain

Ada dua macam orang yang berhutang. Pertama, orang yang berhutang untuk kepentingan pribadi.

Kedua, orang yang berhutang untuk menolong orang lain.

Pada waktu masih kuliah dulu, saya memiliki seorang teman senior yang luar biasa. Dia suka memberikan pinjaman uang kepada teman-temannya.

Sampai ketika uangnya habis. Lalu masih ada teman yang datang ingin pinjam uang padanya. Teman yang mulia ini datang ke rumah saya. Dia pinjam uang pada saya, supaya dia bisa memberikan hutangan kepada temannya tersebut. Sungguh luar biasa.

Awalnya saya kaget. Saya tahu dia cukup kaya, atau menurut ukuran saya dia itu sangat kaya. Ngapain dia pinjang uang ke saya. Dan sekarang saya tidak heran, bila teman tersebut telah menjadi seorang pimpinan pesantren yang cukup besar dan elit di kampung halamannya. Mungkin berkah dari sifat mulianya itu.

***

Penutup

Orang berhutang untuk kepentingan pribadi inilah yang sebisa mungkin kita hindari. Adapun orang berhutang untuk menolong orang lain, maka inilah yang sangat dianjurkan. Bukan pada berhutangnya, tapi pada perbuatan menolongnya itu.

Allahu a’lam.

_____________

Bacaan:

Artikel Nazharah al-Islam fil-Maal. Prof. Dr. al-Husain bin Muhammad Syawath dan Dr. Abdul Haq Humaisy.

Tags:

0 thoughts on “Hutang untuk Pribadi dan Untuk Membantu Orang Lain

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.