SHOPPING CART

close

Sejarah Pemeliharaan al-Qur’an: Penulisan, Pembukuan, dll.

مَرَاحِلُ تَدْوِيْنِ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ 

Marahil Tadwin al-Qur’an al-Karim

Sejarah Pembukuan al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang terakhir. Di mana setelah al-Qur’an Allah Swt. tidak akan menurunkan kitab lagi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bila Allah Swt. hendak menjaga kesucian al-Qur’an. Adapun Taurat, Zabur maupun Injil. Ketiganya merupakan kitab suci sebelum al-Qur’an. Di mana ketiganya memang tidak hendak dijaga kesuciannya. Karena masih ada kitab-kitab setelahnya.

Allah Swt. berfirman:

اِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَاِنَّا لَهٗ لَحٰفِظُوْنَ

Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.

(QS. Al-Hijr: 9)

Sebagaimana dijelaskan oleh para ulama. Bahwa dalam ayat itu digunakan kata nahnu (kami). Hal ini menunjukkan, bahwa Allah Swt. melibatkan banyak makhluknya untuk pekerjaan ini. Yaitu:

  • Malaikat Jibril alahis salam
  • Nabi Muhammad Saw.
  • para shahabat radhiyallahu ‘anhum
  • kaum muslimin hingga hari kiamat.

Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan beberapa penjelasan secara singkat mengenai sejarah pemeliharaan al-Qur’an. Sejak masa Nabi Muhammad Saw., masa shahabat, hingga sekarang. Semoga Allah Swt. melimpahkan kemudahan kepada kita semua.

Baca Juga:

Tafsir dan Takwil: Pengertian, Contoh dan Perbedaan

***

A. Tradisi Umat Islam: Talaqqi dan Menghafal al-Qur’an 

Sebagaimana kita pahami. Bahwa Rasulullah Saw. menerima al-Qur’an secara langsung dari Jibril alahis salam. Lalu Rasulullah Saw. menyampaikannya secara langsung kepada para shahabat. Setelah itu para shahabat menyampaikannya secara langsung pula kepada para murid masing-masing. Demikian dan seterusnya hingga hari ini, bahkan sampai hari kiamat. Inilah yang disebut dengan talaqqi.

Setiap menerima wahyu dari Jibril alaihis salam. Rasulullah Saw. pun segera menghafalnya. Sebagaimana para shahabat juga menghafal al-Qur’an sesuai dengan kemampuannya. Demikian pula murid-murid dari para shahabat itu pun berusaha menghafalnya dengan baik. Sehingga tradisi menghafal ini pun terus berlanjut sampai sekarang. Di mana hal ini menunjukkan keutamaan menghafal al-Qur’an.

Sehingga tidak heran. Rasulullah Saw. pun banyak menjelaskan keutamaan menghafal al-Qur’an. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Orang yang paling berhak menjadi imam dalam shalat

Orang yang paling berhak menjadi imam shalat adalah orang yang paling banyak hafalan al-Qur’an. Rasulullah Saw. bersabda:

يَؤُمُّ الْقَوْمَ أَقْرَؤُهُمْ لِكِتَابِ اللهِ

“Orang yang paling berhak menjadi imam adalah orang yang paling banyak hafalan al-Qurannya.”

(HR. Muslim)

Baca Juga:

MUHKAM-MUTASYABIH: Pengertian, Contoh dan Hikmah

**

2. Menghafal al-Qur’an lebih mulia dari seluruh perhiasan dunia

Marilah kita perhatikan hadits berikut ini:

عن عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يَقُولُ : خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا وَنَحْنُ فِي الصُّفَّةِ , فَقَالَ : أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ إِلَى بُطْحَانَ أَوْ الْعَقِيقِ فَيَأْتِيَ كُلَّ يَوْمٍ بِنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ زَهْرَاوَيْنِ فَيَأْخُذَهُمَا فِي غَيْرِ إِثْمٍ وَلَا قَطْعِ رَحِمٍ ؟ قَالَ : قُلْنَا : كُلُّنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ يُحِبُّ ذَلِكَ . قَالَ : فَلَأَنْ يَغْدُوَ أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَتَعَلَّمَ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلَاثٌ خَيْرٌ مِنْ ثَلَاثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنْ الْإِبِلِ

