SHOPPING CART

close

Hadits Arbain Nawawi 21: Perintah Istiqamah dengan Syahadat

Orang beriman belum tentu bisa istiqamah. Karena iman sendiri bisa naik dan turun. Iman naik karena ketaatan, dan turun karena perbuatan maksiat.

Oleh karena itu, apabila kita ingin iman jadi istiqamah, maka amal kebajikan pun kita lakukan dengan istiqamah. Perbuatan maksiat hendaknya kita jauhi dan hindari secara istiqamah pula.

Selanjutnya marilah kita perhatikan hadits berikut ini baik-baik. Semoga Allah berkenan membukakan pintu hikmah dan hidayah-Nya bagi kita semua.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 20: Malu Sebagian dari Iman

***

A. Teks Hadits Arbain Nawawi (21)

:عَنْ أَبِيْ عَمْروٍ، وَقِيْلَ أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ

.قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ

.قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ

 .رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 22: Masuk Surga dengan Amalan Yang Wajib

***

B. Terjemah Hadits Arbain Nawawi (21)

Dari Abu ‘Amr (ada yang menyebut Abu ‘Amrah) Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqofi radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

Saya berkata, “Wahai Rasulullah, katakan kepada saya tentang Islam, sebuah perkataan yang  tidak  akan saya tanyakan kepada seorang pun selainmu.”

Beliau bersabda, “Ucapkan: Aku beriman kepada Allah. Lalu pegang teguh (ucapanmu itu).”

(HR. Muslim).

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 23: Amalan-amalan Istimewa dalam Islam

***

C. Penjelasan Hadits Arbain Nawawi (21)

Selanjutnya berikut ini beberapa catatan dan keterangan berkaitan dengan hadits di atas:

1. Pengertian Istiqamah

Secara bahasa istiqamah itu maknanya berdekatan dengan mustaqim. Artinya lurus, tidak bengkok. Jalan yang lurus berarti jalan yang paling pendek dan langsung kepada tujuan. Tidak berbelok-belok dan berputar-putar. Kalau sekarang kita menyebutnya: jalan tol.

Secara istilah, istiqamah artinya: sikap dan amal yang kita lakukan secara kontinyu dan berkelanjutan. Tidak berkurang, tidak putus-nyambung, apalagi berhenti sama sekali.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 24: Kasih Sayang Allah kepada Umat Manusia

**

2. Bagaimana Cara Istiqamah

Seseorang bisa istiqamah tentu tidak bisa langsung jadi. Ada beberapa hal supaya kita bisa istiqamah dalam keimanan dan amal saleh, di antaranya:

a. Jaga niat dalam beramal 

Orang melakukan suatu pekerjaan pasti ada niat dan tujuannya. Secara naluriah sebagai orang awam niat yang dituju dalam beramal itu bersifat duniawi dan jangka pendek. Seperti memperoleh pujian dan keuntungan materi.

Orang kalau niatnya beramal bersifat duniawi, dipastikan tidak ada istiqamah. Karena keuntungan materi itu kadang bisa didapat, namun sering pula meleset. Hal ini tentu membawa pengaruh kepada semangat dalam beramal. Sehingga tidak mampu istiqamah.

Oleh sebab itu, kita beramal sudah sepantasnya untuk menjaga dan meluruskan niat. Yaitu semata-mata mengharapkan ridha Allah Swt. Keuntungan secara materi itu tidak perlu diniatkan, pasti kita dapatkan. Asal caranya benar mengikuti sunnatullah atau hukum alam.

b. Pahami makna syahadat dengan baik

Sebagai orang Islam sudah selayaknya kita memahami makna syahadat dengan baik. Namun kenyataannya tidak sedikit orang Islam yang tidak paham makna syahadat. Jangankan makna yang mendalam, artinya saja dia tidak paham.

Nah, di antara cara menjaga amal yang istiqamah adalah dengan memahami makna syahadat dengan baik. Kemudian kita hayati maknanya dalam kehidupan sehari-hari. Inilah alasan mengapa kita diwajibkan shalat lima waktu, dan ada bacaan syahadat dalam duduk tahiyat awal maupun akhir.

Asyahadu alla ilaha illah, artinya: Saya bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah.

Maknanya:

Pertama, kita meyakini bahwa semua yang selain Allah adalah makhluk yang juga sama-sama memiliki kewajiban untuk menyembah Allah. Baik yang besar maupun kecil. Yang tertangkap oleh panca indera maupun tidak. Semua adalah lemah dan tak berdaya dalam arti yang sebenar-benarnya.