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir Al-Jahni, dia berkata, “Rasulullah Saw. menemui kami ketika kami sedang berada di serambi masjid. Beliau bertanya, ‘Siapakah di antara kalian yang mau pergi ke Buthhan dan ‘Aqiq untuk mengambil dua onta yang besar dan gemuk tanpa melakukan dosa dan tanpa memutuskan hubungan kekerabatan?’ Para sahabat menjawab, ‘Kami semua (bersedia), wahai Rasulullah. Beliau bersabda, ‘Bila salah seorang diantara kalian setiap hari pergi ke masjid untuk mempelajari dua ayat al-Quran, itu lebih baik baginya daripada dua onta. Bila tiga ayat, maka (lebih baik daripada) tiga onta. Demikian seterusnya sesuai dengan jumlah ayat dan onta itu.’”

(HR. Ahmad)

**

3. Memperoleh mahkota kehormatan di hari kiamat

Rasulullah Saw. bersabda:

يَجِيءُ الْقُرْآنُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَيَقُولُ : يَا رَبِّ حَلِّهِ . فَيُلْبَسُ تَاجَ الْكَرَامَةِ , ثُمَّ يَقُولُ : يَا رَبِّ زِدْهُ . فَيُلْبَسُ حُلَّةَ الْكَرَامَةِ , ثُمَّ يَقُولُ : يَا رَبِّ ارْضَ عَنْهُ . فَيَرْضَى عَنْهُ فَيُقَالُ لَهُ : اقْرَأْ وَارْقَ وَتُزَادُ بِكُلِّ آيَةٍ حَسَنَةً

“Pada hari kiamat nanti al-Quran menghadap Allah kemudian al-Quran memohon, “Ya Allah, berilah dia (orang yang hafal al-Quran) perhiasan.” Maka orang itu diberikan mahkota kehormatan. Kemudian al-Quran memohon lagi, “Ya Allah, tambahkanlah.” Maka orang itu pun diberikan perhiasan kehormatan. Lalu al-Quran memohon lagi, “Ya Allah, ridhailah dia.” Maka Allah pun ridha padanya, dan diperintahkan pada orang itu, “Baca dan naiklah. Engkau akan memperoleh satu nilai tambah kebaikan bagi setiap ayat.” (HR. Tirmidzi)

Baca Juga: 

Nuzulul Qur’an: Pengertian, Tahapan Turun dan Hikmah

***

B. Perintah Menuliskan al-Qur’an 

Banyak hadits yang menunjukkan perintah Rasulullah Saw. kepada para shahabat untuk menuliskan al-Qur’an. Dan pada kenyataannya Rasulullah Saw. memiliki beberapa juru tulis yang di antara tugas utamanya adalah menuliskan al-Qur’an.

1. Perintah Rasulullah Saw. untuk menuliskan al-Qur’an

Berikut ini beberapa hadits di mana Rasulullah Saw. memberikan perintah secara langsung kepada para shahabat untuk menuliskan ayat-ayat al-Qur’an:

**

2. Nama-nama juru tulis al-Qur’an pada masa Rasulullah Saw.

Berikut ini nama-nama shahabat yang menjadi juru tulis al-Qur’an:

a. Utsman bin ‘Affan 

Namanya: Utsman bin ‘Affan bin Abi Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhu.

Beliau salah shahabat yang awal masuk Islam. Yaitu dengan perantaraan Abu Bakar. Beliau dibawa menghadap Rasulullah Saw. untuk menyatakan diri masuk Islam.

Selain memiliki hubungan kekerabatan dengan Rasulllah Saw. Beliau juga merupakan salah seorang menantu Rasulullah Saw. Pertama, dinikahkan dengan Ruqayyah. Setelah Ruqayyah wafat, Utsman dinikahkan dengan Ummu Kultsum.

b. Ali bin Abi Thalib 

Namanya: Ali bin Abi Thalib bin Abdul Mutthalib radhiyallahu ‘anhu.

Beliau salah seorang yang awal masuk Islam sejak kanak-kanak. Buah dakwah Rasulullah Saw. secara langsung. Di mana beliau tumbuh dalam keluarga Rasulullah Saw. dan Khadijah radhiyallahu ‘anha.

Salah seorang sepupu Rasulullah Saw. Sekaligus salah seorang menantu Rasulullah Saw. Yaitu dinikahkan dengan Fathimah az-Zahra radhiyallahu ‘anha.

c. Ubay bin Ka’b 

Namanya: Ubay bin Ka’b bin Qais bin ‘Abid. Beliau adalah penduduk asli Madinah. Shahabat yang pertama kali menuliskan al-Qur’an di Madinah. Juga salah seorang ahli Qiraat. Setiap kali turun ayat, maka Rasulullah Saw. memanggilnya untuk menuliskan al-Qur’an. Bila Ubay bin Ka’b sedang menyelesaikan pekerjaan lain, maka barulah dipanggil Zaid bin Tsabit menggantikan tugas menuliskan al-Qur’an.

d. Abdullah bin Mas’ud 
e. Abdullah bin ‘Abbas 
f. Zaid bin Tsabit 

Namanya: Zaid bin Tsabit bin adh-Dhahhak.

Beliau penduduk asli Madinah. Dari Bani Najjar.

Beliau merupakan salah satu shahabat yang banyak melaksanakan penulisan al-Qur’an di hadapan Rasulullah Saw. Karena inilah aktivitas utamanya selama bersama Rasulullah Saw.

Sehingga kita tidak heran. Pada akhirnya Zaid bin Tsabit merupakan sosok yang dipilih oleh Abu Bakar maupun Utsman bin Affan untuk melaksanakan pembukuan al-Qur’an. Sebagaimana nanti kami jelaskan.

g. Muawiyah bin Abi Sufyan 

Namanya: Muawiyah bin Abi Sufyan.

Ayahnya, yaitu Abu Sufyan. Ketika sudah masuk Islam pada Fathu Makkah. Mengajukan permohonan kepada Rasulullah Saw. untuk menjadikan putranya ini sebagai salah seorang penulis al-Qur’an. Dan Rasulullah Saw. pun mengabulkannya.

**

3. Alat tulis al-Qur’an pada masa Rasulullah Saw.

Jenis alat tulis yang biasa digunakan oleh para shahabat menulis al-Qur’an. Tentu sesuai dengan perkembangan zaman pada saat itu. Yaitu:

a. Pangkal pelepah kurma

b. Kulit binatang

c. Tulang kambing atau unta

d. Pelana kuda atau unta

e. Lempengan batu

كرنافة
Pangkal pelepah kurma menjadi alat tulis al-Qur’an. Sumber gambar: twitter.com

Baca Juga: 

MAKKIYAH-MADANIYAH: Pengertian, Ciri-ciri, Contoh & Urgensi

***

C. Pembukuan al-Qur’an 

 

 

Baca Juga: 

QIRA’AT: Pengertian, Contoh, Pengaruh Tafsir

***

D. Pemeliharaan al-Qur’an 

 

Baca Juga: 

Nasikh-Mansukh: Pengertian, Contoh, Macam-macam dan Hikmah

***

Penutup

Demikian sedikit penjelasan mengenai sejarah al-Qur’an yang mencakup: penulisan, pembukuan dan pemeliharaan. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

Bila ada tambahan keterangan atau pertanyaan, kami persilakan untuk disampaikan pada kolom komentar. Terima kasih.

Allahu a’lam.

___________________________

Bacaan Utama:

– Buku Nafahat min ‘Ulumil-Qur’an. Syeikh Muhammad Ma’bad.

Nafahat-min-ulumil-quran

– Atikel Awwalu Man Katabal-Qur’an. Sundus Abu Muhammad.

Tags:

0 thoughts on “Sejarah Pemeliharaan al-Qur’an: Penulisan, Pembukuan, dll.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.