Kedua, kita meniatkan setiap amal kebajikan adalah semata-mata untuk menyenangkan Allah. Sekaligus dalam berbuat kebajikan itu kita mengikuti cara-cara yang telah ditentukan oleh Allah. Artinya, tidak boleh melakukan kebajikan dengan cara yang salah. Misalnya: membantu orang miskin dengan cara merampok orang kaya.

c. Perbanyak tilawah

Al-Qur’an adalah sumber hidayah yang paling utama. Ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari hasil penelitian juga penting, karena akan semakin menguatkan pemahaman kita kepada ayat-ayat al-Qur’an. Namun jangan sampai kita lepas dari al-Qur’an itu sendiri.

Bacaan ayat-ayat al-Qur’an memberikan pengaruh yang tidak bisa digantikan oleh bacaan dan sarana apapun yang dibuat oleh manusia. Baik yang berupa kata-kata bijak dan puitis, musik-musik yang halus dan menyentuh, maupun aneka-ragam meditasi buatan manusia.

Dengan memperbanyak al-Qur’an ini, maka Allah akan melunakkan hati kita, bahkan menyembukan jiwa serta pikiran yang sakit dan bermasalah.

d. Tingkatkan kualitas ibadah secara bertahap

Orang beribadah itu sama dengan orang yang naik tangga. Tidak bisa langsung banyak dan bagus. Namun harus melalui tahapan-tahapan yang dilakukan secara intens dan terarah.

Orang yang memaksanakan diri langsung berbuat banyak dan berat tidak akan bisa istiqamah. Karena hidup ini ibaratnya kita mengikuti kegiatan lari maraton. Kita harus banyak berlatih dalam mengatur energi dan stamina. Tidak boleh asal lari, apalagi dilakukan secara tergesa-gesa.

Misalnya dalam hal shalat sunnah, malam pertama shalat tahajud dua rakaat dahulu. Nanti kalau sudah bisa istiqamah selama seminggu atau dua minggu, baru ditambah jadi empat rakaat. Demikian pula shalat dhuha dan shalat rawatib. Hal yang sama juga berlaku bagi kegiatan tilawah al-Qur’an, sedekah, puasa sunnah dan lain-lain.

e. Banyak bergaul dengan orang saleh

Teman akrab sangat kuat pengaruhnya dalam membangun pola pikir maupun pola kehidupan kita secara umum. Oleh karena itu, hendaknya kita pilih-pilih dalam pergaulan. Kita boleh berteman dengan siapa saja, namun harus seletif dalam pergaulan yang akrab.

Dalam setiap komunitas selalu ada aturan bersama yang harus dipatuhi oleh setiap anggotanya, meskipun aturan tersebut tidak tertulis. Seperti kebiasaan cara berkomunikasi, pilihan kata-kata, model pakaian dan lain-lain.

Komunitas yang baik akan mendorong kita untuk semakin baik. Yang pada gilirannya kita pun akan mendorong orang lain untuk menjadi lebih baik. Namun komunitas yang buruk akan mendorong setiap anggotanya untuk semakin buruk.

f. Perbanyak doa dan dzikir

Doa dan dzikir merupakan dua senjata tidak boleh lepas dari diri kita untuk melawan semua pengaruh buruk, baik yang berasal dari diri sendiri maupun pihak lain. Karena pada dasarnya setiap manusia adalah lemah. Kita hanya bisa menjadi kuat berkat pertolongan dari Allah semata.

Selain ibadah yang diperintahkan, doa dan dzikir juga merupakan tanda kedekatan diri kita kepada Allah. Dan Allah senang kepada hamba-Nya yang banyak doa dan dzikir yan dia panjatkan sepanjang waktu, baik di malam maupun siang. Buan semata-mata karena ada kebutuhan yang dimohon dan diimpikan. Namun sebagai bentuk kerinduan kepada Allah Swt.

Baca Juga:

Hadits Arbain Nawawi 25: Indahnya Bersaing dalam Kebajikan

***

Penutup

Demikianlah beberapa catatan dan keterangan yang bisa kami sampaikan. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.

Allahu a’lam.

_____________________

Bacaan Utama:

Kitab Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam. Imam Ibnu Rajab al-Hambali.

hadits-arbain-terjemah-2

Untuk menyimak hadits arbain yang lain, silakan klik link berikut ini:

42 Hadits Arbain Nawawiyah

Tags:

0 thoughts on “Hadits Arbain Nawawi 21: Perintah Istiqamah dengan Syahadat

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.